Lima Politisi Vokal yang Tak Lagi Jadi Anggota DPR

Ada wajah-wajah baru, ada pula wajah-wajah lama yang kembali duduk di parlemen 2019-2024. Tapi, tak semua wajah lama kembali. Siapa sajakah mereka?
Anggota DPR RI Puteri Komarudin mengajak swafoto anggota lainnya. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 telah resmi dilantik pada Selasa, 1 Oktober 2019. Ada wajah-wajah baru, ada pula wajah-wajah lama yang kembali duduk di parlemen.

Tapi, tak semua wajah lama kembali. Meski mereka merupakan politisi yang berani bersuara, tetap saja mereka tak mampu bersaing merebut suara rakyat di pemilihan legislatif (pileg) 2019.

Siapa sajakah sosok-sosok itu?

1. Fahri Hamzah

Fahri Hamzah, satu dari sejumlah wajah yang tak akan lagi terlihat di parlemen. Namun, Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 yang dikenal lantang mengkritik pemerintahan itu, bukan kalah bersaing dalam pileg 2019, melainkan karena keputusannya untuk tidak maju lagi sebagai wakil rakyat.

"Saya tidak akan maju menjadi anggota DPR atau DPD atau jabatan elected official atau jabatan yabg dipilih oleh rakyat pada periode ini dan tentunya di akan datang," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018.

Selama duduk di DPR, Fahri juga menghadapi sejumlah masalah, salah satunya pemecatan dia sebagai kader PKS. Kendati pemecatan dianggap tidak sah, tetap saja Fahri memutuskan untuk tidak maju di daerah pemilihan (dapil) asalnya, Nusa Tenggara Barat.

"Ijin pamit kawan, Saya pernah demonstrasi di jalan... Lalu diminta presiden #Habibie menjadi anggota MPR terrmuda.. Lalu 15 tahun menjadi anggota @DPR_RI dan 5 tahun terakhir menjadi pimpinan. Malam ini Sy pamit berhenti menjadi pejabat pemerintahan," ucap Fahri dikutip Tagar dari akun Twitter miliknya @Fahrihamzah, Kamis, 3 Oktober 2019.

2. Budiman Sudjatmiko

Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko tidak akan muncul menghiasi parlemen 2019-2024. Aktivis '98 itu gagal merebut suara rakyat di dapil Jawa Timur VII yang meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.

Padahal Budiman sudah dua periode menjadi wakil rakyat. Pada pileg 2004-2009 Budiman sukes melenggang ke Senayan seusai mengantongi 68.861 suara di dapil Jawa Tengah VIII meliputi Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap.

Kemudian pada pileg 2009-2014, di dapil yang sama ia lolos mengalahkan pesaingnya dengan mengantongi 96.830 suara.

Hanya saja, di pileg kali ini ia gagal setelah bersaing dengan sesama kader PDI Perjuangan yaitu Eks Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi Sapto Pribowo dan putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan hanya mengantongi 48.806 suara.

3. Irma Suryani Chaniago

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Irma Suryani Chaniago dinilai sebagai salah satu anggota DPR yang vokal menyuarakan kritik. Tapi tetap saja ia tak mampu bersaing di pileg 2019.

Irma yang sebelumnya duduk di Komisi IX, harus merelakan kursinya untuk wakil rakyat yang terpilih dari dapil Sumatera Selatan II yang mencakup kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Ilir, Empat Lawang, serta kota Muara Enim, Lahat, Pagar Alam, dan Prabumulih.

Pada pileg kali ini, Irma sendiri legowo menerima kenyataan. Ia mengaku memang tidak terlalu fokus menjaring suara di dapilnya. Sebab, ia ditunjuk sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf dan fokus untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf di pemilihan presiden 2019.

4. Eva Kusuma Sundari

Politikus senior PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari juga gagal melenggang ke Senayan. Eva yang maju di dapil Jawa Timur IV meliputi Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kota Blitar kalah saing dengan sesama kader PDI Perjuangan yakni Guruh Soekarnoputra, Arteria Dahlan, dan Sri Rahayu.

Eva mengatakan hanya mampu meraup 77 ribu suara dari target 150 ribu suara. Artinya, ia mendapat posisi ke-4 dari jatah PDI Perjuangan sebanyak tiga kursi di Dapil Jatim VI tersebut.

"Melesetnya tinggi, aku berharap 150 ribu suara, dapatnya 77 ribuan, dan rankingku ke-4 dari perolehan tiga kursi. Kalau ada tambahan suara PDIP 20 ribuan saja, bisa dapat empat kursi," tutur Evi kepada Tagar, Senin 21 Mei 2019.

Eva sendiri pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014, di Komisi III dengan lingkup tugas di bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Ia kembali berhasil menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dengan menduduki Komisi XI dengan lingkup tugas di bidang Keuangan dan Perbankan.

Kalah dalam pemilihan legislatif, Eva berniat istirahat dari dunia parlemen dan kembali menjadi seorang ibu mengurus anak-anaknya. Namun, ia masih akan aktif sebagai Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan PDI Perjuangan.

5. Rahayu Saraswati

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, keponakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, turut tergusur dalam pileg 2019. Sara, sapaan akrabnya hanya mengantongi 79.801 suara di dapil III Jakarta meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu.

Padahal, pada pileg 2014-2019, putri Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo itu lolos di dapil Jawa Tengah IV meliputi Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Wonogiri.

Sara kemudian menjadi anggota DPR Komisi VIII yang membidangi Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan yang dikenal vokal menyuarakan aspirasinya selama di Komisi VIII.

Ketua DPP Partai Gerindra ini pun dipercaya menjadi Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi di pilpres 2019. []

Berita terkait
136 Anggota DPD Resmi Ucapkan Sumpah Jabatan 2019-2024
Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali memimpin pengucapan sumpah/janji jabatan 136 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2019-2024.
Bolos dan Ngorok Warisan Anggota DPR
Baru saja dilantik, 1 Oktober 2019, lebih dari 50 persen anggota DPR periode 2019-2024 sudah bolos dengan meninggalkan sidang paripurna DPR
Foto: Enam Anggota DPR RI Muda, Wakili Anak Milenial
Beberapa nama muncul sebagai anggota DPR berusia muda yang mewakili anak milenial. Mereka berusia dibawah 30 Tahun.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.