Jakarta - Manchester City menolak menyerah dalam perebutan titel Liga Premier Inggris meski sudah tertinggal 14 poin dari pimpinan klasemen Liverpool. Kemenangan 2-1 atas Everton setidaknya menguatkan kepercayaan diri City untuk melanjutkan persaingan dengan Leicester City dan Liverpool.
Perburuan titel Liga Premier kian mengerucut. Liverpool paling berpeluang memenangi trofi juara setelah penantian 30 tahun. Gelar juara itu bakal kian berarti karena The Reds belum pernah memenangi liga sejak berganti nama dari Divisi Satu (First Division) menjadi Liga Premier (Premier League).
Saat ini, Liverpool sudah mengantongi poin 58. Kemenangan 2-0 atas Sheffield United di Stadion Anfield, Jumat 3 Januari 2019 dini hari WIB, mengukuhkan posisinya di puncak klasemen sekaligus melebarkan jarak poin dengan Leicester dan City.
Saat Anda berada jauh dari tim yang berada di peringkat pertama, kndang ada yang menyerah. Tetapi kami sama sekali tidak menyerah
Leicester sendiri berada di peringkat dua dengan poin 45. Sedangkan City yang menduduki peringkat tiga hanya terpaut satu poin dengan The Foxes.
Meski sudah tertinggal 14 poin dengan Liverpool, namun City menolak mengangkat bendera putih. Manajer Pep Guardiola tegaskan City tidak akan menyerah. Status sebagai juara bertahan Liga Premier menjadikan mereka termotivasi untuk mencetak hat-trick raihan titel.
"Saat Anda berada jauh dari tim yang berada di peringkat pertama, kndang ada yang menyerah. Tetapi kami sama sekali tidak menyerah," kata Guardiola.
"Kami bermain luar biasa (melawan Everton). Saya puas dengan penampilan pemain. Ini memang periode yang berat. Namun kami mampu bermain bagus. Poin kami juga tetap dekat dengan Leicester," ujarnya lagi.
Menurut eks pelatih Barcelona ini, City tetap fokus mengejar Liverpool. Selain itu, mereka siap bersaing di Piala FA dan Piala Liga. Di ajang Piala FA, The Citizens menghadapi tim dari Divisi Tiga Port Vale FC di Etihad, Minggu 5 Januari 2020.
"Kami berharap terus melaju. Kami masih bertahan di Piala FA dan Piala Liga. Saat tim lain di empat besar kehilangan poin, maka kemenangan ini sangat berarti bagi kami," ucapnya lagi.
City memang sempat kesulitan mengejar Liverpool dan saat ini tercecer di Liga Premier. Namun pelatih yang juga pernah mengarsiteki Bayern Munich ini tetap menyebut City sebagai tim terbaik di Liga Premier dalam satu dekade ini.
Menurutnya tak ada tim yang memenangi lebih banyak trofi dibandingkan City selama 10 tahun terakhir. Termasuk empat trofi Liga Premier. Bahkan mereka mencetak lebih banyak poin ketimbang gol.
Selama 10 tahun terakhir, City mencetak 818 poin dari 381 pertandingan. Mereka mengungguli rival satu kota, Manchester United, yang hanya mencetak 747 poin dari 380 pertandingan. Pasukan Guardiola juga mencetak 845 gol, unggul 130 gol dari Chelsea dan Liverpool.
Guardiola memastikan City telah bertransformasi menjadi tim yang mapan dan kompetitif. Terbukti, mereka mampu bersaing di liga maupun Eropa. Kini, City rutin bermain di Liga Champions. Hal yang tak pernah dibayangkan pada dua dekade sebelumnya saat mereka hanya menjadi bayang-bayang Man United.
"Menurut saya, kami merupakan tim terbaik di dekade terakhir. Ini berdasarkan pencapaian selama 10 musim terakhir. Jadi, selamat kepada Manchester City," ucapnya.
Hanya, Guardiola belum pernah merasakan trofi Liga Champions sejak meninggalkan Barca. Meski sudah menangani tim-tim besar sekelas Bayern dan City, namun dirinya tak pernah lagi mengangkat trofi kuping besar. Kali ini, Guardiola berharap bisa melakukannya setelah City lolos ke 16 Besar Liga Champions. []