Jakarta - Psikiater Nova Riyanti Yusuf menuturkan konten media sosial merupakan faktor terbesar pemicu depresi pada kalangan anak usia remaja.
"Yang menjadi faktor pemicu depresi pada anak usia SMP dan SMA paling tinggi adalah media sosial, kedua prestasi dan ketiga bullying verbal," kata Nova, dalam acara "Summarecon Expo 2020" di Mal Summarecon Bekasi, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Minggu, 8 Maret 2020.
Lebih lanjut, Nova menjelaskan faktor pemicu depresi remaja itu berdasarkan hasil penelitian terhadap 1.387 remaja usia SMP dan SMA pada 2016.
"Hasilnya 30 persen punya potensi depresi. Sedangkan 19,8 persen berisiko punya ide untuk bunuh diri," katanya.
Psikiater yang juga seorang penulis dan mantan Anggota DPR 2014-2019 itu kembali melakukan penelitian serupa pada 2018 terhadap 980 responden.
Alhasil, angka depresi tetap tinggi, tapi dengan tingkat keinginan bunuh diri yang relatif menurun dari tahun 2016.
"Hasilnya 68 persen berisiko depresi dan 13,8 persen punya ide bunuh diri," ujar Nova.
Inisiator Undang-Undang Kesehatan Jiwa itu berpesan agar orang tua bisa cepat tanggap melihat gejala depresi pada anak untuk mengantisipasi perilaku yang tidak wajar.
Psikiater itu mengatakan indikator depresi pada remaja bisa dipantau melalui perolehan nilai sekolah yang tiba-tiba jeblok. Selain itu, remaja yang dilanda depresi juga kerap melupakan hobinya dan cenderung lebih menutup diri.
"Biasanya kalau dia punya makanan favorit, tiba-tiba menjadi tidak suka atau emosi dan suka marah-marah. Itu indikatornya," kata Nova.
Apabila gejala itu terlihat, segera berkonsultasi kepada dokter sebelum terlambat dan kasusnya semakin berat.
"Saya pernah menangani kasus kondisi sudah berat, pasien mulai berhalusinasi dapat bisikan untuk menyakiti diri hingga bunuh diri," katanya.
Nova juga mengusulkan agar di sekolah ada buku penilaian tentang kesehatan psikis anak.
"Jadi semua kalangan ikut mengawasi faktor kekurangan dan kelebihan anak," katanya. []