Jakarta - Saat diberikan kesempatan menyampaikan harapannya dalam rapat dengar pendapat umum di Komisi III DPR RI, salah seorang kakak almarhum Khadavi, korban penembakan personel Polda Metro Jaya di Tol Cikampek, mengaku bersyukur karena adiknya berjihad untuk agama.
"Terima kasih sudah diberikan kesempatan, apa yang kami pikirkan selama ini dan kami rasakan. Tentunya, kami keluarga bersyukur dan bersedih," kata Anandra, kakak almarhum Khadavi di hadapan rapat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond Junaidi Mahesa, Kamis, 10 Desember 2020.
"Kenapa bersyukur, karena keluarga kami telah berjihad untuk agama kami sendiri," ungkap Anandra.
Kemudian, pihaknya kata Anandra bersedih, karena kenapa hal itu terjadi dengan sangat brutal. Sedangkan para korban menurut dia, tidak memiliki kesalahan.
"Tidak ada kesalahan, kenapa harus, itu benar-benar tidak manusiawi, seperti binatang, seperti burung yang ditembak di udara," katanya.
Dan pada saat itu pun, ujar dia, tidak ada dari pihak manapun yang menginformasikan kepada keluarga atas insiden tewasnya Khadavi dan lima rekannya.
Baca juga: FPI Vs Polisi, Kakak Korban: Seperti Burung Ditembak di Udara
"Kami mengetahuinya dari media, itu sangat benar-benar mengejutkan sekali ya hal itu. Tentunya maka dari itu, pastinya kan untuk para anggota dewan yang terhormat menghimpun aspirasi dari kami. Mohon keadilannya untuk keadilan di dunia ini. Di akhirat pasti diadili, pasti. Itu janji Allah. Tapi kami tetap meminta keadilan di dunia ini," kata dia.
Kesempatan berikutnya Anandra menyebut, Khadavi merupakan satu-satunya pria dalam keluarga mereka.
Dan kami benar-benar sangat terpukul. Keponakan kami ini sedianya mau wisuda Januari
"Saya Anandra, kakak dari Khadavi. Kebetulan beliau pun anak satu-satunya laki-laki dalam keluarga kami. Yang pastinya, seharusnya itu menjadi kebanggaan sendiri ya, karena hanya memiliki satu anak laki-laki, beliau," ungkapnya.
Anandra kemudian menyebut, mereka sangat terpukul sekali dengan adanya kejadian ini, dan bersyukur di lain pihak.
Ditambahkan salah seorang keluarga almarhum Khadavi, berharap adanya proses hukum yang seadil-adilnya dan terungkap pelaku yang membuat Khadavi tewas.
"Dan kami benar-benar sangat terpukul. Keponakan kami ini sedianya mau wisuda Januari. Mungkin itu rasa sedih yang saya ungkapkan selaku keluarga," katanya.
Baca juga: Munarman Umumkan Identitas 6 Laskar FPI yang Ditembak Polisi
Sebelumnya, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman merilis pernyataan resmi mengenai identitas enam orang anggota laskar pengawal Habib Rizieq Shihab yang tewas dalam insiden penembakan oleh polisi, pada Senin, 7 Desember 2020 dini hari.
Anggota laskar pertama yang tewas di tangan polisi adalah Andi Oktiawan, yang merupakan pemuda kelahiran Jakarta, 29 Oktober 1987.
Anggota laskar yang kedua adalah Ahmad Sofiyan alias Ambon yang lahir di Jakarta, 16 Juli 1994, dan Faiz Ahmad Syukur alias Faiz, yang lahir pada 15 September 1998.
Berikutnya ada Muhammad Reza alias Reza yang lahir di Jakarta, 7 Juni 2000. Kemudian Lutfi Hakim, kelahiran 27 September 1996, serta Muhammad Suci Khadavi kelahiran tahun 1999.
Dalam pernyataan yang sama, Selasa, 8 Desember 2020, Munarman kembali menegaskan bahwa tidak ada insiden saling tembak seperti yang diklaim aparat kepolisian.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Tegaskan Akan Tangkap Pendiri FPI Rizieq Shihab
Namun dari kesaksian salah seorang anggota laskar yang terhubung lewat sambungan telepon saat kejadian, ada sebuah suara yang mengindikasikan adanya dugaan penodongan dan suara kesakitan.[]