Jakarta, (Tagar 5/6/2018) - Anggota DPR RI Markus Nari membantah bahwa dirinya menerima ‘uang panas’ dari keponakan mantan Ketua DPR Irvanto Hendra Pambudi terkait kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik (E-KTP).
“Enggak (terima uang dari Irvanto), buktinya enggak ada ini,” ucap Markus Nari usai dirinya menjalani pemeriksaan penyidik di gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (5/6).
Markus pun mengklaim bahwa dirinya tak mengenal dan belum pernah bertemu dengan Irvanto.
“Saya baru-baru terakhir saja dikasih tahu kalau itu namanya tapi saya enggak kenal kan,” ucap Markus.
Sebelumnya, saat dihadirkan sebagai saksi sidang kasus E-KTP dengan terdakwa Anang Sugiana Sugiarto, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (21/5) lalu, Irvanto mengaku telah memberikan uang sebesar USD 1 juta kepada Markus Nari.
Direktur PT Murakabi Sejahtera itu mengatakan uang tersebut berasal dari Andi Narogong untuk Markus Nari dan Melchias Marcus Mekeng.
Penyerahan uang, kata Irvanto, dilakukan di ruangan Fraksi Golkar, lantai 12 Gedung DPR. Pada saat penyerahan itu, Irvanto menyebut ketika itu turut hadir Setya Novanto, Melchias dan Markus Nari.
Diketahui, dalam proyek pengadaan E-KTP, Politikus Partai Golkar Markus Nari menyandang dua status tersangka. Pertama kasus merintangi proses penyidikan, persidangan dan memberikan keterangan tidak benar pada sidang E-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto. Sementara kedua, sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan E-KTP.
Dalam dakwaan, Markus Nari yang saat itu menjabat sebagai anggota Komisi II DPR dari Partai Golkar diduga menerima sejumlah uang Rp 4 miliar dan USD 13 ribu terkait proyek E-KTP sebesar Rp 5,95 triliun.
Kendati demikian, hingga kini penyidik KPK belum melakukan penahanan atau pun pemeriksaan terkait statusnya terhadap Markus Nari. (sas)
