Lebaran Online Warga Bantaeng dan Keluarga Indonesia

Lebaran online keluarga Mohtarom di Tulungagung Jawa Timur, dan keluarga Muhammad Siddiq di Bantaeng Sulawesi Selatan. Idul Fitri 2020 tanpa mudik.
Lebaran online keluarga Mohtarom di Tulungagung, Jawa Timur, Idul Fitri, Minggu, 24 Mei 2020. (Foto: Dok Keluarga)

Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat keluarga Indonesia akrab dengan Lebaran online. Mereka mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak mudik demi mencegah penularan virus. Solusinya adalah silaturahmi Idul Fitri dengan perangkat teknologi. Cara ini ditempuh keluarga Mohtarom di Tulungagung, Jawa Timur, dan keluarga Muhammad Siddiq di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Mohtarom seorang guru di sebuah sekolah menengah pertama negeri di kotanya, seorang ayah dari tiga anak, dan seorang kakek dari tiga cucu. Anaknya ada yang merantau ke Balikpapan, Kalimantan Timur, juga ada yang merantau ke Pekanbaru, Riau.

Tahun-tahun sebelumnya, anak-anaknya selalu mudik. Berkumpul dengan keluarga besar pada hari Idul Fitri di Tulungagung, Jawa Timur, adalah sebuah keharusan. Tak ada yang melebihi kebahagiaan orang tua, berkumpul dengan anak cucu lengkap pada saat Lebaran.

Kini situasi pandemi menjungkirbalikkan keadaan. Segala hasrat kerinduan orang tua kepada anak, kerinduan anak kepada orang tua, harus dipendam dalam-dalam. Sebagai gantinya, keluarga Mohtarom berkumpul dalam konferensi video Zoom.

Sebagaimana layaknya hari Lebaran, pada saat berkumpul di Zoom, mereka memakai pakaian rapi, baju terbaik di hari yang fitri.

Tahun ini tidak bisa mudik karena pandemi.
MohtaromLebaran online keluarga Mohtarom di Tulungagung, Jawa Timur, Idul Fitri, Minggu, 24 Mei 2020. (Foto: Dok Keluarga)

Teknis Lebaran Online

Keluarga Indonesia pada umumnya mengerti situasi. Mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak mudik demi menjaga kesehatan diri sendiri, juga menjaga kesehatan handai tolan di kampung halaman. Semua diminta merayakan Idul Fitri di rumah saja. Ini juga dipatuhi.

Selalu ada jalan dalam ketiadaan jalan. Walaupun tidak bisa mudik, tidak bisa bertemu keluarga dan kerabat secara fisik, keluarga Indonesia tetap bisa bertemu secara digital, melalui konferensi video untuk merayakan Idul Fitri.

Melakukan konferensi video untuk bersilaturahmi saat Lebaran, tentukan peserta dan aplikasi. Buat janji dengan keluarga, kerabat atau teman untuk bertemu secara virtual saat libur Idul Fitri. Hitung berapa jumlah orang yang ingin bergabung, jumlah peserta yang akan ikut pertemuan virtual akan menentukan aplikasi yang akan digunakan.

Kalau anggota keluarga yang akan ikut konferensi video tidak lebih dari delapan orang, bisa memakai fitur panggilan video dari WhatsApp. Jika berjumlah sepuluh, pertimbangkan Google Duo yang bisa menampung 12 orang.

Kalau ingin melakukan konferensi video dengan keluarga besar, misalnya dengan 50 orang atau lebih, bisa menggunakan platform konferensi video yang bisa menampung banyak peserta, antara lain Zoom, LINE, dan Google Hangouts Meet. Gunakan aplikasi resmi demi menjaga keamanan data, kuasai cara memakai fitur-fitur di aplikasi panggilan video tersebut. Pastikan juga sudah menggunakan aplikasi versi terbaru agar bisa mendapatkan fitur keamanan terbaru.

Pasang aplikasi konferensi video yang sudah dipilih di perangkat seluler, sesuai dengan yang dimiliki. Panggilan video lewat WhatsApp hanya bisa diakses lewat ponsel. Sementara Zoom, Google Duo, Google Hangouts Meet bisa diakses lewat ponsel maupun laptop dan komputer desktop. Setelah menentukan perangkat, pengguna mungkin akan membutuhkan aksesoris lainnya agar nyaman berjumpa virtual dalam waktu yang lama.

Jika akan menggunakan ponsel, gunakan phone holder agar bisa sesekali meletakkan ponsel saat sedang panggilan video. Pengguna juga bisa berinvestasi di earphone atau speaker Bluetooth yang bisa digunakan untuk sambungan telepon agar suara bisa terdengar jelas.

Jika menggunakan laptop atau komputer PC, mungkin pengguna ingin menggunakan web camera terpisah agar kualitas video baik atau speaker Bluetooth.

Sebelum melakukan konferensi video, pastikan sudah memiliki kuota internet dalam jumlah yang cukup. Ada kalanya beberapa ruangan di rumah tidak memiliki sambungan internet yang stabil, cari lokasi di rumah yang mendapatkan koneksi stabil. Siapkan meja dan kursi di ruangan tersebut agar bisa berkonferensi video dengan lancar.

Meski pertemuan virtual ini bersifat santai, tidak seperti rapat virtual bersama mitra kerja, tidak ada salahnya menggunakan pakaian yang rapi, seperti bertamu ketika Lebaran.

Sambil mengobrol secara virtual, tunjukkan juga sedikit keadaan di rumah agar suasana pertemuan lebih santai. Misalnya, biarkan anak melambai ke kamera, atau adakan makan bersama saat konferensi video.

Keluarga Muhammad Siddiq di Bantaeng

Muhammad SiddiqLebaran online keluarga Muhammad Siddiq di Bantaeng, Sulawesi Selatan, Idul Fitri, Minggu, 24 Mei 2020. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Muhammad Siddiq, 25 tahun, seorang wartawan, berdarah suku Bugis Makassar. Dua tahun terakhir ayah seorang anak ini menetap di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Jarak rumahnya dengan rumah orang tua di Makassar sejauh 120 kilometer.

Keberadaannya di Kabupaten bertajuk Bumi Butta Toa ini menemani istrinya yang merupakan warga asli Bantaeng. Selain itu, tempat kerjanya memang ada di kota ini.

"Tahun ini tidak bisa mudik karena pandemi," kata pria berambut gondrong itu kepada Tagar, Senin, 25 Mei 2020. 

Siddiq mengatakan untuk mengobati kerinduan kepada orang tua, ia menghubunginya dengan video call. Cara ini ia sebut efektif pada masa pandemi, walau tidak bertemu secara fisik, silaturahmi tetap terjaga.

"Apa boleh buat. Untung ada aplikasi yang bisa video call, jadi bisa bertemu dalam jaringan dengan saudara-saudara, keluarga dan teman-teman," katanya.

Ia merasakan momen Lebaran paling asyik berjumpa secara langsung, tapi apa daya, suka tidak suka, mau tidak mau, ia tidak punya pilihan. Seperti kata Presiden Jokowi, perayaan Idul Fitri tahun ini harus dilalui dengan cara berbeda. Harus ada pengorbanan untuk tidak mudik, tradisi turun-temurun yang sudah berlangsung sejak dulu kala.

Kini dan seterusnya, kata Siddiq, semua orang harus bersahabat dengan teknologi informasi agar selalu terhubung dengan keluarga besar di mana pun berada. Pria bermata sipit ini menyebutnya sebagai sebuah keadaan new normal, selama pemerintah belum mencabut status darurat Covid-19.

Muhammad SiddiqLebaran online keluarga Muhammad Siddiq di Bantaeng, Sulawesi Selatan, Idul Fitri, Minggu, 24 Mei 2020. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Skema New Normal di Bantaeng

Untuk mengetahui kemungkinan penerapan new normal di Bantaeng, Tagar menghubungi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantaeng, Komisi A Bidang Pemerintahan, Misbahuddin Basri, Senin. 

Misbah mengatakan pemerintah Kabupaten Bantaeng memang perlu menyusun kebijakan new normal untuk mengurangi beban di masa yang akan datang. New normal bisa membuka kembali roda perekonomian masyarakat, pelaku usaha mikro kecil menengah dan industri, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

"Kebijakan new normal sangat bisa diandalkan untuk memulihkan kondisi pemerintahan dan perekonomian negara dan masyarakat, kembali ke aktivitas keseharian dengan proteksi kesehatan yang ketat," ujar Misbah.

Hal senada disampaikan Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Bantaeng, Paratita Nareswari Putri Wijaya. Bahwa skema new normal harus dipersiapkan sedini mungkin.

"Kita sama-sama sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi skema new normal life. Untuk di Kabupaten Bantaeng sendiri secara khusus DPRD dalam hal ini Komisi A yang membidangi Pemerintahan belum ada pembicaraan khusus dan lebih mendalam terkait skema new normal ini dengan Pemerintah Kabupaten," kata Paratita saat dihubungi Tagar, Senin.

New Normal, Tatanan Kehidupan Baru

Belum diketahui kapan pandemi Covid-19 berakhir. Kalaupun berakhir, segalanya tidak akan sama lagi. Akan banyak perubahan gaya hidup di tengah masyarakat, perubahan ke arah lebih baik, di antaranya masyarakat akan lebih peduli pada protokol kesehatan.

"Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," ujar Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membuat kajian new normal untuk pemulihan ekonomi. Berikut skemanya.

Fase I Tanggal 1 Juni 2020

  • Industri dan jasa bisnis ke bisnis beroperasi dengan social distancing dan persyaratan kesehatan
  • Toko, pasar, dan mal belum boleh beroperasi, kecuali toko penjual masker dan fasilitas kesehatan
  • Sektor kesehatan beroperasi penuh dengan memperhatikan kapasitas sistem kesehatan
  • Berkumpul maksimal 2 orang dalam suatu ruangan, olahraga luar ruang belum diperbolehkan

Fase II Tanggal 8 Juni 2020

  • Toko, pasar, dan mal diperbolehkan buka tanpa diskriminasi sektor dengan menerapkan protokol ketat
  • Usaha dengan kontak fisik belum boleh beroperasi
  • Kegiatan berkumpul dan olahraga outdoor belum diperbolehkan

Fase III Tanggal 15 Juni 2020

  • Toko, pasar, dan mal tetap pada fase 2. Evaluasi pembukaan salon, spa, dan lain-lain dengan protokol ketat.
  • Kegiatan kebudayaan diperbolehkan dengan menjaga jarak
  • Kegiatan pendidikan di sekolah dilakukan dengan sistem shift sesuai jumlah kelas
  • Olahraga outdoor diperbolehkan dengan protokol
  • Evaluasi pembukaan tempat pernikahan, ulang tahun, kegiatan sosial hingga 10 orang

Fase IV Tanggal 6 Juli 2020

  • Pembukaan kegiatan ekonomi seperti di fase 3 dengan tambahan evaluasi
  • Pembukaan bertahap restoran, kafe, bar, tempat gym, dan lain-lain dengan protokol kebersihan ketat
  • Kegiatan outdoor lebih dari 10 orang
  • Pelesir ke luar kota dengan pembatasan jumlah penerbangan
  • Kegiatan ibadah dilakukan dengan jemaah terbatas
  • Membatasi kegiatan berskala lebih dari yang disebutkan

Fase V Tanggal 20 dan 27 Juli 2020

  • Evaluasi untuk fase 4 dan pembukaan tempat-tempat atau kegiatan ekonomi lain dalam skala besar
  • Akhir Juli atau awal Agustus, seluruh kegiatan ekonomi sudah dibuka. Tetap mempertahankan protokol dan standar kebersihan dan kesehatan yang ketat
  • Evaluasi secara berkala, sampai vaksin ditemukan dan disebarluaskan.

Syarat New Normal 

Direktur Regional Badan Kesehatan Dunia WHO untuk Eropa, Dr. Hans Henri P. Kluge, memberikan panduan untuk negara-negara Eropa yang akan menerapkan new normal. Setiap langkah untuk meringankan pembatasan dan transisi harus memastikan hal-hal berikut.

  • Terbukti bahwa transmisi Covid-19 telah dikendalikan
  • Kesehatan masyarakat dan kapasitas sistem kesehatan mampu untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak dan mengkarantina
  • Mengurangi risiko wabah dengan pengaturan ketat terhadap tempat yang memiliki kerentanan tinggi, terutama di rumah orang lanjut usia, fasilitas kesehatan mental dan pemukiman padat
  • Pencegahan di tempat kerja ditetapkan, seperti jarak fisik, fasilitas mencuci tangan, etiket penerapan pernapasan
  • Risiko penyebaran imported case dapat dikendalikan
  • Masyarakat ikut berperan dan terlibat dalam transisi. []

Baca juga:

Berita terkait
Bagaimana Nabi Muhammad SAW Merayakan Idul Fitri
Hari raya Idul Fitri momen penting bagi umat Islam yang biasanya dirayakan dengan meriah. Bagaimana Nabi Muhammad SAW merayakan Idul Fitri.
Kapan Pertama Kali Idul Fitri Dirayakan
Idul Fitri, hari kemenangan kaum muslim setelah satu bulan menjalankan puasa Ramadan. Tapi sebenarnya, kapan pertama kali Idul Fitri dirayakan?
Maaf Ibu, Anakmu Tak Bisa Mudik Lebaran Tahun Ini
Pandemi Covid-19 membuat Lebaran 2020 sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tak bisa mudik, tak bisa sungkem ayah ibu. Setengah mati merindu.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.