Lima Hal Kenapa Jokowi Harus Pilih Mahfud MD

Lima hal kenapa Jokowi harus pilih Mahfud MD. Ini lima keunggulan Mahfud MD sebagai kandidat cawapres Jokowi.
Lima Hal Kenapa Jokowi Harus Pilih Mahfud MD | Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD (kiri) didampingi Ketua KPK Agus Rahardjo (tengah) dan juru bicara KPK Febri Diansyah (kanan) berjualan keluar ruangan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (25/6/2018). Kedatangan Mahfud MD ke KPK untuk memenuhi undangan halalbihalal Idul Fitri serta menjadi pembicara mengenai wawasan beragama dan kebangsaan. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, (Tagar 19/7/2018) - Mahfud MD satu di antara tokoh yang akhir-akhir ini sering disebut sebagai kandidat potensial untuk mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2019.

Berdasarkan hasil kajian Poros Pemuda Indonesia (PPI) ada beberapa hal menjadi dasar pertimbangan tokoh asal Pulau Madura, Jawa Timur dinilai ideal mendampingi Jokowi pada Pemilu 2019.

Hal ini disampaikan Ketua Umum PPI Muhlis Ali.

Pertama, dari segi kapabilitas tidak ada yang meragukan kemampuan Mahfud MD. Dia merupakan sosok yang komplet, cendekiawan sekaligus politikus, karena pernah menjadi pengurus partai.

Ia juga memiliki pengalaman tentang tata kelola pemerintahan karena merupakan mantan menteri, dan juga merupakan ilmuan matang dan pernah menjabat Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) sekaligus ahli dalam tata negara.

"Pak Mahfud merupakan tokoh loyalis Gus Dur yang tersisa hingga saat ini, sehingga dari sisi kultural NU dia dapat, meskipun merupakan mantan Presidium Kahmi," ujar Ketua Umum PPI Muhlis Ali,.

Kedua, dari segi akseptabilitas, Mahfud relatif diterima semua kalangan baik Islam maupun nasionalis. Ia juga sangat bersahaja yang membuat pria kelahiran asal Pulau Madura tersebut memiliki pergaulan luas. Dalam konteks ini, sosok Mahfud MD dinilai lebih cocok dengan suasana kebatinan ke-Indonesia-an seperti sekarang ini.

Ketiga, Mahfud MD juga sebanding dalam hal 'style' yang berpenampilan sederhana dan cocok dengan Jokowi. Sama-sama sederhana, apa adanya, dan merakyat.

Pertimbangan keempat, dari segi elektabilitas nama Mahfud mulai mencuat padahal belum beriklan dan berkampanye seperti beberapa tokoh lainnya. Karena itu, Mahfud dinilai lebih gampang dimodifikasi karena adaptasi publik yang cukup luas.

Kelima, cawapres dari kalangan profesional seperti Mahfud merupakan pilihan win win solution ditengah kebuntuan parpol memilih cawapres. Jika Mahfud yang dipilih Jokowi, kecemburuan di internal parpol bisa dihindari.

Mahfud MD sendiri menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah memiliki instrumen lengkap mengenai bakal calon pendampingnya pada pemilu presiden 2019 dan telah mengetahui tokoh yang didukung rakyat dan tidak bermasalah.

"Jokowi saya kira mengetahui itu dan tidak bisa diberi informasi sesat oleh siapa pun dalam memutuskan siapa bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi pada Pemilu Presiden 2019 nanti," ujar Mahfud MD, di Pamekasan, Rabu (18/7) dilansir Antara.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menanggapi pertanyaan wartawan terkait kesiapannya apabila dipilih oleh Jokowi menjadi cawapres pada Pilpres 2019.

Ia yang juga mantan Presidium Kahmi yang juga pakar ilmu tata negara ini menyatakan, siapa pun yang akan dipilih Jokowi untuk menjadi pendamping sebagai cawapres pada Pilpres 2019, kemungkinan orangnya memang memiliki rekam jejak yang bagus.

Karena itu, ujar dia lagi, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme konstitusi dan Jokowi, serta partai pengusung untuk menentukan siapa yang terbaik.

Mahfud mengaku merasa malu ditanya dirinya bersedia atau tidak.

"Soal dukungan bakal calon wakil presiden itu, kalau saya mengatakan saya mau menjadi cawapres rasanya saya malu, tetapi kalau mengatakan tidak mau tidak tepat juga, karena ada aspirasi masyarakat," katanya, seusai menjadi narasumber dalam dialog kebangsaan di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan.

Ia menyerahkan keputusan itu kepada Joko Widodo yang telah didukung oleh partai politik untuk maju lagi pada Pilpres 2019. (af)

Berita terkait
0
Pengamat Nilai KPK Beri Harapan Tindak Lanjuti Penyelidikan Formula E
Gengan diperiksanya Gatot juga bisa memberikan informasi yang berarti dalam penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.