Lokasi Penyeberangan Hantu di Pegunungan Mamasa

Ruas jalan di Sala Dingkik, Desa Tampak Kurra, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat dipercaya sebagai lokasi penyeberangan hantu.
Tikungan di ruas jalan Sala Dingkik, Desa Tampak Kurra, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, yang diyakini menjadi titik penyeberangan makhluk halus. (Foto: Tagar/Eka Musriang)

Mamasa – Ruas jalan di Sala Dingkik, Desa Tampak Kurra, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, tampak lengang siang itu, Selasa,13 Oktober 2020. Pengguna jalan yang melintas dapat dihitung dengan jari tangan.

Kondisi ruas jalan tersebut cukup bagus dan halus meski bukan jalanan aspal. Pemandangan di situ pun terlihat indah, khas daerah pegunungan. Beberapa bukit hijau terlihat di sebelah kiri jalan. Petak-petak perkebunan milik warga pun tak jarang ditemui di sepanjang jalan.

Angin siang berembus cukup kencang, mendorong gumpalan-gumpalan awan di langit bergerak cepat. Sesekali angin mengibaskan ujung pakaian pengguna jalan dan menggoyangkan dedaunan di pucuk pohon.

Meski terlihat indah dan menyegarkan mata, pengguna jalan yang melintasi ruas jalan tersebut harus berhati-hati. Selain lebar jalanan yang cukup sempit, jalurnya pun cukup curam, dengan jurang dalam yang menganga di samping kiri dan tebing batu pada sisi kanan.

Jalanan yang mendaki itu menjadi lebih berbahaya karena beberapa tikungan di situ cukup tajam. Tak jarang sepeda motor atau kendaraan pengguna jalan mogok saat mencoba melintasi pendakian. Seperti yang dialami Tagar siang itu.

Penyeberangan Makhluk Halus

Ruas jalan di kawasan Sala Dingkik tersebut bukan hanya dikenal dengan tanjakan dan kelokan curam, tetapi juga angker dan rawan kecelakaan lalu lintas.

Sebagian warga percaya bahwa kecelakaan-kecelakaan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh human error atau kesalahan pengendara dan ketidakmampuan kendaraan mereka untuk menanjak saja. Ada hal mistis yang diyakini turut berperan dalam kecelakaan-kecelakaan itu.

Sejumlah warga meyakini bahwa ada titik tertentu yang menjadi jalur penyeberangan makhluk halus di kawasan itu, yakni tepat pada salah satu tikungan. 

Di titik itulah biasanya terjadi kecelakaan, meski seluruh korban kecelakaan tidak sampai meninggal dunia.

Makhluk halus yang ada di sekitar titik penyeberangan itu pun bukan hanya satu macam. Menurut keterangan warga setempat, wujud mereka ada beberapa macam, dan tak jarang menampakkan diri pada pengguna jalan atau warga.

Waktu penampakan makhluk halus penunggu jalanan dan hutan di tempat itu pun beragam. Ada yang muncul tepat pada tengah malam, dan ada yang menampakkan diri menjelang waktu Subuh.

Beberapa makhluk halus itu berupa sosok manusia berkaki pendek menyerupai kaki ayam berwarna kuning, seekor sapi dengan ukuran yang lebih besar daripada sapi pada umumnya, serta sosok wanita tua berambut putih yang berjalan membungkuk menggunakan tongkat kayu.

"Sudah beberapa kali terjadi kecelakaan baik motor maupun mobil di sini, tetapi tidak pernah memakan korban jiwa,"kata Wiran, seorang warga setempat.

Bahkan, kata Wiran, ada mobil yang terbalik di atas bahu jalan dan menurut pengakuan supirnya, rem mobil tersebut blong, namun supir dan beberapa penumpangnya baik-baik saja.

Wiran menduga si sopir lupa membunyikan klakson saat melintasi titik penyeberangan makhluk halus tersebut.

"Mungkin supirnya lupa bunyikan klakson mobil, sehingga menabrak salah satu mahluk halus yang sedang menyeberang dan terjadilah kecelakaan," ucap Wiran menegaskan.

Wiran dan beberapa warga setempat menyarankan pada pengguna jalan yang melintas untuk membunyikan klakson sebelum tiba pada titik itu, teaptnya sebelum tikungan, agar kecelakaan lalu lintas di situ bisa dihindari.

Penampakan Bermacam Makhluk Halus

Salah satu makhluk halus penunggu tempat itu yang pernah dilihat langsung oleh Wiran adalah sosok perempuan tua bungkuk yang menggunakan tongkat.

Cerita Penyeberangan Hantu di Mamasa (2)Tikungan di ruas jalan Sala Dingkik, Desa Tampak Kurra, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, yang diyakini menjadi titik penyeberangan makhluk halus. (Foto: Tagar/Eka Musriang)

Perempuan itu terlihat menyeberangi jalan poros Mamasa menuju hutan yang ada di sekitar jalan poros tersebut.

Kata Wiran, dia melihat perempuan tua berambut putih itu sekitar pukul 03.30. Sosok itu memang diyakini sering muncul menjelang Subuh.

"Waktu itu, saya lewat sekira pukul 03.30 dan saya melihat sosok wanita tua itu," kata Wiran.

Wiran mengaku sudah menduga bahwa sosok itu bukan manusia. Tapi dia mencoba untuk tidak panik dan tetap tenang agar konsentrasinya tetap terjaga.

Perempuan tua itu, lanjut Wiran, berjalan tertatih di bahu jalan dengan bertumpu pada tongkat yang dipegangnya.

"Rambutnya sudah berwarna putih semua,"katanya.

Sosok lain adalah manusia berkaki pendek menyerupai kaki ayam berwarna kuning. Biasanya makhluk berkaki ayam itu muncul pada malam hari, sekitar pukul 12 malam atau tengah malam.

Sama seperti nenek tua bungkuk berambut putih, makhluk berkaki ayam itu sering terlihat berjalan menyeberangi jalan poros Mamasa menuju hutan yang ada di sekitar situ.

Seorang warga setempat yang bernama Pepatian, Filadelfia, 48 tahun, mengaku belum lama ini dirinya melihat langsung sosok manusia berkaki ayam tersebut.

"Saya pernah melihat sepintas, saat saya lewat di jalan tersebut beberapa hari lalu," kata Pepatian, Filadelfia, saat ditemui Tagar di rumahnya, Selasa 13 Oktober 2020.

Waktu itu, kata Filadelfia, dirinya bersama salah satu anaknya berangkat dari Lakahang, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa Sulbar.

Mereka baru saja pulang berbelanja kebutuhan rumah tangga di Lakahang. Saat melintas di titik tersebut. Tiba-tiba lampu sepeda motornya padam. Tapi beberapa saat kemudian lampunya kembali menyala.

"Setelah di pendakian Sala Dingkik, lampu motor saya sempat padam. Namun, tidak lama kemudian kembali menyala dan di situlah saya melihat sosok itu.”

Filadelfia mengaku sangat ketakutan saat melihat sosok itu. Bukan hanya ketakutan, dia juga merasa luar biasa panik. Terlebih saat itu dia bersama anaknya. Tapi Filadelfia mencoba untuk tetap tenang dan menambah kecepatan sepeda motornya agar segera tiba di rumah.

Dia juga memutuskan untuk tidak menceritakan apa yang dilihatnya kepada sang anak sebelum mereka tiba di rumah.

"Setelah sampai di rumah, baru saya ceritakan. Ternyata, anak saya tidak melihat apa saat itu," kata Filadelfia.

Sementara, seorang warga lain yang bernama Demi, mengaku pernah melihat makhluk halus berbentuk seekor sapi. Tapi ukuran sapi itu jauh lebih besar daripada sapi kebanyakan.

Saat melihat sosok sapi itu, awalnya Demi tidak mengetahui bahwa binatang itu adalah sosok jadi-jadian. Sehingga Demi berjalan mendekatinya.

"Saya pernah melihatnya dan sempat mendekati sapi itu, namun sapi itu terus menjauhi saya," kata Demi. Saat itulah dia mengetahhui bahwa sapi itu bukan merupakan makhluk halus.

Demi mengaku dirinya tidak begitu takut dengan sosok tersebut. Demi justru mengaku penasaran dengan sapi jadi-jadian tersebut dan masih berusaha mencari tahu.

"Saya sangat penasaran waktu itu, makanya saya mencoba mendekat, tapi sapi itu malah lari dan menjauhi saya," katanya. []

Berita terkait
Diculik Hantu Wewe dan Mitos Larangan di Yogyakarta
Sejumlah mitos dan larangan sering disampaikan oleh orang tua pada anaknya di Yogyakarta. Salah satunya adalah dilarang keluar saat Magrib.
Mahasiswi Cantik NTB Petarung Andal di Turnamen PUBG
Seorang mahasiswi Universitas Mataram, NTB, menjadi penggemar permainan PUBG dan sering menjuarai turnamen bersama timnya.
Pompa Hidram di Cranggang Kudus Solusi Krisis Air Bersih
Seorang warga Dukuh Cranggang Kulon, Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, membuat pompa hidram untuk mengatasi krisis air bersih.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.