TAGAR.id, Jakarta - Zakat adalah sebagian harta yang dibayarkan kaum muslim kepada golongan yang berhak menerima sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariat. Zakat termasuk rukun Islam keempat dan menjadi salah satu unsur paling penting dalam menegakkan syariat Islam.
Hukum zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat juga merupakan bentuk ibadah rukun Islam dan telah diatur dengan rinci berdasarkan Alquran dan Sunah.
Zakat terdiri dari dua macam.
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan kaum muslim menjelang hari raya Idul Fitri atau pada bulan Ramadan. Zakat fitrah dapat dibayar dengan setara 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok dari daerah yang bersangkutan. Misalkan makanan pokok di Indonesia adalah nasi, maka yang dapat dijadikan sebagai zakat adalah berupa beras.
2. Zakat Maal
Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis penghasilan memiliki perhitungannya sendiri.
Dalam Undang-Undang (UU) tentang Pengelolaan Zakat Nomor 38 Tahun 1998, pengertian zakat maal adalah bagian dari harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki orang muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
a. Zakat Penghasilan
Jika kita mempunyai penghasilan per bulan, sebaiknya kita mulai memikirkan berapa banyak zakat penghasilan kita. Zakat penghasilan merupakan zakat yang perlu dikeluarkan setiap kita mendapatkan penghasilan yang berupa harta atau uang. Sama dengan zakat maal yang memiliki jangka waktu satu tahun, namun zakat penghasilan juga bisa dikeluarkan per bulan dengan cara dicicil dan dengan perhitungan yang berbeda.
b. Zakat Pertanian
Zakat pertanian tentunya identik dengan hasil pertanian. Berbeda dengan zakat penghasilan, zakat pertanian merupakan zakat yang dikeluarkan seorang petani atau sebuah perusahaan pertanian sesuai dengan cara mengolah pertanian tersebut.
c. Zakat Perniagaan
Zakat perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan dari harta niaga. Sedangkan harta niaga adalah harta atau aset yang diperjualbelikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.
Dengan demikian dalam harta niaga harus ada dua motivasi.
1. Motivasi untuk berbisnis (diperjualbelikan) dan
2. Motivasi mendapatkan keuntungan
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (Q.S Al Baqarah: 267)
Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ رَسُولَ اللهِ كَانَ يَأْمُرُنَا أَنْ نُخْرِجَ الصَّدَقَةَ مِنَ الَّذِي نُعِدُّ لِلْبَيْعِ
“Dari Samurah bin Jundub Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salla memerintahkan kami untuk mengeluarkan sedekah (zakat) dari barang yang kami sediakan untuk perniagaan” [HR. Abu Daud no. 1587, Baihaqi 4/141-147).
Azas Pendekatan Zakat Perniagaan:
- Nishabnya 85 gram emas dan kadar zakatnya 2,5 %
- Acuan perhitungan yang digunakan annual report basis
- Komoditas yang diperdagangkan halal
- Diperhitungkan ”before tax”
- Usaha tersebut telah berjalan selama 1 tahun Hijriyah
- Kadar yang dikeluarkan adalah 2,5 %
- Jika tidak memungkinkan membayar zakat dalam bentuk uang, dapat menggantinya dengan materi lain yang bernilai dan dapat diperjualbelikan kepada pihak lain
- Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan
Perhitungan Zakat:
- (Modal diputar + keuntungan + piutang) – (hutang Jatuh tempo) x 2,5% = Zakat
d. Zakat Hasil Ternak
Dalam sebuah hadis Nabi riwayat al Bukhari dari Abi Zar menunjukkan adanya kewajiban zakat binatang ternak, sebagai berikut:
مامن رجل تكون له ابل أوبقرأوغنم لا يؤ دّى حقّهاإلاّأوتي بهايوم القيامة اعظم ماتكون وأسمنه تطؤه بأخفافهاتنطحه بقرونها كلمّاجازت أخراهاردّت عليه اولاهاحتّى يقض بين النّاس
Dari hadis tersebut di atas, jumhur ulama sepakat bahwa binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah unta, sapi, kerbau dan kambing (dan sejenisnya). (H.R Bukhari)
Ketentuan Zakat Hasil Ternak
- Harta (hewan ternak) yang akan dizakati adalah 100 % milik sendiri, bukan hasil utang atau ada hak orang lain di dalamnya.
- Mencapai haul. Hewan ternak baru boleh dibayar zakatnya jika masa kepemilikan sudah mencapai haul (satu tahun).
- Dirawat dan digembalakan. Maksudnya sengaja diurus sepanjang tahun untuk memperoleh susu, daging, dan hasil pengembangbiakannya.
- Hewan tidak dipakai untuk membajak sawah, mengangkut barang, atau menarik gerobak. Ketentuan ini tertuang dalam sabda Rasul yang artinya: “Tidaklah ada zakat untuk sapi yang digunakan bekerja.” (HR Abu Daud dan Daruqutni)
Nishab dan Kadar
Kambing, Biri-Biri dan Domba
a. Nisab 40 – 120 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat 1 ekor umur 1 tahun
b. Nisab 121- 200 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat 2 ekor
Selanjutnya tiap tambahan 100 ekor, kadar zakatnya tambah 1 ekor umur 1 tahun.
Sapi dan Kerbau
a. Nisab 30 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat, 1 ekor umur 1 tahun
b. Nisab 40 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat, 1 ekor umur 2 tahun
Selanjutnya setiap bertambah 30 ekor zakatnya bertambah 1 ekor umur 1 tahun dan setiap bertambah 40 ekor, zakatnya tambah 1 ekor umur 2 tahun.
Sedangkan ternak lainnya seperti ayam, bebek, burung, ikan, dan lainnya tidak ditetapkan berdasarkan jumlah (ekor) namun skala usaha. []
Baca juga: