Lindi TPST Piyungan Bantul Kian Cemari Sumur Warga

Lindi atau air limbah dari TPST Piyungan, Bantul mencemari sumur warga sekitar. Warga sempat memblokir pintu masuk TPST terbesar di Yogyakarta ini.
TPST Piyungan Bantul (Foto: Dok. Tagar)

Bantul - Warga sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan memblokir akses masuk sejak Selasa, 16 September 2020. Aksi penutupan jalan masuk pembuangan sampah terluas di Daerah Istimewa Yogyakarta ini sebagai bentuk protes. 

Pasalnya lindi atau air limbah dari TPST mengalir sampai pemukiman dan mencemari sumur warga. Jumlah rembesan semakin banyak.

Juru Bicara Warga Sekitar TPST Piyungan, Maryono mengatakan warga terpaksa mengadang truk-truk sampah yang akan menurunkan sampah di TPST. "Penutupan kami lakukan sejak pukul 08.00 WIB pagi sampai tuntutan kami dikabulkan," kata Maryono ketika dihubungi pada Jumat 18 September 2020.

Baca Juga:

Namun aksi tersebut, kata Maryono, tidak berlangsung lama. Keesokan harinya jalan telah dibuka kembali oleh warga setelah melakukan mediasi bersama dinas terkait. "Jadi hari besoknya sudah dibuka lagi, itu setelah mediasi ya. Dinas terkait sudah mau menuruti permintaan kami," jelasnya.

Sudah sering dan sudah lama sejak dua tahun lalu, tapi titiknya pindah bukan hanya di satu tempat dan awalnya air rembesan tidak terlalu banyak.

Ia menceritakan bahwa sebenarnya masalah serupa sudah terjadi sejak lama dan tidak ada komunikasi dari dinas terkait dan masalah air limbah yang mencemari sumur warga terus berlanjut.

"Sudah sering dan sudah lama sejak dua tahun lalu, tapi titiknya pindah bukan hanya di satu tempat dan awalnya air rembesan tidak terlalu banyak," jelasnya.

Namun akhir-akhir ini rembesan limbah dari TPST Piyungan semakin deras dan mencemari hampir semua warga di RT 06 Dusun Lengkong, Piyungan, Bantul. Pihaknya meminta pengelola TPST Piyungan memperbaiki saluran limbah sampah agar tidak mencemari pemukiman.

Baca Juga:

Maryono mengungkapkan, tuntutan lainnya soal kebersihan jalan dan lingkungan, fogging, penyiraman sepanjang jalur masuk TPST saat musim kemarau, dan kompensasi yang tidak ada selama 25 tahun ini. 

"Tapi ini sudah kami buka dan dinas terkait juga sudah mempertimbangkan semua tuntutan. Ya ini sudah kami buka tapi kalau perjanjian di mediasi diacuhkan lagi ya terpaksa akan kami tutup lagi," tegasnya. []

Berita terkait
Truk Sampah Nyangkut Pohon hingga Roboh di Sleman
Sopir truk bermuatan penuh sampah yang menggunung menerabas jalan dan menyangkut pohon di Sleman. Tetap memaksakan diri hingga akhirnya roboh.
Geger Mayat Bayi Kembar di TPST Piyungan Bantul
Pemulung di TPST Piyungan Bantul menemukan bayi kembar yang sudah meninggal. Diduga kedua bayi dibuang enam jam sebelum ditemukan.
Nasib Sampah Menggunung di TPST Piyungan Bantul
Sampah menggunung di TPST Piyungan Bantul sampai saat ini masih menunggu investor yang bersedia mengolahnya. Ada investor Korea yang tertarik.