80 Persen Lebih Anak-anak dan Remaja di Dunia Kurang Gerak Fisik

Sebuah studi WHO menunjukkan lebih dari 80 persen anak-anak dan remaja di dunia kurang gerak secara fisik, hal ini akan ganggu kesehatan mereka
Foto ini menunjukkan hasil studi WHO yaitu lebih dari 80 persen anak-anak dan remaja di seluruh dunia tidak cukup aktif secara fisik (Foto: ispo.com)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Catatan: Artikel ini ditayangkan pertama kali di Tagar.id pada tanggal 2 Desember 2019. Redaksi.

TAGAR.id - Studi Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) disebut menakutkan karena lebih dari 80 pesen anak-anak dan remaja di dunia kurang gerak secara fisik. Hal ini akan mengganggu kesehatan mereka saat ini dan gangguan kesehatan akan meningkat di masa depan.

Kegiatan yang melibatkan fisik secara aktif merupakan bagian dari upaya menjalani hidup yang sehat. Di Jakarta, misalnya, sekarang banyak yang tidak jalan kaki lagi ke halte, shelter bus atau stasiun kereta api karena ojek online sudah menjemput di pintu rumah atau pintu pagar. Begitu juga di tempat tujuan ojek langsung masuk ke halaman perkantoran.

Kegiatan fisik, seperti jalan kaki, juga menunjukkan orang Indonesia paling malas di dunia. Seperti dilaporkan “BBC News Indonesia”, 12 Juli 2017, peneliti di Universitas Stanford, Los Angeles, AS, menganalisis data menit per menit dari 700.000 orang yang menggunakan Argus -aplikasi pemantau aktivitas- pada telepon seluler mereka. Hasilnya menunjukkan orang Hong Kong paling rajin jalan kaki yaitu 6.880 langkah setiap hari. Sedangkan yang paling malas adalah orang Indonesia yang hanya melangkah 3.513 setiap hari.

anak main video gameAnak-anak bermain video game (Foto: cnbc.com/Jeff Greenberg/Universal Images Group/Getty Images)

Studi WHO itu juga menunjukkan empat perlima dari remaja di dunia tidak aktif bergerak secara fisik, terutama gadis-gadis yang sosoknya kian mengkhawatirkan.

Rekomendasi WHO dengan jelas menyebutkan bahwa anak-anak dan remaja harus aktif secara fisik sedikit-dikitnya satu jam setiap hari. Hasil studi WHO tsb dipublikasikan dalam jurnal Lancet Child & Adolescent Health. Dalam jurnal terbaca bahwa sebagian besar siswa di seluruh dunia tidak mengikuti rekomendasi WHO tentang gerakan fisik minimal setiap hari yaitu satu jam.

Jika ditarik ke Indonesia kondisinya lebih parah lagi karena di sekolah, mulai dari SD/Madrasah, SMP/Tsanawiyah sampai SMA/SMK/Aliyah praktis tidak ada lapangan untuk bermian dan berolahraga. Begitu juga di lingkungan tempat tinggal di perkotaan sangat sulit mencari lapangan untuk melakukan aktivitas fisik.

Studi WHO tsb. hasil dari wawancara dengan 1,6 juta murid berumur 11-17 tahun di 146 negara di dunia dari tahun 2001-2016. Hasilnya menunjukkan 81 persen responden tidak mematuhi rekomendasi WHO. Di banyak negara, antara 80 dan 90 persen anak muda tidak mengikuti rekomendasi untuk aktivitas fisik. Sebagian besar dari jumlah ini adalah siswi.

Orang-orang muda di Korea Selatan ada pada kondisi yang mengkhawatirkan karena 94 persen dari mereka kurang gerakan fisik. Sebaliknya, Bangladesh tergolong paling aktif karena hanya 66 persen anak muda di negara itu yang tidak mengikuti rekomendasi WHO.

aktivitas anakAnak-anak aktif secara fisik (Foto: cdc.gov)

Sedangkan di Jerman pada tahun 2016 menunjukkan 79,7 persen anak laki-laki dan 87,9 persen anak perempuan tidak aktif secara fisik. Tapi, tidak hanya di Jerman karena di seluruh dunia hal yang sama terjadi. Hanya 15 persen responden perempuan yang mengikuti rekomendasi WHO, dan 22 persen responden laki-laki.

Negara-negara yang menunjukkan penurunan aktivitas fisik terbesar (dalam persen) pada anak laki-laki terjadi di:

Bangladesh (dari 73 jadi 63)

Singapura (78 turun ke 70)

Thailand (78 jadi 70)

Benin (79 ke 71)

Irlandia (71 jadi 64), dan 

Amerika Serikat (71 ke 64). 

Namun, di antara anak perempuan, perubahannya kecil, mulai dari penurunan 2 poin persentase di Singapura (85 jadi 83) hingga peningkatan 1 poin persentase di Afghanistan (87 ke 88).

Seperti disebutkan dalam laporan tidak ada studi tentang alasan mengapa kegiatan fisik di kalangan anak-anak muda rendah. Namun, penulis laporan menduga karena digitalisasilah yang mengubah perilaku fisik anak-anak muda dunia.

Kaum muda berhak bermain dan pemerintah harus memberikan kesempatan dan tempat agar anak-anak muda bisa mewujudkan hak-hak mereka untuk bermain dengan aman dan sehat. Pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan didorong untuk mengatasi kurang gerak fisik anak-anak muda di dunia agar mereka mendapatkan kesehatan fisik, sosial dan mental.

Harus dimulai sekarang sebelum anak-anak muda di dunia mengalami gangguan kesehatan fisik, sosial dan mental hanya karena kurang gerak secara fisik (Bahan-bahan dari: who.int, ispo.com, dan sumber-sumber lain). []

* Syaiful W. Harahap adalah Redaktur di Tagar.id

Berita terkait
Manfaat Lima Macam Daun Buah-Buahan untuk Kesehatan
Daun buah-buahan ternyata memiliki kandungan nutrisi yang menyehatkan tubuh.
Risiko Memakai Makeup Saat Berolahraga
Wanita ingin selalu terlihat cantik kapan pun dan di mana pun, tak terkecuali saat berolahraga.
Lima Olahraga untuk Kesehatan Jantung
Karena dengan jantung sehat dan kuat, manusia akan bertahan hidup lebih lama lagi. Berikut Tagar merangkum lima olahraga untuk kesehatan jantung
0
80 Persen Lebih Anak-anak dan Remaja di Dunia Kurang Gerak Fisik
Sebuah studi WHO menunjukkan lebih dari 80 persen anak-anak dan remaja di dunia kurang gerak secara fisik, hal ini akan ganggu kesehatan mereka