Maya Angelou, Penyair Legendaris, Aktivis Hak Sipil Penyandang Cacat

Penyandang cacat dari semua latar belakang bisa menjadi salah satu yang berprestasi tertinggi di dunia.
Maya Angelou lahir 4 April 1928, wafat 28 Mei 2014. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 4/4/2018) - Maya Angelou seorang penyair, penulis memoar, juga aktivis hak sipil penyandang cacat.

Ia lahir di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Ketika berusia tiga tahun, orangtuanya bercerai, ia dan saudara lelakinya kemudian tinggal bersama neneknya di Stamps, Arkansas.

Saat berusia delapan tahun, Angelou diperkosa oleh pacar ibunya. Ia menceritakan apa yang terjadi, pamannya menendang pelakunya sampai mati.

"Saya pikir, suara saya yang membunuhnya. Saya membunuh orang itu, karena saya memberi tahu namanya," kata Angelou.

[caption id="attachment_53205" align="alignnone" width="712"] (Google Doodle Rabu 4 April 2018 merayakan ulang tahun ke-90 Maya Angelou)[/caption]

Karena takut dengan kekuatan lidahnya sendiri, Angelou menjadi bisu selama lima tahun ke depan.

Angelou memiliki mutisme selektif, gangguan kecemasan yang menyebabkan seorang anak tidak bisa berbicara karena trauma fisik dan psikologis yang dialami.

(Baca juga: Nazia Hassan, ‘Sweetheart’ Berhati Emas, Putri Diananya-nya Pakistan)

Rentang lima tahun dalam kebisuan, keterampilan mendengarkan, mengamati, dan menghapalnya meningkat dan kecintaannya pada buku berkembang. Ini membantunya kemudian ketika ia mulai bekerja dan menjadi sukses dalam kariernya.

Setelah pindah ke San Francisco bersama ibu dan saudara laki-lakinya pada tahun 1940, Angelou mengambil pelajaran menari, dan akhirnya mengikuti audisi untuk teater profesional.

Namun, rencananya ditangguhkan ketika ia memiliki seorang putra pada usia 16 tahun. Ia pindah ke San Diego, bekerja sebagai pramusaji klub malam, terjerat obat-obatan dan prostitusi, menari di klub strip. Ajaibnya, klub strip justru menyelamatkan kariernya, ia ditemukan di sana oleh kelompok teater. Ia mengikuti audisi untuk tur internasional Porgy dan Bess dan memenangkan peran. Dari tahun 1954 hingga 1955 ia melakukan tur di 22 negara.

Pada 1959 ia pindah ke New York, berteman dengan penulis Harlem terkemuka, dan terlibat dengan gerakan hak-hak sipil. Pada tahun 1961 ia pindah ke Mesir kemudian menuju ke Ghana, di mana kecelakaan mobil melukai putranya. Saat merawat putranya, ia bekerja di African Review, di mana ia tinggal selama beberapa tahun. Tulisan dan pengembangan pribadinya berkembang di bawah kebangkitan kembali budaya Afrika yang sedang berlangsung.

Ketika kembali ke AS, ia mulai menerbitkan otobiografi multivolume-nya, dimulai dengan Saya Mengetahui Mengapa Burung Sangkar Bernyanyi. Empat volume lagi muncul selama dua dekade berikutnya, serta beberapa buku puisi.

Pada tahun 1981 Angelou diangkat sebagai Profesor Studi Amerika di Wake Forest University di Winston-Salem. Ia telah dinominasikan untuk beberapa penghargaan penting dan membaca sebuah puisi yang ditulis untuk acara pelantikan Presiden Clinton.

Google hari ini, Rabu 4 April 2018, merayakan ulang tahunnya ke-90 dengan menampilkan doodle video yang ketika diklik, terdengar puisi indah berjudul 'Still I Rise'. Mereka yang membacakan puisi itu adalah Alicia Keys, America Ferrera, Martina McBride, Guy Johnson, Laverne Cox, dan Oprah Winfrey, juga disertakan rekaman asli suara Maya Angelou sendiri.

Google menulis di lamannya, "Dalam kehidupan yang kaya dengan pengalaman dan cerita, penulis, penyair, penulis memoar, dan aktivis Dr Maya Angelou menyentuh kehidupan jutaan orang di seluruh dunia melalui ajarannya, tulisannya, suaranya, dan tindakannya."

Angelou mempengaruhi generasi masa lalu dan sekarang dengan berbagai karyanya. Ia telah mengajar banyak, khususnya perempuan, tentang kepercayaan diri, merasa nyaman dengan warna kulit, tidak peduli bagaimana latar belakang, hal yang membawa seseorang ke tempat-tempat menakjubkan. Ia benar-benar perempuan yang luar biasa fenomenal, karya-karyanya tetap legendaris dan unik terkait dengan kehidupan sehari-hari laki-laki, perempuan, dan anak-anak di seluruh dunia.

Buku Malcolm Gladwell, David dan Goliath: Underdog, Misfits, dan Art of Battling Giants berfokus pada bagaimana trauma atau hidup dengan disabilitas dapat menyebabkan orang mengembangkan inovasi, kreativitas, dan keterampilan mengatasi yang luar biasa. Angelou memiliki keterampilan seperti itu.

Penyandang cacat dari semua latar belakang bisa menjadi salah satu yang berprestasi tertinggi di dunia. Harriet Tubman memiliki epilepsi, aktris Halle Berry hidup dengan diabetes, pemimpin bisnis dan superstar Shark Tank Daymond John adalah disleksia, dan Stevie Wonder buta. Masing-masing dari mereka, seperti Angelou, adalah teladan positif untuk sukses. (sa)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.