Marlene Dietrich Aktris Negara Jerman Sang Penakluk

Dia adalah bintang Jerman yang paling terkenal, Marlene Dietrich, diva film dan penyanyi, ikon legenda yang gaungnya masih terdengar hingga kini
Marlene Dietrich (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Marlene Dietrich bukanlah bintang yang cemerlang pada masa-masa awal karirnya. Dalam buku biografinya berjudul "Einsame Klasse - Das Leben der Marlene Dietrich", penulis Eva Gesine Baur menggambarkan betapa sulitnya naik kelas menjadi ikon layar. Aktris ini awalnya harus puas dengan peran-peran kecil di atas panggung dan di layar lebar.

Adalah sutradara Josef von Sternberg yang menemukan bakat dan potensi Marlene Dietrich. Ia mengingat kembali pertemuan pertama mereka. Von Sternberg menggambarkan Dietrich sebagai seorang ibu rumah tangga dari Berlin yang tenang dan agak gemuk.

Saat itu Dietrich telah menikah dengan asisten produksi Rudolf Sieber dan melahirkan seorang putri bernama Maria pada tahun 1924. Tapi Dietrich yang dijuluki Pummelchen ini telah membuat von Sternberg begitu terpesona, sehingga sutradara kenamaan ini langsung merekrut ibu berusia 27 tahun itu untuk filmnya yang berjudul “Der blaue Engel”. Film ini sukses dan kemudian menjadi begitu melegenda di jagat sinema hingga di tahun-tahun berikutnya.

Akibatnya, Dietrich menjadi kesayangan penonton Jerman. Gambaran adegan dia duduk dengan posisi menggoda dan kaki disilangkan, sambil berujar “Saya, dari ujung kepala sampai ujung kaki, siap untuk cinta” telah memukau para penonton pria.

Terobsesi dengan kesuksesan penemuannya, von Sternberg punya rencana besar. Dia membawa Marlene Dietrich ke Hollywood. Di sana, von Sternberg merekam film "Morocco" yang juga sukses, bersama Dietrich dan Gary Cooper.

1. Disiplin Tangan Besi

Sutradara itu pun mulai mengatur tampilan tubuh sang aktris. Marlene Dietrich harus menurunkan 15 kilogram berat badannya dengan hanya memakan sup yang membuatnya kelaparan, empat gigi gerahamnya dicabut sehingga wajahnya terlihat menirus, dan si pirang ini pun terlihat kian dingin dan semakin menyendiri.

Disiplin tangan besi ala Prusia diterapkan kepadanya untuk menjaga bentuk tubuhnya. Tapi penderitaan yang dialami Dietrich dianggap sepadan. "Blonde Venus" karya von Sternberg terus mengokohkan Dietrich sebagai mitos impian bagi para pria.

adeganMarlene Dietrich di salah satu adegan film Der blaue Engel tahun 1929 yang melambungkan namanya (Foto: dw.com/id)

Tidak hanya tampil dengan menonjolkan ikon perempuan, di kehidupan malam yang liar di Berlin pada era 1920-an, Marlene Dietrich tahu bagaimana mementaskan dirinya. Sejumlah foto memperlihatkan dirinya mengenakan pakaian pria, termasuk celana, topi, jas. Langkah ini menimbulkan sensasi dan mengguncang Hollywood, tetapi juga mengundang kecurigaan kalangan konservatif.

2. Daftar Panjang Para Kekasih

Ikon kecantikan yang melegenda ini lahir di distrik Schöneberg di Berlin pada 27 Desember 1901 dengan nama lahir Marie Magdalene Dietrich, juga dipanggil Marie Magdalene von Losch. Menurut laman Britannica.com, ayah Marlene Dietrich, yakni Ludwig Dietrich, adalah seorang perwira polisi Kerajaan Prusia yang meninggal ketika Marlene Dietrich masih sangat muda.

Sepeninggal ayahnya, ibunya menikah lagi dengan seorang perwira kavaleri, Edouard von Losch. Marlene belajar di sekolah swasta dan sudah belajar bahasa Inggris dan Prancis sejak usia 12 tahun. Sebagai remaja, dia belajar menjadi pemain biola konser, tetapi ia lebih tertarik ke gemerlap kehidupan malam di Berlin dengan kabaretnya yang terkenal. Ketertarikan ini kemudian membentuk garis hidupnya.

Bersama Josef von Sternberg, ia mengembangkan ikon Femme Fatale di film-film seperti Morocco, Dishonored, Shanghai Express, Blonde Venus. Dietrich pun berhasil menawan banyak hati dan perhatian sejumlah besar figur publik termasuk wartawan dan penulis Ernest Hemingway.

“Bahkan jika dia tidak memiliki apa-apa selain suaranya, dia dapat tetap menghancurkan hati Anda,” tulis Ernest Hemmingway, yang merupakan salah satu dari serangkaian orang yang disebut masuk ke dalam daftar kekasih Marlene Dietrich. Daftar ini tampaknya tidak ada habisnya: Yul Brynner, Jean Gabin, sutradara Ernst Lubitsch, dan aktor Maurice Chevalier konon juga berada dalam daftar itu, juga penyanyi perempuan asal Prancis Edith Piaf.

Dalam film “Morocco" Dietrich menggemparkan publik dengan menunjukkan apa yang mungkin merupakan adegan ciuman penuh gairah pertama antara dua perempuan.

3. Perang Sialan!

Semakin terkenal Dietrich di Hollywood, rezim Nazi semakin tertarik kepada bintang dunia asal Jerman itu. Ketika sang diva dan von Sternberg berpisah jalan pada tahun 1934, Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels mendekatinya.

“Marlene sekarang harus kembali ke tanah air, mengambil peran bersejarahnya sebagai pemimpin industri film Jerman,” tulis Goebbels dalam sebuah artikel. Alih-alih merasa terhormat dan terpanggil, Dietrich justru malah melamar kewarganegaraan Amerika Serikat. Dia bahkan menemani pasukan AS ke garis depan.

Lewat siaran BBC, Marlene Dietrich menyerukan kepada para tentara Jerman: “Para pemuda, jangan korbankan diri kalian. Perang itu menyebalkan! Hitler itu idiot.”

Namun banyak orang Jerman tidak berterima kasih atas perjuangannya melawan rezim Nazi dan menganggapnya sebagai pengkhianat. Tahun 1960 ketika dia datang ke Jerman untuk terakhir kalinya dalam karir barunya sebagai penyanyi.

Sementara para penggemar yang antusias menghujaninya dengan tepuk tangan, sejumlah massa yang tidak begitu simpati kepadanya berkumpul di depan bioskop, mengangkat poster dengan tulisan-tulisan berbunyi: “Pulang sana!” Diva itu juga diludahi di daerah Rheinland.

3. Saya Orang Berlin

Publik Jerman akhirnya dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa Marlene Dietrich hidup menyendiri di Paris selama dua belas tahun terakhir masa hidupnya. Kenyataan ini baru diketahui publik setelah ia dikuburkan di Berlin.

“Saya, syukurlah, orang Berlin” dan akan “selalu menjadi orang Jerman,” tulis Dietrich dalam memoarnya. Maria Magdalena Dietrich istirahat selamanya di sebuah pemakaman kecil Friedenau, Berlin-Schöneberg, di situs kuburan 34/38.

“Hier stehe ich an den Marken meiner Tage - Marlene 1901 – 1992” kata-kata ini terpatri di nisannya, mengingatkan dunia bahwa di sana berbaring tenang seorang diva [ae/a (berbagai sumber)] Laporan tambahan oleh Jochen Kürten/dw.com/id. []

Berita terkait
Apakah Pandemi Akan Tumbangkan Film Blockbuster Hollywood
Kegagalan era film Blockbuster Hollywood selama pandemi virus corona lebih nyata ketimbang kekalahan karena penjahat di layar lebar
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.