Ledakan di KUA Sidareja Diselidiki

Ledakan yang terjadi di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Sidareja diselidiki anggota Kepolisian Resor Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
Personel tim Penjinak Bom (JIBOM) Polda Sumatera Barat melapisi kardus yang di duga bom di Lembaga Pemasyarakatan Klas II Muaro, Padang, Sumatera Barat pada Kamis (22/6) dini hari. Kardus cokelat yang diduga bom tersebut ditemukan oleh petugas di depan pintu Lembaga Pemasyarakatan Klas II Padang pada pukul 23.30 WIB Rabu (21/6) malam. (Foto: Ant/Muhammad Arif Pribadi)

Cilacap, (Tagar 5/7/2017) – Ledakan yang terjadi di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Sidareja diselidiki anggota Kepolisian Resor Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).

“Ada ledakan. Anggota yang dipimpin Wakapolres (Wakil Kepala Polres Komisaris Polisi Hary Ardiyanto, red.) sedang berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan,” kata Kepala Polres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Yudho Hermanto melalui Kepala Subbagian Humas Ajun Komisaris Polisi Bintoro Wasono di Cilacap, Rabu (5/7).

Menurut dia, pihaknya belum mengetahui secara pasti apakah ledakan tersebut berasal dari bahan peledak (bom), petasan, atau benda lainnya. “Kita tuggu saja hasil penyelidikan petugas di lapangan,” ujarnya seraya mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing oleh berbagai isu yang berkaitan dengan ledakan tersebut.

Informasi yang dihimpun, ledakan di depan KUA Sidareja, Kabupaten Cilacap, dilaporkan terjadi pada hari Rabu (5/7), pukul 03.00 WIB. Dua warga Sidareja yang mendengar ledakan tersebut, Aris Munanto (58) dan Rubangi (39) bersama warga lainnya segera mencari sumber suara yang ternyata berasal dari depan KUA.

Anggota Kepolisian Sektor Sidareja yang mendatangi lokasi ledakan segera mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) dengan memasang garis polisi. Petugas juga menemukan beberapa serpihan pelat besi di sekitar TKP dengan radius terjauh sekitar 100 meter. (yps/ant)

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi