Mantan Komandan Keberatan Gunakan Istilah Tim Mawar

Chairawan Nusyirwan megatakan keberatan penyebutan Tim Mawar. Sebab, pelaku yang diduga terlibat kericuhan hanya perorangan.
Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen TNI Purnawirawan Chairawan Nusyirwan (tengah) didampingai kuasa hukum Hendriansyah (kanan) di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa 11 Juni 2019. (Foto: Antara/Dyah Dwi)

Jakarta - Mayjen TNI (Purn) Chairawan Nusyirwan megatakan keberatan penyebutan Tim Mawar oleh Majalah Tempo. Sebab, pelaku yang diduga terlibat kericuhan 22 Mei 2019 hanya perorangan.

Chairawan adalah mantan Komandan Tim Mawar Komando Pasukan Khusus (Tim Mawar Kopassus) TNI AD.

"Tim Mawar kan sudah bubar. Itu kan menyudutkan berarti. Tahun 1999 sudah bubar. Kalau pun ada, itu kan personel, anggota. Tidak mungkin satu orang dibilang tim, atau dua orang disebut tim. Tim itu banyak," ujar Chairawan di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, mengutip Antara, Rabu 12 Mei 2019.

Tim Mawar kan sudah bubar. Itu kan menyudutkan berarti

Pendapat dia, apabila hanya satu atau dua orang mantan personel Tim Mawar semestinya tidak disebut sebagai Tim Mawar karena akan bahasa menimbulkan dugaan yang berbeda.

Terkait laporan hari ini yang sedianya direncanakan dilakukan, Selasa 11 Juni 2019, hal itu lantaran pihaknya menunggu terlebih dahulu pengungkapan dalang rencana pembunuhan oleh polisi.

Untuk bukti-bukti yang dibawa, Chairawan masih enggan untuk menyebutkan dan baru akan mengungkap setelah laporan selesai dibuat dan diterima Bareskrim Polri.

"Itu kan teknis, jelas sudah saya cerita, tidak ada umpet-umpetan," ujar dia.

Sebelumnya dia telah mengklaim tidak terlibat dalam kericuhan yang terjadi saat demonstrasi 22 Mei 2019 di depan kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

"Tidak terlibat. Gini ya, orang yang terlibat harus diperiksa dulu baru ditulis, ini belum diperiksa. Seandainya terlibat pun harus diperiksa dulu, ini kan langsung tulis, gimana," ujar dia di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, Selasa 11 Juni 2019.

Menurut dia, saat terjadi kericuhan di depan kantor Bawaslu, dia sedang berada di rumah berbuka bersama keluarga dan menyaksikan peristiwa tersebut melalui layar kaca.

Kendati demikian, dia mengaku mengenal Letkol (Purn) Fauka Noor Farid yang disebut-sebut memiliki peran dalam kericuhan aksi 22 Mei, lantaran dulu merupakan anak buahnya dalam Tim Mawar.

Ketika ditanya komunikasi yang dilakukan dengan Fauka, dia tidak menjawab dengan jelas dan mengatakan melakukan komunikasi dengan siapa saja.

Berita terkait:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.