Mau Investasi di Semarang? Jangan Bisnis SPBU

Jumlah SPBU dan agen elpiji di Semarang dinilai sudah jenuh. Karenanya investor disarankan garap bisnis di luar migas.
Operator SPBU melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Dago, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 5 Januari 2020. (Foto: Antara/M Agung Rajasa)

Semarang – Jumlah usaha stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di Kota Semarang dirasa sudah jenuh. Pun demikian dengan jumlah distributor atau agen elpiji. Karenanya pemodal yang ingin berinvestasi di Ibu Kota Jawa Tengah ini disarankan melirik usaha bidang lain.

Wakil Ketua Bidang Pertambangan dan Energi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Semarang Yudiarso Setyawan mengungkapkan SPBU di Semarang saat ini sudah mencapai 66 unit. Sedangkan agen elpiji mencapai 38 unit. Tersebar di 16 kecamatan hingga wilayah perbatasan. 

"Jadi untuk investasi di bidang migas sudah jenuh,” ujar Yudiarso di Semarang, Rabu, 29 Januari 2020. 

Dengan kondisi tersebut, Yudi, sapaan akrabnya, merekomendasikan bisnis di luar migas sebagai sasaran investasi. Sebab jika ada pengusaha yang berniat untuk mendirikan SPBU atau agen elpiji baru, itu akan mengurangi omzet atau pendapatan usaha serupa sekitarnya. 

Jadi untuk investasi di bidang migas sudah jenuh.

Namun demikian Yudi mengaku tidak bisa melarang pemodal jika tetap ingin membangun SPBU di Semarang. Ia pun membeber sejumlah tips terkait pendirian SPBU. Terpenting dan paling mendasar adalah punya tanah atau lahan lebih dahulu. Entah itu beli atau sewa.

Kemudian, dilakukan survei lokasi untuk mengetahui bisa atau tidaknya di atas lahan tersebut didirikan SPBU. “Setelah itu (pengusaha) harus memiliki izin dari pihak pemkot. Izin itu meliputi izin prinsip, izin lingkungan, dan lain-lain. Kalau sudah dapat izin, baru bisa dibangun SPBU,” beber pengusaha yang bernaung di perusahaan multibidang, Sono Group ini. 

Langkah lain yang perlu diperlu diperhatian adalah proses rekrutmen karyawan dan pembangunan SPBU sesuai standard operation procedure) dari pihak Pertamina

Terkait isu subsidi BBM dan elpiji yang tidak tepat sasaran, seperti banyak beredar di media sosial, Yudi menyatakan pihak-pihak terkait di Kota Semarang sudah mengambil langkah strategis. Seperti menarik elpiji subdisi dan diganti nonsubsidi. 

“Pertamina, pemkot, YLKI dan Polrestabes Semarang telah melakukan pengawasan atau monitaring elpiji subisidi dalam bentuk sidak ke restoran dan industri. Tujuannya untuk menjamin subsidi tepat sasaran,” ujarnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Pembangunan SPBU di Pamekasan Ditolak Warga
Warga Palengaan, Pamekasan menolak pembangunan SPBU selain tidak memiliki izin, warga juga tidak pernah menandatangani surat persetujuan bangunan
Wahidin Halim: Kasihan Rakyat Subsidi Elpiji Dicabut
Wahidin Halim menyikapi dicabutnya subsidi gas elpiji, ia mengatakan rakyat kecil akan menjadi korban dari kebijakan ini.
Warga Tegal Keluhkan Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Warga Tegal keluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Dalam tiga hari ini kosong, stok di pangkalan juga habis.