Masjid Agung Al-Falah Jambi, Masjid Seribu Tiang Berkonsep Pendopo Terbuka

Masjid Agung Al-Falah Jambi, masjid seribu tiang berkonsep pendopo terbuka, dirancang tanpa dinding, pintu dan jendela.
Umat muslim berada di dalam Masjid Agung Al-Falah Jambi atau Masjid Seribu Tiang usai menunaikan salat Jumat pertama Ramadan 1439 Hijriah di Jambi, Jumat (18/5/2018). Masjid yang menjadi ikon wisata religi Provinsi Jambi dan diresmikan pemakaiannya pada 1980 oleh Presiden kedua RI Soeharto ini dibuat dengan 232 tiang penyangga atap dan kubah. (Foto: Antara/Wahdi Septiawan)

Jambi, (Tagar 26/5/2018) - Masjid Agung Al-Falah Jambi ini jumlah tiang penyangganya hanya 232 buah, tapi populer dengan sebutan masjid seribu tiang. Desainnya berkonsep ramah, mencerminkan keterbukaan tanpa sekat, seperti pendopo terbuka dengan banyak tiang penyangga dan kubah besar dan menara menjulang.

Keseluruhan bangunan masjid menggunakan material beton bertulang. Dipandang sepintas, jejeran tiang-tiang masjid berwarna putih yang ramping ini memiliki kemiripan dengan tiang-tiang masjid agung kota Roma, Italia yang dibangun jauh lebih belakangan.

Jejeran ratusan tiang di Masjid Al-Falah ini terbagi dua bentuk. Pertama merupakan tiang-tiang langsing bewarna putih dengan tiga sulur ke atas menyangga sekeliling atap masjid sebelah luar. Kedua, bentuk tiang-tiang silinder berbalut tembaga menopang struktur kubah di area tengah bangunan masjid. Penggunaan material tembaga untuk menutup tiang-tiang silinder ini memberikan kesan antik namun megah pada interior masjid Al-Falah.

Masjid Agung Al-Falah JambiMasjid Agung Al-Falah Jambi dengan tiang-tiang silinder berbalut tembaga menopang strtuktur kubah di area tengah bangunan masjid

Dirancang sebagai bangunan terbuka tanpa dinding, pintu dan jendela, benar-benar sejalan dengan nama masjid ini. Al-Falah dalam Bahasa Arab artinya kemenangan, menang bermakna memiliki kebebasan tanpa kungkungan.

Mungkin filosofi itu juga yang menjadi dasar dibangunnya Masjid Al-Falah Jambi ini dengan konsep terbuka. Agar muslim mana pun bebas masuk dan melaksanakan ibadah di masjid ini.

Sementara bagian dalam kubah dihiasi ornamen garis-garis simetris mirip garis-garis lintang dan garis bujur bola bumi. Ring besar di bawah kubah dihiasi lukisan kaligrafi Alquran warna keemasan. Sebuah lampu gantung berukuran sangat besar berbahan tembaga memperindah tampilan ruang di bawah kubah.

Masjid Agung Al-Falah Jambi dibangun pada 1971, selesai pembangunan pada 1980. Desain awal masjd dipertahankan hingga sekarang. Kalaupun ada renovasi hanya penambahan ukiran pada mihrab imam, tanpa merombak bentuk awal masjid. Seperti mengganti pembungkus tiang pada tahun 2008.

Masjid kebanggaan warga Jambi ini berdiri di atas lahan seluas lebih dari 26.890 meter persegi atau lebih dari 2,7 hektar. Bangunan masjid seluas 6.400 meter persegi, mampu menampung sepuluh ribu jamaah sekaligus. (af)

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.