Lima Gangguan Kejiwaan yang Menghantui Anak Milenial

Kesehatan mental bisa disebabkan faktor genetik, trauma psikologis, cedera otak ringan, dan pengguna obat terlarang.
Ilustrasi. (Foto: Pexels/Afta Putta Gunawan)

Jakarta, (Tagar 14/12/2018) - Bisa melihat sehat atau tidaknya seseorang bukan dari ketahanan fisiknya saja, tetapi dari kesehatan mentalnya juga. Jika mental kurang terjaga, sangat memungkinkan mengalami gangguan kejiwaan.

Gejala gangguan kejiwaan bisa dilihat serta dirasakan. Bagaimana merasa, berpikir, berperilaku bahkan saat berinteraksi dengan orang lain akan dipengaruhi.

Kesehatan mental juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, trauma psikologis, cedera otak ringan, pengguna obat-obatan terlarang atau memiliki kondisi medis serius.

Riset Kesehatan Dasar di tahun 2013, menemukan bahwa terdapat sekitar 14,4 juta penderita gangguan jiwa di Indonesia. Sebagian besar jiwa dialami oleh anak milenial.

Gejalanya pun bervariasi, ada yang mudah mengubah perasaan dari senang ke sedih, ada yang selalu merasa ketakutan, bahkan sampai ada yang mendengarkan bisikan-bisikan.

Berikut beberapa jenis gangguan jiwa yang ada di sekitar.

1. Gangguan Bipolar

Gangguan kejiwaan ini biasanya mudah ditemui. Pengidap bipolar dipengaruhi adanya rasa stres, depresi, hingga frustasi karena memiliki tekanan hidup yang berat. Ia menjadi sangat sensitif dan bisa mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba.

Seperti sedang asyik kumpul bareng teman, dan ikut tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba menjadi sedih dan murung, atau yang tadinya sedang marah besar tiba-tiba jadi tersenyum bahagia.

2. Gangguan Kecemasan

Terlalu mengkhawatirkan sesuatu, bisa membuat ketahanan mental terganggu. Pasalnya, saat seseorang merasakan kecemasan yang berlebihan, tubuh akan bereaksi ditandai dengan denyut nadi yang meningkat, keringat dingin, gemetar dan lainnya.

Tidak hanya itu, gangguan kecemasan berlebihan juga bisa menjadikan seseorang merasa panik dan selalu ketakutan. Hal tersebut bisa menggangggu aktivitas sehari-hari, karena sulit untuk dikendalikan.

3. Gangguan Antisosial

Gangguan ini sering dijumpai oleh anak-anak muda, biasa disebut sociopathy. Penderita biasanya selalu memasang raut wajah yang sinis, kurang empati, atau merasa ‘bodo amat’ terhadap sesuatu di sekitarnya, bahkan kerap menghina penderitaan orang lain, sehingga gangguan jiwa seperti ini jelas sulit untuk beradaptasi dalam lingkungan atau masyarakat.

4. Gangguan Self Injury atau Membahayakan Diri Sendiri

Jika ada orang yang ketika kesal atau emosionalnya sedang tidak dapat dikendalikan, akan melampiaskan kekesalan dengan melempar atau merusak barang yang ada di sekitarnya. Namun lain halnya dengan gangguan yang satu ini.

Gangguan ini biasa dilakukan oleh penderita ketika mengalami suatu emosional yang mengganggu pikiran dan hatinya, lantas akan melukai dirinya sebagai pereda emosional.

Penderita gangguan ini memiliki tingkat keagresifan yang tinggi, sangat sensitif dan membenci dirinya sendiri, sulit untuk mengendalikan emosi, hal tersebut dipicu karena stres berat.

5. Psikopat

Psikopat adalah gangguan kejiwaan yang paling mengerikan, karena akan memengaruhi penderitanya dengan obsesi merugikan bahkan melukai.  

Tidak hanya itu, orang dengan gangguan psikopat biasanya tidak punya rasa empati, pendendam, sangat mudah emosi, mempunyai banyak trik-trik pintar, dan selalu membuat masalah. Orang psikopat juga dinilai sangat cerdas, jarang ingin bersosialisasi serta bisa menyembunyikan dirinya dari keramaian.

Soal ia bisa merugikan orang lain memang kerap dilakukannya, karena hal tersebut bisa memuaskan dirinya, bahkan tanpa ada rasa menyesal sedikit pun. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.