LPS Berharap Masyarakat Tak Berinvestasi dengan Dana Pinjaman

Lembaga Pinjaman Simpanan (LPS) juga berharap kepada para investor pemula untuk tidak menggunakan dana utang untuk berinvestasi. Ini ulasannya.
ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa. (Foto: Tagar/Antara)

Jakarta – Literasi menjadi sebuah kunci dalam berinvestasi. Sayangnya, di Indonesia Literasi tersebut masih terbilang rendah. Selain itu, Lembaga Pinjaman Simpanan (LPS) juga berharap kepada para investor pemula untuk tidak menggunakan dana utang untuk berinvestasi.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa juga meminta kepada investor pemula untuk tidak menarik modal pada aplikasi Pinjaman Online (Pinjol) ilegal.

“Sederhananya, kalau punya uang lebih, baru kita investasi. Kita harus sadar dengan kemampuan keuangan kita. Lalu, jangan seluruh penghasilan kita investasikan di satu instrumen," kata Purbaya Yudhi Sadewa dalam keterangannya Kamis, 2 Desember 2021.


Langkah awal adalah dengan memulai investasi dengan jumlah kecil lalu kalau ada yang tidak jelas kita bisa tanyakan kepada perusahaan atau manajer investasi yang bersangkutan.


Purbaya juga mengatakan, bahwa investor pemula perlu mengenali terlebih dahulu mengenai produk ataupun jasa keuangan agar tidak tergiur untuk menanamkan modal berdasarkan dari bujukan atau imbauan belaka.

Selain itu, investor pemula diwajibkan untuk mengetahui risiko dan manfaat dalam berinvestasi agar tidak mudah tergiur untuk berinvestasi dengan produk yang menjanjikan return tinggi dalam waktu yang dekat dan diperlukan juga untuk mengenali hak dan kewajiban sebagai investor dengan cara membaca atau memahami ketentuan yang ada saat ingin membuka rekening investasi.

Menurut Purbaya, kebanyakan masyarakat saat ini yang melakukan investasi di produk saham. Karena, mereka mengikuti saran dari influencer di media sosial yang tidak mempunyai keahlian dalam dunia investasi serta tidak tersertifikasi.

"Prinsip sederhana investasi itu, high risk high return yaitu imbal hasil yang tinggi memiliki risiko yang tinggi. Tentu kita sih inginnya low risk high return atau risiko rendah tapi return besar, sayangnya itu tidak ada," ujar Purbaya.

Purbaya menilai, pentingnya meningkatkan literasi pasar modal karena, jumlah investor di pasar modal meningkat drastis di masa pandemi saat ini. Ia menyampaikan, sebanyak 1,6 juta investor di pasar modal pada tahun 2018. Kemudian, pada bulan Oktober tahun 2021 jumlah investor meningkat drastis, yakni sebanyak 6,75 juta investor.

"Langkah awal adalah dengan memulai investasi dengan jumlah kecil. Lalu, kalau ada yang tidak jelas, kita bisa tanyakan kepada perusahaan atau manajer investasi yang bersangkutan. Usahakan pilih perusahaan yang responsnya bagus terhadap kita," ucap Purbaya.

Selain itu, Purbaya menyampaikan bahwa pihaknya juga terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam memberikan edukasi mengenai literasi keuangan.

(Ranutyas Djati Kusuma)

Berita terkait
Tips Investasi Ala Sandiaga Uno
Bukan hanya sukses sebagai pebisnis, Sandi ternyata juga sukses mendapatkan cuan sebagai investor.
Tips Berinvestasi Reksadana Agar Menguntungkan
Untuk memulai investasi reksadana, maka kita memerlukan persiapan untuk menghindari kerugian.
5 Tips Investasi Saham untuk Pemula Agar tidak Salah Langkah
Seorang investor saham pemula harus mempunyai bekal yang cukup agar mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.