Malam Munajat 212, Pengamat: Acara Keagamaan, Namun Politis

PAN dan PA 212 saling mendukung satu sama lain dalam Pemilu 2019.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin di Diskusi Publik Indonesia Political Review (IPR) "Debat Perdana, Siapa yang Unggul?" di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (16/1). (Foto: Tagar/ Nuranisa Hamdan Ningsih)

Jakarta, (Tagar 21/2/2019) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Majelis Taklim Sejabodebatek, Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) akan menggelar doa bersama bertajuk Malam Munajat 212 untuk kelancaran Pemilu di Monumen Nasional (Monas) nanti malam.

Salah satu yang diundang dalam acara ini adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Menurut Ketua PA 212, Slamet Ma'rif, Zulkifli sengaja diundang bukan sebagai ketum partai namun sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.

Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, meski memang acara tersebut adalah acara keagaman namun tetap saja bersifat politis.

"Acara keagamaan. Namun bernilai politis. Karena tadi yang diundang salah satunya ketua umum PAN," ujarnya kepada Tagar News, Kamis (21/2).

Menurut Dosen Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini,  seperti telah diketahui, PAN dan PA 212 saling mendukung satu sama lain dalam Pemilu 2019. Bahkan, Slamet Ma'rif menemui langsung dan menyampaikan dukungan terhadap calon legislatif dari PAN.

"Dan kita tahu PAN dan PA 212 sudah bersinergi untuk saling mendukung dalam Pemilu," ungkapnya.

"Maarif dibantu oleh PAN dalam hal bantuan hukumnya. Dan PAN juga dibantu oleh Maarif dalam hal dukungan massa PA 212 untuk memilih PAN," sambungnya.

Kendati bernuansa politis, tetap saja menurutnya acara keagamaan itu masih wajar. "Kita bersyukur jika banyak elemen masyarakat banyak yang mendoakan bangsa ini," terang Ujang.

"Dan itu sah-sah saja dan wajar. Politik itu kan seni untuk saling menguntungkan," tandasnya.

Baca juga: Ketua PA 212 Tersangka, Salah Jokowi Lagi

Berita terkait