Medah: Catat, Saya Lawan Keputusan DPP Partai Golkar

Bakal calon gubernur NTT yang juga Ketua DPD Partai Golkar Provinsi NTT Ibrahim Agustinus Medah menyatakan siap melawan keputusan DPP Partai Golkar.
Ibrahim Agustinus Medah. (Foto: Ist)

Kupang, (Tagar 23/6/2017) – Bakal calon gubernur NTT yang juga Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ibrahim Agustinus Medah menyatakan siap melawan keputusan DPP Partai Golkar. Dia akan menggelar deklarasi bersama pasangan calon wakil gubernur jika DPP justru memilih lain dan menetapkan Melki Laka Lena sebagai calon gubernur.

“Dalam tempo satu bulan ke depan sejak hari ini, saya siap mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur bersama pasangan saya, dan itu secara pribadi bukan dari Golkar,” kata Medah di Kupang, Jumat (22/6).

Informasi yang berkembang DPP Partai Golkar menetapkan Melki Laka Lena sebagai calon gubernur pada Pilkada NTT dari Partai Golkar. Medah yang juga anggota DPD RI meyakini akan mendapat pintu dari gabungan partai politik yang akan dijadikannnya sebagai kendaraan menuju Pilgub 2018.

“Saya yakin akan mendapat pintu dan bukan hanya satu pintu tetapi lebih dari satu pintu yang siap dipakai untuk menjadi calon Gubernur NTT,” tegas Ibrahim Medah.

Ketua Golkar NTT tiga periode itu mempersilakan kepada DPP Golkar untuk menetapkan Melki Laka Lena sebagai calon Gubernur dari Partai Golkar dan ia tidak akan tinggal diam. “Catat, saya akan deklarasikan diri dengan pasangan saya dan ini bentuk protes saya terhadap DPP yang selalu menghambat saya dalam setiap pencalonan gubernur NTT,” kata Medah didampingi sejumlah pengurus partai.

Medah mengatakan, sudah berkali-kali dirinya merasa dihalang-halangi oleh DPP Golkar dalam pencalonannya menjadi Gubernur NTT.

Pada Pilgub NTT 2013 yang lalu, dirinya dikalahkan oleh DPP karena dipaksakan untuk berpasangan dengan Melki Laka Lena. “Saya tidak mau kejadian buruk terjadi lagi, dan saya akan lawan. Saya ini Ketua DPD Golkar NTT tetapi setiap ada pesta saya selalu tidak diundang. Terserah DPP mau bilang apa soal sikap saya, saya bekerja untuk Golkar semenjak tahun 1975 hingga saat ini,” tandasnya.

Dia mengatakan, meski sebelumnya seluruh Ketua DPD II Golkar se-NTT mengusung dirinya sebagai calon tunggal dari Partai Golkar, namun beberapa waktu lalu, DPP Golkar mengeluarkan delapan nama kandidat calon gubernur untuk di survey.

Soal survey, Medah mengatakan, jika survey yang dilakukan atas rekomendasi DPP Golkar itu objektif maka hasilnya akan diketahui siapa yang lebih tinggi elektabilitasnya. “Apakah Melki Laka Lena yang didukung oleh DPP, atau ulahnya dia sendiri. Sekalipun kita kasih kesempatan 20 tahun kepada Melki Laka Lena, hasil surveynya tidak akan melebihi saya,” kata Medah.

Medah mengatakan, sudah puluhan tahun bekerja untuk Golkar dan sudah memimpin di semua level sampai hari ini. “Prestasi saya kalau dibandingkan dengan Melki Laka Lena tidak ada apa-apanya, dari sisi mana dia bisa melampaui saya. Sehingga kalau surveynya obyektif dan riil maka saya yakin saya yang unggul,” tanda Medah. (yps/ant)

Berita terkait