Lego Bank Permata, Astra Dapat Cuan Rp 11,4 Triliun

Pada semester I 2020, laba bersih PT Astra International Tbk anjlok 44% dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 5,5 triliun.
Gedung Astra International di Jakarta. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Pandemi Covid-19 menggangu kinerja PT Astra International Tbk atau ASII.  Pada semester I 2020, laba bersih ASII anjlok 44% dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 5,5 triliun. 

Namun berkat divestasi saham  PT Bank Permata Tbk atau BNLI, laba Astra tidak anjlok terlalu dalam. Kepemilikan saham Astra pada Bank Permata terjual senilai Rp 16,8 triliun ke Bangkok Bank. Ini membuat divestasi memberikan cuan kepada perseroan Rp 11,4 triliun atau naik 16% dibandingkan periode sama tahun lalu. 

Baca Juga: Dampak Penjualan Saham Bank Permata pada Saham ASII 

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro mengatakan kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19, terutama pada kuartal II. Langkah-langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia berdampak kepada operasi grup secara substansial, termasuk penutupan sementara kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif, serta peningkatan pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan grup. 

Peningkatan laba dari lini agribisnis dapat dicapai berkat kenaikan harga minyak kelapa sawit global.

Selain itu, penurunan harga batu bara menekan bisnis alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan. “Pandemi ini dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya, diperkirakan akan terus mempengaruhi kinerja hingga akhir tahun,” katanya dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari emitennews.com, Kamis, 30 Juli 2020.

Sementara pendapatan bersih Astra konsolidasi turun 23% menjadi Rp 89,8 triliun. Selain penurunan penjualan kendaraan, harga batubara juga menekan penjualan alat berat dan volume kontraktor penambangan. Namun dari sektor agribisnis, masih mengalami kenaikan yang ditopang pertumbuhan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO. Sedangkan, utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp 45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp 46,4 triliun pada 30 Juni 2020.

Astra InternationalPresiden Direktur PT Astra International Tbk. Djony Bunarto Tjondro. (Foto: Istimewa)

Selama masa pandemi, perseroan harus fokus pada pengurangan biaya operasional dan belanja modal, pengelolaan modal kerja, dan kepastian likuiditas. Untungnya, neraca keuangan Grup Astra tetap kuat dengan tersedianya komitmen fasilitas pinjaman senilai Rp 38,6 triliun.

Lini otomotif mencatatkan laba sebesar Rp 716 miliar, turun 79% YoY dari sebelumnya Rp 3,45 triliun. Sebab, penjualan mobil grup Astra turun 45 persen menjadi 139.550 unit imbas pandemi covid-19. Begitu juga dengan penjualan sepeda motor Astra yang turun 40% menjadi 1,5 juta unit.

Lini bisnis jasa keuangan mencatatkan penurunan laba bersih 25% menjadi Rp 2,1 triliun, karena  peningkatan provisi untuk menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat. Kemudian laba lini bisnis alat pertambangan, konstruksi, dan energi turun 29% menjadi Rp 2,4 triliun karena penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang rendah seiring harga batubara global.

Berikutnya laba divisi teknologi informasi juga turun 64% menjadi hanya Rp 16 miliar sejalan tergerusnya pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk. Lini bisnis infrastruktur dan logistik juga membukukan rugi bersih Rp 88 miliar, dari untung Rp 83 miliar.

Selain itu, kerugian juga disebabkan penurunan laba PT Serasi Autoraya sebesar 62% menjadi Rp 34 miliar, karena marjin operasi yang rendah. Padahal, sepanjang semester I-2020 jumlah kontrak sewa kendaraan naik 3% menjadi 22.900 unit dan penjualan mobil bekas naik sebesar 3% menjadi 15.300 unit.

Sedangkan laba divisi agribisnis berhasil melonjak 791% dibandingkan raihan semester I-2019, yang sebesar Rp 35 miliar. “Peningkatan laba dari lini agribisnis dapat dicapai berkat kenaikan harga minyak kelapa sawit global,” ujar Djony.

Simak Pula: Profil Presdir Astra International Djony Bunarto

Peningkatan kinerja juga dicatatkan oleh lini properti, di mana sepanjang semester I-2020 mampu membukukan laba Rp 71 miliar, naik 121,87% dibandingkan semester I-2019, sebesar Rp 32 miliar. Peningkatan laba dapat dicapai berkat tingginya tingkat hunian pada Menara Astra, serta pengakuan laba proyek Asya Residences. []

Berita terkait
Profil Presdir Astra International Djony Bunarto
Djony Bunarto Tjondro baru saja ditetapkan sebagai Presiden Direktur PT Astra International Tbk. berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Dampak Penjualan Saham Bank Permata pada Saham ASII
Saham ASII naik 6,23% meski penjualan sektor otomotif turun signifikan. Terkompensasi penjualan Bank Permata ke Bangkok Bank.
Dampak Positif Bangkok Bank Akusisi Saham Permata
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menanggapi keputusan Astra dan Standard Chartered melepas saham di Permata.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.