Lebih dari 100 Mantan Anggota Pemerintah Afghanistan Dibunuh

Sekjen PBB, Antonio Guterres, katakan informasi tentang "dugaan kredibel" pembunuhan lebih dari 100 mantan anggota pemerintah Afghanistan
Pasukan Taliban berpatroli di Bandara Internasional Kabul (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan badan dunia itu telah mendapat informasi mengenai "dugaan kredibel" yang menyatakan bahwa lebih dari 100 mantan anggota pemerintah Afghanistan, pasukan keamanannya dan mereka yang bekerja dengan pasukan internasional, telah dibunuh sejak Taliban merebut kendali negara itu pada 15 Agustus 2021.

Guterres mengatakan dalam laporan yang diperoleh Kantor Berita Associated Press (AP) pada Minggu, 30 Januari 2022, bahwa "lebih dari dua pertiga" korban diduga merupakan korban pembunuhan di luar hukum oleh Taliban atau afiliasinya.

perempuan afghanistan unjuk rasa jan 2022Para perempuan Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa menuntut dijaminnya hak-hak perempuan di Kabul, Minggu, 16 Januari 2022 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Ia mengatakan peristiwa itu tetap terjadi meskipun Taliban pernah mengumumkan pemberian "pengampunan umum" bagi mereka yang berafiliasi dengan bekas pemerintah atau pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Misi politik PBB di Afghanistan juga menerima "dugaan kredibel mengenai pembunuhan di luar hukum atas setidaknya 50 orang yang diduga berafiliasi dengan ISIL-KP," kelompok ekstremis ISIS yang beroperasi di Afghanistan, kata Guterres dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB.

Ia menambahkan bahwa terlepas dari jaminan Taliban, misi politik PBB itu juga telah menerima informasi kredibel mengenai "penghilangan paksa dan pelanggaran lain yang berdampak pada hak untuk hidup dan integritas fisik" dari para mantan anggota pemerintah dan koalisi.

Guterres mengatakan para pembela HAM dan pekerja media juga terus "diserang, diintimidasi, dilecehkan, ditangkap sepihak, diperlakukan dengan tidak layak dan dibunuh" sejak Taliban mengambil alih kekuasaan tahun lalu (vm/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Keruntuhan Besar-besaran Sistem Perbankan Afghanistan

Jerman Bawa Pulang Ribuan Kaleng Bir dari Afghanistan

Kekhawatiran Akan Terjadi Migrasi Intelektual Landa Afghanistan

Afghanistan Hadapi Bencana Kelaparan dan Kemiskinan

Berita terkait
Keruntuhan Besar-besaran Sistem Perbankan Afghanistan
PBB memperingatkan bahwa sistem keuangan Afghanistan runtuh dalam beberapa bulan ke depan
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya