Mantan Aktivis Filipina Turun Gunung Menentang Ferdinand Marcos Jr.

Mantan aktivis dan keluarga korban mewaspadai peluang kembalinya keluarga sang diktator ke puncak kekuasaan dalam Pilpres mendatang
Mantan aktivis Revolusi 1986 berdemonstrasi menentang pencalonan Ferdinand Marcos Jr. (Foto: dw.com/id)

Manila - Ketika Filipina mengenang 36 tahun kejatuhan Ferdinand Marcos, pada hai Jumat, 25 Februari 2022, mantan aktivis dan keluarga korban mewaspadai peluang kembalinya keluarga sang diktator ke puncak kekuasaan dalam pemilihan presiden Filipina 2022 mendatang.

Kenangan revolusi "People Power” yang menggerakkan jutaan warga Filipina buat menjungkalkan diktator Ferdinand Marcos, 36 tahun silam, menyisakan rasa getir bagi Loretta Rosales. Mantan aktivis itu pernah ditahan dan mengalami penyiksaan di tangan aparat keamanan.

marcos juniorKandidat pilpres Filipina, Ferdinand "Bongbong" Marcos Junior (Foto: dw.com/id)

1 Karena kini roda kembali berputar.

Euforia kebangkitan demokrasi di Asia belakangan banyak memudar oleh tren otoritarianisme yang melanda di banyak negara. Di ujung masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte, mayoritas pemilih di FIlipina diprediksi mendukung putra bekas diktator, Marcos Junior, dalam pemilu kepresidenan, 9 Mei nanti.

Popularitasnya itu "merupakan teka teki yang memuakkan buat saya,” kata Rosales, yang kendati berusia 82 tahun masih aktif mengampanyekan demokrasi. Ketakutan terbesarnya adalah bahwa Marcos Jr. akan berusaha membalikkan sejarah demi membersihkan nama sang ayah.

Rosales termasuk korban pelanggaran HAM yang menandatangani petisi meminta Komisi Pemilihan Umum membatalkan pencalonan Marcos Jr. Selain berstatus mantan terpidana lantaran kasus penggelapan pajak, dia juga memiliki "kelainan moral” dan sebabnya tidak layak mengemban jabatan presiden.

Petisi tersebut akhirnya ditolak. "Sejarah sedang berulang,”kata Rosales. "Ini adalah babak kedua, kekuasaan keluarga Marcos."

demonstran bakar foto marcosDemonstran membakar foto Ferdinand Marcos selama revolusi rakyat pada Februari 1986 (Foto: dw.com/id)

2 Trauma generasi lama

Pada Jumat, 25 Februari 2022, ribuan penduduk berkumpul di Monumen Lakas ng Bayan di Manila yang menjadi pusat demonstrasi anti-Marcos pada Februari 1986. Kebanyakan berasal dari generasi lama yang menjadi saksi kebrutalan rezim Marcos.

Mereka bersumpah akan menghalangi kembalinya keluarga Marcos ke Istana Malacanang. "Tidak lagi, tidak lupa, tidak lagi!” teriak mereka merujuk pada klaim Marcos Jr. bahwa masa kekuasaan ayahnya merupakan "tahun keemasan” bagi Filipina

Para mantan aktivis mengatakan era kediktatoran Marcos sebagai "masa paling gelap dalam sejarah Filipina.” Ribuan orang tercatat menghilang, dibunuh, disiksa atau ditahan tanpa pengadilan, ketika keluarganya menjarahi kas negara.

Salah satunya adalah gaya hidup mewah dan boros oleh bekas ibu negara, Imelda Marcos, yang dikenal memiliki 3.000 pasang sepatu dan koleksi perhiasan mewah.

"Sirkus kebohongan, penipuan dan penghinaan ini harus dihentikan sekarang juga,” tuntut Selda, sebuah organisasi yang mengadvokasi korban pelanggaran HAM di era Marcos.

"Kami tidak pernah melupakan kejahatan tak terhitung oleh rezim Marcos,” tulis mereka dalam sebuah keterangan pers, Jumat, 25 Februari 2022. "Justru saat ini, kami, sebagai penyintas kegelapan rezim Marcos, akan bersama rakyat Filipina dalam perjuangan ini untuk mencegah ambisi Marcos untuk rehabilitasi politik.”

"Kita pernah menjatuhkan mereka dari kekuasaan, dan kita tidak boleh membiarkan mereka kembali. Tidak lagi!” [rzn/ts (ap, afp)]/dw.com/id. []

*diktator (KBBI: kepala pemerintahan yang mempunyai kekuasaan mutlak, biasanya diperoleh melalui kekerasan atau dengan cara yang tidak demokratis)

Upaya Aktivis Filipina Menghalangi Ferdinand Marcos Jr Jadi Presiden

Ferdinand Marcos Junior Calonkan Diri Sebagai Presiden Filipina

Putri Duterte Mungkin Ikut Bertarung di Pilpres Filipina 2022

Manny Pacquiao Siap Bertarung di Pilpres Filipina Tahun 2022

Berita terkait
Pemimpin Gereja Katolik di Filipina Gerakkan Demo Anti-Marcos
Seruan para pemimpin gereja di negara itu yang meminta orang-orang yang beriman mencegah kembalinya pelanggaran era Ferdinand Marcos
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.