Malino dan Eksistensinya di Masa Pandemi Covid-19

Kabupaten Gowa memiliki segudang objek wisata yang sangat menarik minat wisatawan baik lokal maupun nasional, Malino salah satunya.
Kota Malino Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Gowa - Kabupaten Gowa memiliki segudang objek wisata yang sangat menarik minat wisatawan baik lokal maupun nasional hingga wisatawan mancanegara.

Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan. 72,26 persen diantaranya wilayah pegunungan dan 35,30 persen lainnya adalah dataran dengan kemiringan tanah diatas 40 derajat.

Hal ini membuat Kabupaten Gowa kaya akan destinasi wisata yang mampu memanjakan mata pengunjung.

Bagi wisatawan yang hendak menghirup udara segar dan menikmati suasana pegunungan, Malino bisa menjadi salah satu destinasi wisata pilihan.

Malino, sebuah kelurahan di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dengan suhu berkisar 10 derajat hingga 26 derajat celcius. Malino dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dari Kota Makassar dengan jarak 90 Kilometer.

Saat memasuki Kecamatan Tinggimoncong, sejauh mata memandang pengunjung akan disuguhi pegunungan, lembah, bahkan tebing dengan jalan yang berkelok-kelok. Terlebih saat memasuki kawasan Malino, rasa penasaran pengunjung akan terbayarkan dengan pemandangan Hutan Wisata berupa pinus yang menjulang dan berjejer.

Saat musim hujan tiba, pengunjung diharapkan berhati-hati lantaran kota kecil ini akan diselimuti kabut dengan jarak pandang hanya berkisar 100 meter.

Berdasarkan data, saat ini ada sekitar 15 objek wisata yang sedang diminati para pengunjung. Enam diantaranya, Hutan pinus Malino, Rumah Kurcaci, Lembah Biru, Malino Highland, Kebun Strawberry, Lembah Hijau.

Malino Menuju Wisata Dunia

Kesiapan pemerintah Kecamatan Tinggimoncong dalam menghadapi Malino menuju Pariwisata dunia yakni adalah penataan wilayah Malino dan keseluruhan Kecamatan Tinggimoncong pada umumnya.

MalinoMalino menjadi tempat favorit warga untuk camping di akhir pekan. (Foto: tagar/Rio Anthony)

Camat Tinggimoncong Iis Nurismi saat ditemui menjelaskan, persiapan pemerintah saat ini terpusat pada penataan arus lalu lintas, pengelolaan lahan parkir dan pengelolaan sampah dikawasan wisata.

"Penataan awal kami salah satunya yaitu penataan parkir-parkir di kawasan wisata. Kami bersama Tripika ada perencanaan untuk menata arus lalu lintas yang lebih baik. Dimana biasanya kita melihat saat weekend Sabtu dan Minggu dan pada hari libur Nasional tingkat pegunjung meningkat sehingga menimbulkan kemacetan," tutur Iis Nurismi, Jumat 24 Oktober 2020.

"Penting bagi kami pemerintah kecamatan menerapkan sistem satu arah di titik-titik tertentu. Dimana titik kemacetan terparah itu berada di Kawasan Hutan Pinus Malino. Dan kami saat ini dalam tahap sosialisasi kepada Masyarakat dan pedagang-pedagang sekitarnya termasuk juga pemilik villa-villa di kawasan yang akan dijadikan Sistem Satu Arah," sambungnya.

Menuju Wisata Dunia tentu banyak hal urgent yang pelu dibenahi. Baik dari sarana dan prasarananya. Hal yang perlu diakui jika pengelolaan sampah di kawasan Malino masih minim. Sehingga penting bagi Nurismi dan seluruh jajaran Pemerintah Kecamatan Tinggimoncong membenahi itu.

Penerapannya tentu dengan menghadirkan tempat-tepat sampah di ruang publik. Selain itu hadirnya pula toilet-toilet yang mendukung, juga sarana ibadah yang semakin mudah diakses dan dijangkau oleh para wisatawan.

Meski ditengah pandemi, pengerjaan infrastruktur jalan diruas poros provinsi ini masih tetap dilanjutkan, sehingga tentunya dapat memberi kemudahan akses wisatawan dari segi waktu tempuhnya untuk berkunjung ke Kecamatan Tinggimoncong itu sendiri.

Malino Kota Bunga

Memperkenalkan Malino sebagai Kota Bunga tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah kecamatan. Mengawali hal baru tentu harus dimulai oleh Pemerintah itu sendiri, sehingga menjadi contoh bagi masyarakatnya.

Bunga MalinoKebun bunga di Malino Highland. (Foto: Tagar/Afrilian Cahaya Putri)

Sebut saja penataan di Rumah Jabatan, kantor dan sejumlah instansi di Kecamatan Tinggimoncong. Barulah bisa mengajak seluruh masyarakat untuk menghadirkan bunga-bunga di setiap rumah dan huniannya.

Tagline “Malino Kota Bunga” ke depan tidak menjadi sekadar tagline. Ciri khas Malino adalah Pohon Spathodea. Spathodea yang dapat berbunga selama musim hujan ini dapat ditemukan disepanjang ruas jalan provinsi saat memasuki kawasan wisata.

"Kami baru saja mengetahui ilmu baru katanya ada cara agar Spathodea dapat berbunga empat kali setahun. Yaitu dengan cara diinfus," ujar Nurismi.

Malino juga akan disuplay pohon bunga sakura yang tingginya 1 meter dari Yayasan Kalla. Selain itu pemerintah juga tengah melakukan penyemaian bibit bunga Matahari asal Jepang yang merupakan bantuan dari salah satu tokoh agama di Kecamatan Tinggimoncong.

Malino Dalam Sejarah

Berdasarkan sejumlah referensi, dahulu Malino dijadikan tempat peristirahatan bagi para pegawai pemerintah di tahun 1927. Bahkan Malino semakin popular sejak zaman penjajahan Belanda.

MalinoKota Malino Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Dikisahkan pula, dahulu sebelum muncul nama Malino, rakyat setempat mengenalnya dengan nama kampung Lapparak. Laparrak dalam bahasa Makassar berarti datar, yang berarti pula hanya di tempat itulah yang merupakan daerah datar, di antara gunung-gunung yang berdiri kokoh.

Surganya Sayur dan Buah

Malino menghasilkan buah-buahan dan sayuran khas yang tumbuh di lereng Gunung Bawakaraeng. Tidak hanya itu, berbagai jenis tanaman tropis yang indah, tumbuh dan berkembang di kota kecil yang dingin ini.

MalinoKota Malino surganya sayur dan buah-buahan. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Saat ini sektor pertanian juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19, adanya harga yang kurang stabil. Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah stabilitas harga komoditi.

Untuk menstabilkan itu, harus ada terobosan-terobosan disertai managemen yang baik. Tentu dengan kesepakatan seluruh pihak, begitupun masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani. Adanya suatu inovasi bahwa hasil pertanian itu tidak hanya dijual mentah tapi bisa diolah terlebih dulu.

Sebut saja komoditas Wortel yang cukup melimpah di Kecamatan Tinggimoncong. Dengan menyasar pasar-pasar modern, restoran hingga ciri khas produk Malino yang kaya akan wortel ini dikenal luas. Tidak hanya wortel, Malino kaya akan buah Markisa yang tumbuh subur dilereng-lereng gunung. [] PEN

Berita terkait
Polisi Bubarkan Party Club Motor di Wisata Malino Gowa
Polsek Tinggimoncong, Gowa, membubarkan pesta komunitas motor di Malino. Mereka tidak mengenakan pelindung diri seperti masker dan face shield.
Besok Wisata Malino Gowa Terapkan Sistem Satu Arah
Kawasan Wisata Malino Gowa akan berlakukan sistem satu arah karena akses jalan ke daerah wisata tersebut mengalami kerusakan.
Camping Wisata Malino Gowa, di Tengah Pendemi Covid
Beredarnya video viral pengunjung melakukan camping di kawasan wisata hutan Pinus Malino. Ini kata Kapolsek Tinggimoncong.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.