Lonjakan Covid-19 di Jatim Tertinggi Secara Nasional

Lonjakan pasien positif Covid-19 di Jatim tertingi di tingkat nasional. Berdasarkan data Sabtu, ada tambahan positif 167, lebih tinggi dari DKI.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat memberikan keterangan mengenai perkembangan kasus Covid-19 dalam video conference, Sabtu, 16 Mei 2020. (Foto: Tagar|Adi Suprayitno).



Surabaya - Lonjakan pasien positif Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) tertinggi di tingkat nasional. Berdasarkan data Sabtu, 16 Mei 2020, ada tambahan orang yang terkonfirmasi positif mencapai 167. Angka ini merupakan yang tertinggi di skala nasional. DKI Jakarta ada . tambahan 107 pasien positif.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dengan adanya tambahan 167 kasus, total pasien positif Covid-19 di Jawa Timur mencapai  2.088 orang. Dari jumlah itu, yang terbanyak adalah Kota Surabaya  90, Sidoarjo bertambah 45 orang. Kabupaten Pasuruan ada tambahan10 orang, Magetan lima orang dan Kabupaten Probolinggo juga lima orang.

Pasien yang sembuh itu berasal dari Surabaya sebanyak tujuh orang, dan Kabupaten Pasuruan tiga orang

Baca Juga: Gerak Cepat Kapolda Jatim Anggota Terinfeksi Corona 

Selanjutnya Kabupatem Malang ada tambahan dua orang, Kota Probolingo dua. Begitu pula Kabupaten Gresik bertambah dua, Kabupaten Lumajang satu orang, Kabupaten Bojonegoro satu orang, Kota Malang satu, Kota Kediri satu, Kota Pasuruan satu dan Kabupaten Jember ada tambahan satu orang.

"Sebanyak 1.580 orang masih dirawat, 312 orang yang sembuh dan 196 orang yang meninggal dunia," ujar Khofifah  dalam video conference di Surabaya, Sabtu, 16 Mei 2020.

Sementara pasien positif yang terkonversi negatif bertambah 10 orang. Pasien yang sembuh itu berasal dari Surabaya sebanyak tujuh orang, dan Kabupaten Pasuruan tiga orang. "Pasien yang meninggal bertambah sebanyak 11 orang,” kata Khofifah.

Untuk kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) bertambah 197 kasus, sehingga total menjadi 4.822. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.265 orang masih diawasi, lalu 2.103 orang sudah tidak diawasi dan 454 orang lainnya meninggal dunia.

Selanjutnya Orang Dalam Pemantauan (ODP) bertambah sebanyak 116 kasus, sehingga total menjadi 22.613. Dari jumlah itu sebanyak 4.159 orang dipantau, kemudian 18.369 orang sudah tak dipantau dan 85 orang meninggal dunia.

Anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Gerindra, dr. Benjamin Kristianto mendesak agar ada upaya rapid test massal. Mengingat jumlah pasien positif Covid-19 di Jatim terus mengalami lonjakan hingga tembus 2.088 kasus.

“Kalau anggaran terbatas bisa dengan cara setiap keluarga cukup satu orang dipilih yang paling sering keluar rumah. Kalau hasil rapid test positif, baru seluruh keluarga di rapid test,” kata Benjamin.

Benjamin mendorong agar Jatim meniru Provinsi Jabar yakni melakukan screening rapid test massal. Mengingat sebaran Covid-19 di Jabar sudah mulai turun karena sudah menemukan angka konstanta dengan melakukan rapid test secara masif.

Baca Juga: Rapor Merah Khofifah Penanganan Covid-19 di Jatim 

DPRD mendorong Satgas Penanganan Covid-19 agar melakukan rapid test secara massal. Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang perlu di-rapid test.  "Daerah yang bukan menjadi episentrum dan berpotensi tertular juga sangat besar, namun belum dilakukan screening secara masif," ucap Benjamin.[]

Berita terkait
Klaster Pasar Berisiko Penyebaran Covid-19 di Jatim
Gugus Tugas Covid-19 Jatim menemukan 86 orang di Pasar Bojonegoro dan 5 orang di Pasar Simo serta simo Gunung menunjukkan hasil rapid test reaktif.
PUPR Bangun Fasilitas RS Covid-19 di Lamongan Jatim
Dukung penanganan pasien Covid-19, Kementerian PUPR membangun fasilitas ruang observasi dan isolasi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim).
Jelang PSBB, 3 Daerah di Jatim Zero Positif Covid-19
Menjelang pelaksanaan PSBB, tiga kota di Jawa Timur (Jatim) yakni Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo tidak ada penambahan pasien positif Covid-19.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja