Melongok Rumah Kos 2x1 Meter di Johar Baru

Rumah yang dijadikan tempat kos dengan kamar ukuran 2x1 meter yang dikenal sebagai ‘kos-kosan peti mati’ akhirnya disegel Pemkot Jakpus
Kos-kosan yang terletak di Jalan Rawa Selatan V, Johar Baru, Jakarta, disegel Pemerintah Kota pada Selasa, 3 September 2019. (Foto: Tagar/Rommy Yudhistira)

Jakarta - Suatu sore di kawasan Jalan Percetakan Negara 2, Jakarta Pusat, suara keras Bajaj mengiringi kepadatan lalu lalang kendaraan bemotor. Di sebelah kiri jalan di antara deretan pengemudi ojek yang mangkal menunggu penumpang, berdiri Kantor Lurah Kampung Rawa. Saat itu pegawainya sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan tempat di mana mereka biasanya melayani masyarakat. 

Sekitar 500 meter ke arah utara akan terlihat gapura berwarna biru dengan tulisan "Kampung Tahu Tempe, Rawa Selatan, RW 4, Kelurahan Kampung Rawa." 

Tak jauh dari lokasi terpasang spanduk berwarna merah yang tertulis dengan huruf kapital "BANGUNAN INI DISEGEL" yang diletakan di atas dan bagian bawah hunian yang belakangan diketahui dijadikan tempat kos-kosan.Kos-kosan 2x1Kos-kosan 2x1 yang disegel oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta. (Foto: Tagar/Rommy Yudhistira)

Bukan tanpa sebab bangunan itu disegel pada Selasa, 3 September 2019. Satu unit rumah berlantai tiga di Jalan Rawa Selatan V No 14 RT 18/RW 4, yang viral di media sosial, dijadikan tempat kos. Kamar yang dijadikan tempat kos berukuran 2 x 1 meter persegi yang disebut-sebut sebagai 'kos-kosan peti mati'. Pemerintah Kota Jakarta Pusat akhirnya menutup kos-kosan itu.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, saat meninjau lokasi bangunan tersebut mengatakan bahwa kos-kosan itu tidak mengantongi izin usaha. "Tidak ada izin usaha, untuk izin mendirikan bangunan lagi kita cek. Jika tidak ada, maka akan ditutup," ujarnya pada Senin, 2 September 2019.

Lebih lanjut, Irwandi menilai rumah kos yang bergaya ala Taiwan itu tidak layak huni. 

Ini kos-kosan tidak manusiawi

"Ini katanya kos-kosan bergaya ala Taiwan. Tapi di Taiwan tidak seperti ini juga. Ini kos-kosan tidak manusiawi," tuturnya.

Setibanya di depan pagar hitam yang menjulang tinggi, terdapat sedikit celah yang terlihat di antara pagar tersebut, ternyata penghalang besi itu hanya dikunci dengan lilitan berbahan plastik yang memutar di gagangnya. 

Di dalamnya banyak barang yang belum dibuang, sepertinya bekas dari penghuni kos yang dahulu. Di samping kiri belakang pagar, tersedia rak sepatu berwarna putih dan tempat menaruh helm yang di atasnya berjejer pakaian yang sedang dijemur.

Kos-kosan 2x1Kos-kosan yang terletak di Jalan Rawa Selatan V, Johar Baru, Jakarta, disegel Pemerintah Kota pada Selasa, 3 September 2019. (Foto: Tagar/Rommy Yudhistira)

Di lantai dua terdapat satu jendela berwarna cokelat yang terutup rapat, di puncaknya tampak seperti kotak besi dengan tinggi sekitar 2 meter, yang jika diperhatikan bangunan itu menjadi lebih menjulang daripada rumah yang ada di sebelah kanan dan kirinya.

Memasuki pukul 17.00, jalan depan Kantor Pos Rawa Selatan jadi tempat bermain anak-anak yang berlari-lari di antara kendaraan yang melintas. Di sisi lain, kos-kosan yang sudah ada sejak 2017 itu masih belum juga menunjukkan tanda-tanda ada penghuninya.

Tagar berupaya menemui pemilik rumah kos, tapi tidak diberi izin oleh penjaga yang ada di dalam.

"Penghuninya sudah tidak ada, sudah pergi semua, di sini cuma ada saya dan satu tukang bersih-bersih. Pemiliknya juga enggak ada, pergi ke luar kota," kata Rahmat, penjaga rumah kos itu. 

Rahmat juga enggan memberitahu siapa yang punya usaha tersebut dengan alasan untuk menjaga privasi pemiliknya.

Kos-kosan 3Lalu lalang kendaraan yang meilntas di Jalan Rawa Selatan V, Johar Baru, Jakarta. (Foto: Tagar/Rommy Yudhistira)

Kos Murah

Bagi warga sekitar kawasan Johar Baru memang dikenal sebagai tempat untuk mencari hunian tempat kos bagi warga pendatang.

"Di sini memang banyak kos-kosan, sering kok yang cari tempat kos di wilayah sini, kebanyakan dari mereka dapat informasi kosan di sini dari browsing terus info-info yang ada di media sosial, karena murah jadi banyak yang cari" kata Didin, seorang warga di sana.

Pria berusia 35 tahun itu mengungkapkan keputusan Pemkot menyegel tempat tersebut sangat tidak tepat.

Banyak yang kos di rumah itu, salah satu adalah teman Didin, driver ojek online. Didin mengaku pernah ke dalam bangunan itu. Kira-kira ada 60 kamar, di atas dan di bawah. "Pas tahu tempat ini ditutup saya kaget, karena memang setahu saya kosan ini yang paling murah, banyak yang tertolong, seharusnya jangan langsung ditutup," ujar Didin.

Cukup dengan merogoh kocek sekitar Rp 300-400 ribu seseorang sudah bisa menempati satu ruangan selama satu bulan. 

Di wilayah Johar Baru sendiri memang banyak dibangun lokasi tempat usaha kos-kosan, untuk wilayah Jalan Rawa Selatan V saja ada lima tempat serupa. "Tapi, yang seperti ini ya cuma di sini saja," kata Didin lagi. Perbulan sewaanya sekitar Rp 300 - 400 ribu, bahkan, menurut Didin pernah dia dengar bisa bayar harian. "Per harinya Rp 50 ribu, sudah ada AC, stop kontak, dan tempat tidur," katanya.

Dia juga tidak keberatan jika bangunan ini dibuka kembali, karena sejauh ini dia menilai yang kos di rumah tersebut tidak pernah bermasalah dan ramah terhadap warga sekitar.

"Penghuni kosnya baik-baik kok, saya sering ngobrol dengan mereka sambil ngopi di warung depan situ," ujar Didin sambil menunjuk ke sebuah warung kopi. Di dalam rumah yang kos ada cewek dan ada pula cowon. Menurut Didin, tidak ada masalah yang kos dengan warga. Didin justru menceritakan kejadian di dekat Percetakan Negara ketika yang ngekos ada masalah sama warga. "Nah, untuk yang di sini enggak pernah macem-macem jadi warga sini menerima dengan baik," katanya.

Dia baru mengetahui kalau tempat ini ditutup setelah ramai diperbincangkan di jagad maya. 

Awalnya Didin melihat di Facebook, ada yang upload foto kamar di kosan itu. Terus viral. Nah, selang tiga hari setelah viral Wakil Wali Kota Jakpus datang. Ramai  warga kaget, "Kirain ada yang tertangkap narkoba atau ada razia apa gitu, ehh... enggak tahunya mau disegel tempatnya, sayang banget yaa, tapi mau gimana lagi," kata Didin sembari membayangkan kejadian itu.

Kos-kosan 2x1 Johar BaruBangunan lantai tiga dengan 60 kamar di dalamnya menjadi perbicangan hangat di media sosial. (Foto: Tagar/Rommy Yudhistira)

Karena sulit menemukan tempat tinggal sementara yang murah, banyak pencari kos ingin mencari tempat kos yang memiliki konsep berbeda. 

Rata-rata yang kos di sini (rumah yang disegel-red.) penghasilannya kecil, jauh di bawah UMR (upah minimum regional Jakarta Rp 3,9 juta), pekerja serabutan, tukang ojek online, dan mahasiswa. "Tapi, kebanyakan juga pada betah, soalnya memang ini tempat dipakai untuk tidur saja, karena mereka kebanyakan mengahabiskan waktu di luar," tutur Didin.

Harga yang ditawarkan rumah yang disegel itu pun berbeda dengan usaha sejenis yang ada di dekat lokasi tersebut.

Di sini banyak tempat kos, tarifnya Rp 1 juta ke atas. Ini tempat paling murah di antara yang lain, "Jadi seharunya jangan ditutup, mungkin sebaiknya dirapikan atau dibuat lebih baik lagi," kata Didin seraya menaiki motornya tampak ingin bergegas pergi.

Menurut informasi dari warga sekitar nama pemilik kosan tersebut adalah Sunang Kori. Namun, mereka tidak mengetahui di mana tempat tinggal pemilik rumah itu.

Jalan Rawa Selatan VJalan Rawa Selatan V menuju ke arah Percetakan Negara 2, Jakarta Pusat. (Foto: Tagar/Rommy Yudhistira)

Sleep Box

Jenis usaha seperti ini tidak hanya ada di Indonesia saja, rumah kos yang berbentuk sleep box ini ternyata sudah ada di beberapa negara seperti Hong Kong, Jepang, Taiwan, bahkan di Indonesia sendiri ada jenis bangunan yang memiliki konsep serupa seperti MM Capsule Hostel Medan, Tab Capsule Hotel Surabaya, Whiz Capsule Grand Bromo, The Packer Lodge Yogyakarta, QB Sleep Capsule Hotel Bali, dan Inap Capsul Hostel Bandung.

Setelah ditelusuri di beberapa situs penyedia layanan penginapan, terdapat salah satu hotel kapsul yang berada di Jakarta. Terletak di Cikini Raya Nomor 60Z, Capsule Hotel Batavia menyediakan konsep tempat tinggal serupa dengan fasilitas seperti kamar tidur, lampu tidur, dan meja lipat. Tarifnya Rp 150 ribu per malam. []

Berita terkait
Rumah Kos Pelaku Penyerangan di Surabaya Digeledah
Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah kos IM, 30 tahun di Jalan Sidoserma IV Gang 1, Surabaya, Sabtu 17 Agustus 2019.
Razia Rumah Kos, Polisi Temukan Pasangan Sekamar di Gowa
Polres Gowa razia rumah kos, tiga pasangan ini berduaan dalam kamar saat bulan puasa. Ini yang dilakukannya.
Disinyalir Tempat Mesum dan Pesta Narkoba, Rumah Kost Dirazia
Penghuni sebagian besar tidak bisa menunjukkan surat resmi, petugas menemukan sejumlah pasangan kumpul kebo, dan kamar kost diisi dua wanita beserta seorang lelaki.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.