Mahasiswa China di Australia Diintimidasi Oleh Beijing

Pemerintah China dan para pendukungnya telah memantau, melecehkan, dan mengintimidasi mahasiswa China prodemokrasi yang tinggal di Australia
Shiyu Bao (tengah) dan teman-teman sekelasnya mahasiswa internasional dari China, bersiap-siap untuk berfoto dengan gaun kelulusan mereka di sekitar kampus University of Sydney di Sydney, Australia, 4 Juli 2020 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Loren Elliott)

Jakarta – Pemerintah China dan para pendukungnya telah memantau, melecehkan, dan mengintimidasi mahasiswa China prodemokrasi yang tinggal di Australia, dan universitas-universitas Australia telah gagal melindungi kebebasan akademik para mahasiswa itu. Hal ini diungkapkan oleh Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan yang diterbitkan 30 Juni 2021.

Ketakutan yang disebabkan oleh intimidasi -termasuk teman sekelas yang melaporkan kegiatan para siswa itu kepada para pejabat China- telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan itu.

Karena takut akan pembalasan terhadap keluarga mereka di China, banyak mahasiswa dan akademisi China di Australia sekarang menyensor perilaku mereka, meskipun berada ribuan kilometer dari Beijing.

Maggie ZhangMaggie Zhang dan Sunny Gu, mahasiswa internasional asal China yang sama-sama menempuh studi Magister Commerce di University of Sydney, berfoto bersama di kampus universitas, selama wabah Covid-19, di Sydney, Australia, 11 Agustus 2020. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS)

“Sungguh memilukan betapa kesepiannya para mahasiswa ini dan betapa rentannya mereka sewaktu berada begitu jauh dari rumah dan merasakan kurangnya perlindungan dari universitas,'' kata Sophie McNeill, peneliti Australia untuk Human Rights Watch dan penulis laporan tersebut.

“Universitas-iniversitas (di Australia) benar-benar khawatir akan pembalasan dari Beijing, sehingga bukannya membahas masalah ini secara terbuka, melainkan menyembunyikannya. Tapi kami pikir, universitas-universitas itu tidak bisa lagi bersikap seperti ini,'' katanya.

Dalam tiga kasus, polisi di China mengunjungi atau meminta untuk bertemu dengan keluarga para mahasiswa itu karena aktivitas para mahasiswa itu di Australia, menurut laporan itu. Laporan itu sendiri ditulis berdasarkan wawancara dengan 24 mahasiswa pro-demokrasi dari China daratan dan Hong Kong, serta 22 akademisi di universitas-universitas Australia.

Pihak berwenang China mengancam akan memenjarakan seorang siswa yang memposting pesan prodemokrasi di Twitter di Australia, dan menyita paspor seorang siswa lainnya yang menyatakan dukungannya untuk demokrasi di depan teman-teman sekelasnya di Australia, seperti yang dilaporkan oleh HRW.

“Kasus-kasus itu telah menyebabkan kekhawatiran khusus di kalangan pelajar China di berbagai penjuru Australia,” kata McNeill.

Semua pelajar yang diwawancarai oleh kelompok HAM itu mengatakan bahwa mereka takut tindakan mereka di Australia dapat mendorong para pejabat China menghukum atau menginterogasi keluarga mereka di China. Karena itu, sebagian besar mengatakan mereka menyensor kata-kata dan aktivitas mereka sendiri di Australia. Lebih dari separuh akademisi yang diwawancarai, yang berasal dari China atau belajar mengenai China, mengatakan bahwa mereka juga secara teratur menyensor diri mereka sendiri ketika berbicara tentang China.

Kedutaan China di Australia menyebut laporan itu “sampah”. “Human Rights Watch telah menjadi alat politik Barat untuk menyerang dan menodai negara-negara berkembang,'' kata kedutaan itu dalam sebuah pernyataan. "Pandangan mereka selalu bias terhadap China.”

Masalah ini sensitif secara finansial dan diplomatik bagi universitas-universitas Australia, yang telah didorong oleh pemerintah untuk membangun kemitraan dengan China dan telah menghasilkan miliaran dolar dalam prosesnya (ab/my)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Mahasiswa Asing yang Bekerja di Australia Tereksploitasi
Mahasiswa asing yang bekerja di Australia sebenarnya tereksploitasi, tapi mengapa mereka tidak melaporkan majikannya?
Mahasiswa Internasional Diprioritaskan Balik ke Australia
Ada permohonan agar mahasiswa internasional lebih diprioritaskan untuk dapat kembali kuliah ke Australia
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.