Lebih 12.000 Imigran Haiti Cari Suaka di Texas

Pihak berwenang AS telah menutup pintu masuk di Del Rio, Texas, setelah lebih dari 12.000 warga Haiti tiba untuk mendapatkan suaka
Imigran, banyak dari Haiti, terlihat di sebuah perkemahan di sepanjang Jembatan Internasional Del Rio dekat Rio Grande, 21 September 2021, di Del Rio, Texas, AS (Foto: voaindonesia.com/AP)

Texas, AS – Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) telah menutup pintu masuk di Del Rio, Texas, setelah lebih dari 12.000 warga Haiti tiba untuk mendapatkan suaka. Pemerintah Biden telah mendeportasi mereka dalam apa yang mungkin merupakan pengusiran migran berskala besar tercepat dalam sejarah Amerika. Deana Mitchell menuliskannya untuk VOA.

Pintu perbatasan Amerika-Meksiko yang terletak di Del Rio, Texas, hari Senin, 20 September 2021, tetap tutup ketika lebih dari 12.000 migran yang terutama berasal dari Haiti, tiba dan terus berkumpul di bawah Jembatan Internasional Del Rio, menunggu untuk ditahan.

Presiden Serikat Patroli Perbatasan di Sektor Del Rio, John Anfinsen, mengatakan, “Kemarin jumlahnya mencapai 14.000 lebih. Sejak personil-personil Departemen Keselamatan Umum DPS tiba, mereka berhasil memblokir sebagian migran yang tiba lewat sungai. Kami berhasil menurunkan angka migran yang masuk hingga sekitar 12.000 orang.”

amerika tutup perbatasanPemerintah AS menutup jembatan internasional di Del Rio, Texas, tempat ribuan migran Haiti membuat kamp darurat, 18 September 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Selama berhari-hari pihak berwenang Amerika bekerja keras memindahkan para migran dari bawah jembatan dan suhu yang panas, menuju ke fasilitas-fasilitas pemrosesan di mana pihak berwenang menentukan siapa yang dapat mendaftar untuk mendapatkan suaka, dan siapa yang akan diterbangkan kembali ke Haiti.

1. Jalur Panjang Menuju AS

Banyak warga Haiti yang tiba mengatakan mereka telah tinggal di Brazil dan Chili sebelumnya, sebagian bahkan sudah tinggal di sana sejak gempa bumi Haiti tahun 2010. Mereka mengambil jalur yang panjang untuk datang ke Amerika, terutama karena didorong beredarnya informasi dari mulut ke mulut bahwa kini saat yang tepat untuk mencoba menyebrangi perbatasan.

Salah seorang laki-laki, Jean, mengatakan ia telah menghabiskan waktu selama beberapa bulan di Meksiko, di perbatasan Guatemala, ditahan oleh pemerintah Meksiko di sana.

“Ini sangat sulit bagi saya. Selama dua bulan saya tidak punya pekerjaan, tidak punya apa-apa untuk dimakan,” jelasnya.

Petugas Bea Cukai ASPetugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS berusaha menahan para migran saat mereka menyeberangi Rio Grande dari Ciudad Acuña, Meksiko, ke Del Rio, Texas, Minggu, 19 September 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Dalam beberapa minggu terakhir ini, jembatan itu telah menjadi tempat bertahan bagi para migran yang menyebrang lewat Rio Grande, sementara para agen Patroli Perbatasan berjuang keras mengatasi masuknya para migran dalam jumlah yang sangat besar.

Kembali Jon Anfinsen, “Beberapa bulan terakhir ini agen-agen Patroli Perbatasan di Del Rio tidak lagi dapat berpatroli di lapangan dengan baik karena kami semua harus berada di dalam ruangan untuk mengurus pemrosesan dan merawat anak-anak yang ada dalam tahanan kami.”

Sebagian warga setempat mengatakan banyaknya pendatang itu membuat mereka resah. Peggy Duran, warga di Del Rio, mengatakan,"Ketika Anda melihat ada lebih dari 20.000 orang di bawah jembatan, orang-orang mulai gelisah. Dan jika kita bicara dengan komunitas kota yang berjumlah 45.000 orang, maka jumlah orang yang datang itu berarti separuh dari populasi kota ini.”

Guerline Jozef di Haitian Bridge Alliance, suatu kelompok advokasi migran, mengatakan warga Haiti mengikuti aturan hukum yang ada.

imigran di texasRibuan imigran berada di kamp darurat di bawah jembatan dekat perbatasan AS-Meksiko, di Kota Del Rio, Texas, AS (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

“Satu hal yang saya dengar, orang-orang mengatakan mereka datang secara ilegal. Tidak! Merupakan suatu hal yang sah menurut hukum untuk datang dan meminta suaka, itulah yang mereka lakukan. Tetapi yang terjadi di Amerika adalah mereka menolak menyediakan akses untuk mendapatkan perlindungan hukum itu,” jelasnya.

2. AS Telah Pulangkan Lebih 3.000 Migran Haiti

Amerika telah memulangkan lebih dari 3.000 migran Haiti dan menjadwalkan lebih banyak penerbangan dalam beberapa hari mendatang dalam apa yang mereka sebut sebagai pengusiran migran berskala besar tercepat dalam sejarah Amerika.

Tetapi para aktivis migram mengatakan Haiti, yang baru-baru ini diguncang gempa bumi dan pergolakan politik, belum mampu mengatasi kembalinya warga negara mereka. Bagi migran Hait, tiba di Texas hanya untuk dideportasi kembali merupakan hal yang mengenaskan.

letak del rioLetak geografis Kota Del Rio, Texas, di perbatasan antara AS dan Meksiko (Sumber: whereismap.net)

Dieudonne Cassagne, yang tinggal dan bekerja di Amerika Selatan dan kini kembali ke Haiti mengatakan, “Perjalanan untuk tiba di Amerika sangat berat. Amerika mendeportasi kami. Ironisnya mereka tidak mengijinkan kami membawa barang-barang kami kembali. Jadi ini seperti di penjara, tidak ada makanan, tidak ada apa-apa.”

Mereka yang kembali ke Haiti mendapat uang sangu 100 dolar dolar AS. Tetapi mimpi untuk hidup dan bekerja di Amerika tampaknya pupus (em/lt)/voaindonesia.com. []

Amerika Beri Perlindungan Sementara Bagi Imigran Haiti

Wapres AS Serukan Kerja Sama AS dan Meksiko Kurangi Imigran

Lagi, Donald Trump Mengeluarkan Kata Rasis Terhadap Imigran

Imigran Dari 12 Negara Tidak Berhak Jadi Penduduk Tetap AS

Berita terkait
Diusir Amerika Ratusan Imigran Haiti Pergi ke Meksiko
Ratusan migran asal Haiti seberangi sungai Rio Grande yang berlokasi di area perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.