Lansia Rentan Terpapar Corona dan Cara Pencegahannya

Lansia merupakan kelompok yang rentan terpapar virus, termasuk Covid-19. Ada sembilan cara bagi lansia terhindar virus tersebut.
ilustrasi lansia (Foto: pixabay)

Yogyakarta - Kelompok lanjut usia (lansia) termasuk yang rentan terhadap penularan virus Corona atau Covid-19, bersama dengan orang yang memiliki riwayat penyakit penyerta.

Pakar Geriatri Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Probosuseno menjelaskan, lansia rentan terhadap berbagai macam infeksi bakteri, virus maupun penyakit termasuk Covid-19. Pasalnya, kapasitas fungsional organ-organ tubuh lansia mengalami penurunan akibat penuaan.

“Lansia mengalami penurunan kapasitas fungsional hampir pada seluruh sistem tubuhnya, termasuk imunitasnya sehingga rentan terhadap infeksi apa pun,” katanya pada Sabtu, 2 Mei 2020.

Dia mencontohkan beberapa fungsi tubuh yang menurun seiring pertambahan usia. Seperti hilangnya kelenjar timus, kulit semakin menipis, kelenjar lendir berkurang dan fungsi organ-organ tubuh menurun. 

Ditambah nafsu makan berkurang sehinga asupan nutrisi tidak tercukupi. Kondisi ini mengakibatkan kecepatan tubuh saat merespons tidak secepat dan seefektif saat muda.

Lansia merupakan mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok ini perlu lebih waspada, terlebih yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti penyakit autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, dan jantung.

Selain itu, juga lansia dengan multipatologi atau mengidap sejumlah penyakit. Apabila tertular Covid-19 maka lansia akan mendapatkan komplikasi kesehatan yang cukup serius.

“Lansia yang paling rentan atau rapuh adalah lansia tua di atas 80 tahun, diikuti lansia sedang usia 70-80 tahun, dan terakhir lansia muda usia 60-70 tahun,” ucap dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini.

9 Langkah bagi Lansia Terhindar Covid-19

Untuk melindungi lansia dari kemungkinan infeksi Covid-19 ada sembilan langkah. Sembilan langkah yang dapat dilakukan agar lansia sehat dan bahagia.

Salah satunya, menjaga asupan nutrisi yang baik dan halal serta menjaga kebutuhan cairan dengan minum air hangat yang cukup tanpa harus menunggu haus. "Jaga asupan nutrisi, makan sayur lodeh juga bagus karena mengandung zat-zat yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.

Berikutnya, tetap mendorong lansia untuk melakukan olahraga dengan intensitas ringan dengan durasi total 30 menit setiap hari. Olahraga tidak hanya bisa berpengaruh pada kesehatan fisik, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mental lanisa.

Contoh olahraga yang dapat dilakukan lansia seperti tepuk tangan keras-keras selama satu menit dan mengayunkan tangan ke atas dan ke bawah 100 kali saat pagi, siang, dan malam.

Lalu, menghindari stres. Sebab, stres dapat menurunkan imunitas tubuh, memacu adrenalin, meningkatkan tekanan darah dan gula darah.

Istirahat atau tidur yang cukup antara empat sampai sembilan jam setiap harinya. Sebab, saat tidur tubuh melakukan penggandaan sel darah putih dan sel lainnya yang sangat berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

Menjaga kebersihan lingkungan juga perlu dilakukan. Salah satunya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun atau alkohol 70 persen terutama saat akan mengusap mulut , mengucek mata, atau membersihkan lubang hidung.

Selain itu, juga meningkatkan ketakwaan keimanan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa ibadah, bersedekah, bersyukur, bersabar, dan berpuasa terbukti mampu meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh.

Tak kalah penting tetap beraktivitas di rumah seperti mengembangkan hobi. Langkah lain dengan meninggalkan hal-hal yang tidak perlu. Tidak melakukan perjalanan atau bepergian apabila tidak ada kebutuhan mendesak. Pasalnya, seseorang akan lebih mudah terinfeksi virus saat berada di kerumunan.

“Jika tidak mendesak jangan keluar rumah. Misal mau kontrol kesehatan bisa dengan telemedicine sebagai alternatif konsultasi dokter secara online,” katanya.

Upaya lain yang dapat ditempuh dengan tetap melakukan kegiatan sosial. Namun, di tengah situasi pandemi saat ini, dia menganjurkan untuk mengurangi interaksi sosial secara langsung. Interaksi disarankan dilakukan secara virtual melalui chat, telepon, maupun video call.

“Dengan cara ini mereka akan tetap terhubung dengan keluarga dan lingkungan sehingga tidak merasa kesepian yang bisa memengaruhi kesehatan mental dan fisiknya,” ujarnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Alasan 6 Tenaga Kesehatan di Bantul Jalani Isolasi
Enam tenaga kesehatan dan satu non kesehatan di Bantul, Yogyakarta harus menjalani isolasi.
Masker Bela Beli Kulon Progo Saat Pandemi Corona
Produsen batik terpukul saat pandemi Covid-19. Mereka berinovasi membuat produk lain berupa masker seperti di Kulon Progo, Yogyakarta.
Cara Warga Gunungkidul Menghadapi Pagebluk Covid-19
Kearifan lokal warga Gunungkidul dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan menampung bahan makanan di lumbung desa.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.