Legislator Minta Polisi Usut Tuntas Penganiayaan Terhadap Ulama di Jabar

Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat, H Syahrir mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat serta Bakesbangpol Jawa Barat untuk menindaklajuti keja
Penganiayaan Ulama di Jawa Barat. Ketua Komisi I DPRD Jabar, H Syahrir di Ruang Rapat Komisi I DPRD Jabar, Jalan Diponegoro No. 27, Bandung, Jum'at (2/2). (Aldi)

Bandung (Tagar 2/2/2018) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat meminta pihak berwenang dalam hal ini Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat mengusut tuntas motif penganiayaan terhadap kalangan agamis yang terjadi di Kota Bandung dalam beberapa waktu terakhir.

Hal tersebut tentunya untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat di Jawa Barat dalam menjalankan aktivitas maupun ibadahnya masing-masing.

Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat, H Syahrir mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Barat untuk menindaklajuti kejadian tersebut.

"Saya minta kepolisian tentunya supaya bisa cepat mencari apa yang menjadi permasalahan dan agar ini cepat terselesaikan agar umat yang beribadah bisa merasa aman," kata Syahrir di Ruang Rapat Komisi I DPRD Jabar, Jalan Diponegoro No. 27, Bandung, Jum'at (2/2).

Disinggung mengenai adanya keterkaitan penganiayaan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018, Syahrir menilai belum melihat indikasi ke arah sana. Sebab, untuk mengetahui hal tersebut harus menunggu investigasi yang dilakukan Polda Jawa Barat.

"Belum lah kita masing melihat nanti kan ada temuan-temuan dan itu yang perlu kita kaji," ucap Syahrir.

Maka dari itu, Syahrir meminta Polda Jawa Barat untuk segera mengusut tuntas kejadian tersebut agar segera mengetahui motif dari para pelaku. Pasalnya, hal itu penting untuk menjaga kondusifitas di Jawa Barat.

"Apakah ini mengarah ke SARA atau seperti apa kita lihat juga nantinya. Saya harap janganlah," tandas Syahrit.

Sebelumnya, penganiayaan pertama dialami pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah Santiong, Kampung Sentiong RT 04/01, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung yaitu KH Emon Umar Basyri (60) yang akrab disapa Mama Santiong.

Penganiayaan tersebut terjadi di Masjid Al-Hidayah, Pesantren Santiong. Saat itu, korban sedang duduk wirid atau berzikir seusai melaksanakan Salat Subuh berjamaah. Akibat penganiayaan tersebut korban mengalami luka serius. Bahkan korban sempat tak sadarkan diri. Para santri pun membawa korban ke RS AMC Cileunyi lalu dirujuk ke UGD Al-Islam Bandung, Jalan Soekarno-Hatta.

Anehnya, belum selesai kasus penganiayaan terhadap Mama Santiong, muncul lagi kasus penganiayaan serupa terhadap ulama. Kali ini, korbannya adalah Ustaz R Prawoto yang merupakan Komandan Brigade Persatuan Islam (Persis) Pusat. Korban dianiaya Kamis (1/2/2018) pukul 07.00 WIB.

Akibat penganiayaan tersebut, Prawoto mengalami luka parah di kepala dan patah tangan kiri akibat dipukuli Asep Maftuh (45) yang merupakan tetangganya di Kelurahan Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Penganiayaan tersebut pun akhirnya membuat Prawoto meninggal dunia pukul 17.30 WIB. (aldi).

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.