Layani Penumpang Blue Bird Operasikan Teknologi GPS

Blue Bird menggunakan 'mobile data terminal (MDT)' berbasis GPS yang memudahkan untuk memantau armada taksi yang sedang beroperasi di jalan raya.
PELUNCURAN MY BLUE BIRD PALEMBANG: Branch Manager Blue Bird Pool Palembang Ery Yusnovi (kanan) menjelaskan tentang Aplikasi My Blue Bird kepada para blogger saat peluncurannya di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (7/10). Aplikasi My Blue Bird memberikan kemudahan bagi pemesan karena bisa melihat taksi terdekat di sekitarnya dan bagi warga Palembang tersedia promo diskon 20 persen untuk setiap perjalanan dengan memesan via My Blue Bird. (Foto: Ant/HO).

Denpasar, (Tagar 21/10/2017) – Demi memberi pelayanan dan kenyamanan kepada warga masyarakat maupun wisatawan yang berlibur di Bali, taksi Blue Bird menggunakan teknologi berbasis "Global Positioning System (GPS)".

"Kami sudah menggunakan 'mobile data terminal (MDT)' berbasis GPS. Dengan teknologi tersebut akan memudahkan memantau (memonitor) armada taksi yang sedang beroperasi di jalan raya," kata General Manager PT Blue Bird Group Area Bali-Lombok, Putu Gede Panca Wiadnyana di Denpasar, Sabtu (21/10).

Ia mengatakan, taksi berlambang burung biru tersebut mulai mengoperasikan sistem MTD berbasis GPS sejak tahun 2002 guna memudahkan melakukan pemantauan kendaraannya. Hal itu untuk memberi kenyaman dan keamanan bagi konsumen atau penumpang.

"Dengan teknologi canggih tersebut, maka sistem ini akan memonitor dari kantor pusat sehingga di mana posisi satu per satu armada taksinya tetap terpantau. Tujuannya kami selain memberi kenyamanan kepada penumpang, juga mengindari kejahatan atau kecurangan yang menimpa pengemudi atau pelanggan," ujarnya.

Selain berfungsi keamanan pada kendaraan, kata Panca Wiadnyana, bahwa teknologi MTD berbasis GPS juga mempunyai fungsi canggih untuk mempermudah pengemudi serta mempersingkat waktu saat menjemput ke lokasi penumpang yang bersangkutan.

Panca Wiadnyana menjelaskan, dengan pantauan titik kordinat maka membantu pendistribusian pesanan (order) menjadi lebih efektif.

"Kami berharap teknologi ini nantinya dapat digunakan untuk memudahkan seluruh masyarakat Bali dan wisatawan dalam menggunakan jasa transportasi, dan juga untuk efisiensi waktu menggunakan Bali Taksi Blue Bird," ucapnya.

Dikatakan, selain memperoleh data keberadaan setiap unit taksi, pusat operator mampu memperoleh data hingga kecepatan kendaraan. Seluruh data perjalanan itu tersimpan di dalam pusat operator taksi Blue Bird untuk keamanan penumpang dan pengemudi.

Panca Wiadnyana menambahkan, Blue Bird Bali saat ini mengoperasikan 1.200 unit, yang terdiri dari 1.000 unit taksi dan 200 unit non-taksi (kendaraan sewa dan bus), serta mempekerjakan lebih dari 2.000 orang pengemudi dan karyawan.

Penghargaan GNNT

Sementara itu, atas prestasinya menggunakan transaksi membeli BBM dan masuk pintu tol Bali Mandara menggunakan uang elektronik (e-money), PT Blue Bird Bali meraih penghargaan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) dari Bank Indonesia.

"Kami mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh Bank Indonesia. Secara tidak langsung ini (pemberian penghargaan) telah memberikan perhatian besar kepada kami atas menggunakan uang elektonik tersebut," kata Panca Wiadnyana di sela peluncuran kendaraan taksi MPV di Jimbaran, Bali, Jumat (20/10).

"Seiring dengan motto perusahaan dalam melayani customer 'Aman, Nyaman, Mudah dan Personal (Andal), kami terus berupaya untuk melakukan inovasi dalam menerapkan semboyan itu," imbuhnya.

Ia mengatakan, sejak beroperasinya tol Bali Mandara, Blue Bird Bali juga berupaya untuk mengikuti perkembangan dengan menambah kenyamanan pelayanan kepada konsumen melalui penggunaan uang elektronik, sehingga pelanggan (masyarakat) tidak perlu merasakan antrian kemacetan di pintu tol.

Panca Wiadnyanya lebih lanjut mengatakan, komitmen pengunaan uang elektronik dalam transaksi keseharian sudah dicanangkan sejak Juli 2016. Dengan dukungan dua Bank BUMN (Bank Mandiri dan BRI), penggunaan uang elektronik terus disosialisasikan.

"Secara perlahan penggunaan uang elektronik (Unik) terus diperluas mulai dari transaksi kebutuhan sehari-hari, pembayaran tol hingga pembelian BBM atau pertalite," jelasnya.

Ia mengatakan, penggunaan elektronik tersebut banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dalam bertransaksi, antara lain kenyamanan konsumen, penghematan dalam transaksi karena nominal yang dibulatkan (diperkirakan dari pembelian pertalite bisa dihemat lebih ratusan juta rupiah dalam setahun), termasuk berkurangnya waktu antrian dirasakan oleh pengemudi membuat pemakaian bahan bakar menjadi lebih irit.

Karena komitmen inilah, Panca Wiadnyana mengatakan Blue Bird Bali mendapat penghargaan khusus dari Bank Indonesia atas upaya turut menyukseskan GNNT. Penghargaan itu diserahkan Bank Indonesia Perwakilan Bali Causa Iman Karana.

Panca Wiadnyana lebih lanjut mengatakan banyak sekali tantangan yang dilalui, baik dari internal maupun ekternal sejak penggunaaan uang elektronik dalam upaya menyukseskan GNNT.

"Resistensi tentu ada, namun terus dilakukan upaya untuk memberikan pemahaman dan tentunya didukung dengan penggunaan yang mudah, misalnya akses untuk pengisian ulang (top up)," ucapnya.

Ia mengatakan, tidak hanya penggunaan uang elektronik dalam transaksi, secara nasional PT Blue Bird Tbk juga sudah menyiapkan kemudahan dalam pembayaran taksi melalui aplikasi MyBlueBird, baik melalui reservasi maupun pemberhentian dimana pun, dan membayar non-tunai dengan "fitur Easy Ride".

"Untuk mendukung program GNNT, kami memberikan diskon hingga 20 persen untuk mendorong konsumen bertransaksi secara non-tunai," terangnya. (ant/yps)

Berita terkait
0
Fitur Message Reaction WhatsApp, Kini Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
Ya, di dalam fitur WhatsApp Reaction ini ada 6 emoji yang bisa Anda manfaatkan untuk memberikan tanggapan pada sebuah obrolan.