Liga 1 Putri, Kalah Beruntun Srikandi PSIS Dievaluasi

Tim PSIS Semarang putri tak berkutik di kompetisi Liga 1 putri 2019. Persiapan yang mepet dan sulit mendapatkan pemain jadi kendala PSIS.
PSIS Semarang putri tak berkutik di kompetisi Liga 1 putri 2019. General Manager Wahyu Winarto (kiri) mengakui persiapan yang mepet dan sulit mendapatkan pemain jadi kendala PSIS menghadapi liga. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Sejumlah faktor disampaikan manajemen PSIS Semarang menyikapi kekalahan telak dan beruntun skuad Srikandinya di Liga 1 Putri 2019. Tim putri Mahesa Jenar jadi lumbung gol bagi Persija Jakarta, PS Tira Persikabo dan Persib Bandung di babak penyisihan di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Persiapan mepet tim PSIS Putri menjadi kendala saat berlaga di Liga 1 putri. General Manager PSIS Semarang Wahyu Winarto mengakui persiapan Srikandi Mahesa Jenar menghadapi kompetisi sepak bola wanita tertinggi Tanah Air berjalan tidak maksimal. Mepetnya waktu membuat pihaknya kedodoran menyiapkan tim.

Ini tidak terlepas dengan informasi yang tidak kalah mendadak dari PSSI. Pasalnya kepastian PSSI menggelar Liga I Putri 2019 datang dua bulan sebelum kompetisi bergulir, yaitu 6 Oktober 2019 lalu. 

Kami harus mencomot sana-sini. Yang terjadi, kami berebut dengan klub lain yang juga mencari pemain. Di sisi lain jarang sekali ada pemain putri di sepak bola

Praktis PSIS hanya punya waktu sekitar sebulan untuk berburu pemain. “Akhirnya tim baru terbentuk sekitar tiga minggu sebelum kompetisi mulai. Jadi memang persiapannya memang mepet sekali,” ujar Wahyu. 

Di penyisihan Liga 1 Putri, PSIS bergabung di grup A bersama Persija Jakarta, PS TIRA Persikabo, PSS Sleman, Persib Bandung. Hanya, PSIS gagal mengimbangi para pesaingnya.

Di pertandingan pertama, Srikandi Semarang kalah dari Persija putri dengan skor 1-4. Kemudian mereka digulung PS Tira putri dengan skor telak 0-7 dan dicukur Putri Biru Persib Bandung 0-6.

“Hasil terburuk ini tetap kami syukuri. Tentu akan ada langkah perbaikan untuk kompetisi tahun depan,” tutur GM yang akrab disapa Liluk ini. 

Menurutnya PSIS belajar dari hasil buruk itu dengan mempersiapkan tim secara lebih baik saat menghadapi kompetisi musim berikutnya. Dia tak ingin PSIS hanya sekadar meramaikan kompetisi tetapi tim juga bisa meraih prestasi. 

Liluk menuturkan tim-tim yang berlaga tidak hanya dihadapkan dengan persiapan yang mepet, tetapi juga minimnya stok pemain putri di Indonesia. Menurut dia ini menjadi kendala tersendiri bagi PSIS dan klub-klub lain. 

Pada akhirnya kedekatan klub dengan pemain serta kesiapan finansial menjadi faktor penentu perebutan pemain sepak bola berkualitas kompetisi nasional. Pasalnya klub harus bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan pemain terbaik.

“Kami harus mencomot sana-sini. Yang terjadi, kami berebut dengan klub lain yang juga mencari pemain. Di sisi lain jarang sekali ada pemain putri di sepak bola," kata dia menguraikan.

“Klub lain semisal Persija diuntungkan karena memiliki kedekatan dengan pemain timnas, plus keuangan memadai sehingga mereka lebih siap dari sisi materi pemain.,” sambung pria bertubuh subur ini.

Di liga musim ini, PSIS mendaftarkan 25 pesepak bola putri. Mayoritas pemain merupakan pemain lokal yang berbasis klub perguruan tinggi. []

Berita terkait
Pembentukan PSS Putri Ala Legenda Bandung Bondowoso
PSS Sleman melakukan pembentukan tim putri secara kilat. Tim dibentuk hanya dalam tempo satu pekan sebelum mengikuti kompetisi Liga 1 putri.
Terbentuk, Tim Putri PSM Siap Ikuti Liga 1 2019
Tim PSM Makassar putri sudah terbentuk dan siap mengikuti kompetisi Liga 1 putri 2019. Dengan sistem home tournament, PSM bergabung di Grup B.
Februari, PSSI Gelar Seleksi Timnas Putri Piala AFF
PSSI menyatakan bahwa seleksi tim nasional putri untuk Piala AFF Wanita dan Asian Games akan digelar pada Februari 2018.