Jakarta - Pasukan Taliban yang berhasil meraih kekuasaan itu mengizinkan kaum perempuan untuk mengeyam dunia pendidikan terutama universitas.
Kendati demikian, mereka menghadapi pembatasan ketat soal pakaian dan gerakan mereka.
Situasi terkini pascar perizinan itu, univeristas di kota Kabul, Afghanistan, nyaris kosong pada hari pertama tahun ajaran Afghanistan, seiring para dosen dan mahasiswa dihadapkan pada aturan baru Taliban yang membatasi ruang kelas.
Mahasiswa kami tidak menerima ini dan kami harus menutup universitas.
Taliban menyatakan bahwa kaum perempuan hanya dapat menghadiri kuliah jika mereka mengenakan abaya dan niqab serta dipisahkan dari pria.
"Mahasiswa kami tidak menerima ini dan kami harus menutup universitas," kata Noor Ali Rahmani, direktur Universitas Gharjistan di Kabul, salah satu kampus yang hampir kosong pada Senin, waktu setempat.
"Mahasiswi kami memakai jilbab, bukan niqab," tegasnya.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa, 7 September, Taliban telah menjanjikan aturan yang lebih lunak daripada selama masa kekuasaan pertama mereka dari 1996-2001, ketika kebebasan perempuan di Afghanistan dibatasi secara tajam dan mereka dilarang mengenyam pendidikan tinggi.[]
Baca Juga:
- Pasukan Taliban Tunda Umumkan Pemerintahan Baru
- Semua Wilayah Afghanistan di Bawah Kendali Taliban
- Taliban Klaim PBB Janjikan Bantuan untuk Warga Afghanistan
- Pakistan Dituding Bantu Taliban Gempur Opisisi di Panjshir