Masjid Jogokaryan Bentuk Relawan Pemulasaran Corona

Relawan Jogokaryan bekerja sama dengan BNPB untuk melakukan pemulasaran jenazah pasien Covid-19 di Yogyakarta.
Takmir Masjid Jogokaryan, Yogyakarta, Agus Abadi. (Foto: Tagar/Eka Kurniawan)

Yogyakarta - Pengurus Takmir Masjid Jogokaryan, Yogyakarta, membentuk relawan untuk penanganan jenazah warga diduga terinfeksi Covid-19 maupun orang dalam pantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) atau orang tanpa gejala (OTG).

Ketua Takmir Masjid Jogokaryan Agus Abadi mengatakan saat ini relawan sudah sebanyak 35 orang. Mereka siaga selama 24 jam dan dibagi menjadi tiga sif. 

Kami bekerja sama dengan BNPB terkait pemulasaran jenazah, karena sangat langkanya relawan itu.

Awalnya posko relawan pemulasaran jenazah tersebut berada di area kompleks masjid, tepatnya di sebelah timur masjid. Tapi posko itu kemudian dipindahkan ke seberang jalan di depan masjid, sebab lokasi awal dipersiapkan untuk jemaah untuk buka puasa bersama.

"Kami bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) terkait pemulasaran jenazah, karena sangat langkanya relawan itu. BNPB dan takmir Masjid Jogokaryan kemarin sudah melakukan telewicara, membahas tentang bentuk kegiatannya," ujarnya saat ditemui di sekretariat Masjid Jogokaryan, Kamis, 30 April 2020 sore.

Agus menambahkan, dalam telewicara dengan BNPB tersebut, juga disampaikan pelatihan terkait pemulasaran jenazah. "Pelatihannya melalui teleconference kemarin itu. Kita sudah punya peralatan lengkap," ucap dia.

Pihak takmir mengucurkan anggaran sebesar Rp500 ribu per hari untuk para relawan, termasuk untuk penyediaan makanan selama mereka berjaga di posko.

"Sehari ada tiga shift, ada 35 relawan. Takmir mengeluarkan biaya sekitar Rp500 ribu per hari untuk mereka yang stand by, kalau tidak salah per orang Rp20 ribu per hari. Makanan juga disediakan di situ," tutur Agus.

Hingga Kamis, 30 April 2020, relawan tersebut sudah pernah melaksanakan kegiatan pemulasaran, yakni pada jenazah seorang jemaah masjid tinggal di daerah Kotagede, Yogyakarta.

"Kasus yang kita tangani, ada jemaah dari Kotagede yang meninggal, tapi hasil tesnya belum positif. Tapi karena ada gejala, dia meninggal di rumah, kemudian kita yang bergerak. Warga tidak berani untuk memandikan. Kita yang memandikan terus disalatkan," kata Agus.

Selain melakukan pemulasaran jenazah warga yang meninggal di rumah, takmir Masjid Jogokaryan juga siap untuk bekerja sama dengan rumah sakit rujukan Covid-19 jika diminta. Saat ini, untuk sementara pihak relawan dari takmir masjid itu hanya melayani pemulasaran di wilayah Kota Yogyakarta saja.

"Kalau kita diminta kita berani. Selama ini hanya yang meninggal di rumah. Untuk wilayah kota Yogyakarta. Itu bentuk kerelawanan dan kepedulian teman-teman dalam mengatasi pandemi ini. Kita juga jaga-jaga kalau nanti wabahnya meningkat dan petugas kewalahan. Kita sudah siap untuk itu," tuturnya. []

Berita terkait
Cerita Mahasiswa Yogyakarta Ujian Skripsi Online
Bagi mahasiswa di Yogyakarta yang mengikuti ujian skripsi online tidak merasakan ada greget dan ketegangan.
Catatan soal UMKM Terdampak Covid-19 di Yogyakarta
UMKM termasuk sektor paling terdampak pandemi Covid-19. Namun, sektor ini belum banyak mendapat perhatian pemerintah, termasuk di Yogyakarta.
Yogyakarta Luncurkan Buku Saku Panduan Covid-19
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY meluncurkan buku saku Covid-19 yang akan disebarluaskan ke desa/kelurahan.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.