Mau Beli Rumah dengan KPR? Cek Pengeluaran dan Risikonya

Beban cicilan KPR bisa dibilang menyandera fleksibilitas finansial jangka panjang.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Memiliki rumah sendiri mungkin menjadi mimpi setiap orang. Sayangnya, harga properti yang terus naik justru menyulitkan untuk menggapai mimpi tersebut. Tenang, ada beberapa opsi pembelian properti, misalnya bisa menggunakan cash keras dan cash bertahap.

Cash keras adalah opsi pembelian rumah langsung secara tunai, biasanya transaksi paling lambat selesai selama satu bulan setelah kesepakatan. Sedangkan, cash bertahap adalah skema cicilan dalam jangka pendek kepada pengembang. Biasanya, masa cicilan cash bertahap berkisar antara 6 bulan – 24 bulan.

Kedua skema itu membutuhkan modal yang besar. Untuk itu, konsumen yang memiliki modal terbatas lebih memilih skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Tidak sedikit yang memilih opsi yang tenornya hingga 25 tahun ini. Sebelum Anda memutuskan beli rumah dengan KPR, berikut hal yang harus diperhatikan.


Mau beli rumah? cek kondisi keuanganmu

Dalam beli rumah dengan KPR, yang terberat bukanlah untuk bayar uang muka atau mendapatkan persetujuan KPR, tetapi bayar cicilan setelah melakukan komitmen kesepakatan kredit. Beban cicilan KPR itu bisa dibilang menyandera fleksibilitas finansial jangka panjang.

Lalu, kamu juga harus mempersiapkan mitigasi risiko agar bayar cicilan tetap aman, meski ada risiko penurunan penghasilan. Tenor hingga 20 tahun, kamu bisa saja menghadapi beberapa risiko keuangan akibat kondisi ekonomi global.

Misalnya, saat pandemi Covid-19 saat ini, banyak orang yang tidak sanggup bayar cicilan KPR. Untuk itu, kamu harus mempersiapkan strategi yang matang untuk keuangan di masa depan agar cicilan KPR bisa lancar terus.


Biaya uang muka dan beban bunga

Semakin rendah uang muka, berarti pokok pinjaman yang diambil bakal menjadi lebih besar Artinya, beban bunga kredit yang harus dibayarkan juga lebih besar lagi.

Selain uang muka, faktor yang bisa bikin beban bunga kredit KPR makin besar adalah lamanya masa pinjaman da nada juga jika Bank Indonesia sebagai regulator sistem moneter, menaikkan tingkat suku bunga acuannya. Kenaikan suku bunga acuan bakal membuat beban bunga floating rate juga naik.

Biasanya, bank menawarkan promo KPR dengan bunga rendah yang fix selama beberapa tahun saja. Setelah itu, cicilanmu bisa bertambah karena sudah menggunakan bunga kredit floating rate.


Biaya KPR di luar beban bunga

  • Notaris: berfungsi untuk membukukan dan membuat salinan surat-surat yang dibuat di bawah tangan, mencocokkan dokumen fotokopi dengan yang asli, sampai membuat akta terkait pertanahan.
  • Appraisal: untuk menaksir harga properti yang akan kamu beli dengan KPR. Biaya appraisal akan muncul jika kamu membeli rumah dari pihak ketiga atau bukan dari pengembang.
  • Cek Sertifikat: pengecekan sertifikat diperlukan untuk memastikan sertifikat rumah tidak ada catatan sita, blokir, atau lainnya.
  • Akta Jual Beli.
  • BPHTB: pajak melakukan transaksi jual-beli rumah. []

(Vidiana Lihayati)


Baca Juga

Berita terkait
Apa Aja Sih Biaya KPR? Simak Nih Penjelasannya
Jadi, sebenarnya biaya KPR itu mencakup apa saja? Yuk simak rincian biaya KPR selengkapnya di bawah ini!
Ingin Kredit Rumah? Ini Rincian Biaya KPR yang Harus Disiapkan
Rincian biaya KPR rumah bervariasi nilainya, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
3 Tips Lolos Administrasi Syarat KPR Rumah
astikan Anda telah melengkapi daftar dokumen yang dibutuhkan dan tidak ada yang tertinggal.