Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hanya China yang berhasil menerapkan kebijakan lockdown demi menekan perkembangan virus corona atau Covid-19 di negara Tirai Bambu tersebut.
Luhut mengatakannya saat membahas upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 selama masa mudik Lebaran 2020 melalui kanal YouTube Kemenkomarves, Senin, 31 Maret 2020.
"Kita tidak kenal lockdown, kita kenalnya karantina. Lockdown juga tidak semua tempat berhasil, hanya China yang relatif berhasil," kata Luhut.
Jadi setiap negara itu mencari modelnya masing-masing yang cocok dengan dia.
Menurut Luhut, tiap negara memiliki kebijakan masing-masing yang paling cocok untuk menekan mata rantai perkembangan wabah. Di Indonesia, kata dia, tidak mengenal istilah lockdown melainkan karantina.
"Jadi setiap negara itu mencari modelnya masing-masing yang cocok dengan dia," ujar Luhut.
Atas penilaiannya itu Luhut meminta kepada banyak pihak agar tidak menghakimi terkait kebijakan yang telah dilakukan pemerintah dalam menghadapi wabah corona. "Jadi kita jangan terus buru-buru men-judge, memberikan komentar yang tidak pas,"
Dalam kesempatan itu juga, Luhut mengatakan Indonesia memiliki demografi yang menguntungkan dibanding negara lain dalam siklus perkembangan virus dihadapkan kepada keadaan wilayah.
Luhut menilai iklim di Indonesia pada bulan April 2020 menghasilkan temperatur yang tinggi sehingga menguntungkan negara ini.
"Sebenarnya Indonesia itu diuntungakan dari hasil penelitian dengan temperatur yang tinggi, mulai masuk April ini, terus kemudian immunitiy yang tinggi, itu membuat Covid-19 itu sebenarnya relatif lebih lemah daripada di tempat lain," tutur dia.
Hingga Selasa sore, 31 Maret 2020, pasien positif virus corona menjadi 1.528 orang. Data itu termasuk 81 orang dinyatakan sembuh, serta 136 meninggal dunia.
"Perkembangan tentang kasus yang kita rawat sampai dengan hari ini terdapat penambahan kasus konfirmasi positif yang baru sebanyak 114 kasus, sehingga menjadi 1.528 kasus," kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa, 31 Maret 2020.
Yuri menjelaskan pasien yang dinyatakan sembuh juga mengalami penambahan 6 kasus, sehingga menjadi 81 orang. Sementara, pasien yang meninggal dunia bertambah 14 kasus, total menjadi 136 orang.
"Kasus kematian ini adalah kasus kematian dari penderita konfirmasi positif Covid-19," tutur Yuri. []