Langkah BPBD Antisipasi Kebakaran Hutan di Banyuwangi

Dua titik yang diantisipasi kebakaran hutan yakni Gunung Ijen dan Hutan Taman Nasional Alaspurwo.
Kebakaran hutan di kawasan Gunung Ijen tahun 2019. (Foto: Istimewa/Tagar/Hermawan)

Banyuwangi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan yang mencapai 2000 hektare lebih tahun ini. Setidaknya ada dua titik rawan kebakaran hutan di Banyuwangi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram mengatakan mengacu pada tahun 2019 lalu, ada dua titik hutan yang berpotensi terbakar. Hutan tersebut adalah kawasan hutan Gunung Ijen dan hutan Taman Nasional Alaspurwo.

Kalau yang di Ijen itu lebih dari 1000 hektare, kemudian yang besar itu juga ditaman nasional Alas Purwo itu juga lebih dari 1000 hektare.

”Di dua kawasan itu, luas hutan yang terbakar mencapai 2000 hektare lebih tahun kemarin. Penyebabnya sendiri, akibat ulah manusia yang sengaja membakar hutan untuk pembukaan lahan pada musim kemarau. Pelakunya sudah ditangkap pihak kepolisian Bondowoso, karena membakarnya dari kawasan lereng Gunung Ijen wilayah Bondowoso,” ujar Eka Muharram, Senin, 28 September 2020

Selain di dua kawasan hutan lindung, potensi kebakaran hutan juga terjadi di kawasan hutan produksi milik perhutani. Di Banyuwangi sendiri ada ratusan hektar hutan produksi yang ditanami pohon jati. Dan setiap tahunya sering terjadi kebakaran. 

Untuk itu, Eka mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan sembarangan karena sebagian besar wilayah Banyuwangi masih musim kemarau.

“Kalau yang di Ijen itu lebih dari 1000 hektare, kemudian yang besar itu juga ditaman nasional Alas Purwo itu juga lebih dari 1000 hektare. Ada dua kawasan yang tahun 2019 itu terjadi kebakaran hutan yang cukup luas. Kemungkinan itu tetap ada,” ujar Eka Muharram.

Selain potensi kebakaran hutan, masyarakat juga diminta untuk menghemat air bersih, terutama di daerah rawan kekeringan. Sebab meskipun hingga akhir bulan September 2020 ini, tidak ada daerah yang terdampak kekeringan di Banyuwangi, namun musim kemarau diperkirkan masih terjadi hingga akhir bulan Oktober 2020 akan datang.

“Musim kemarau di wilayah Banyuwangi, diperkirkan masih berlangsung pada bulan Oktober mendatang. Karena sampai akhir September ini sebagian wilayah Banyuwangi masih masuk musim kemarau. Sehingga masyarakat kami harapkan untuk menghemat air berish terutama di wilayah yang rawan kekeringan,” tutur Eka Muharram.

Eka Muharrap, meminta bagi masyarsakat yang daerahnya krisis air bersih bisa langsung mengajukanya ke BPBD Banyuwangi, melalui pemerintah desa atau kelurahan setempat. Dan nantinya akan ditindak lanjuti untuk disupalai air bersih

“Bagi masyarakat yang daerahnya sudah krisis air bersih silahkan mengajukan droping air berish ke kami (BPBD Banyuwangi) melalui pemerintahan desa atau kelurahan. Nanti akan segera kita supalai air bersih,” tutur Eka Muharram.

Di Kabupaten Banyuwangi, ada 9 kecamatan yang daerahnya rawan kekeringan. Kecamatan tersebut, diantaranya , Kecamatan Wongsorejo, Purwoharjo, Tegaldelimo, Pesanggaran, Siliragung, Bangorejo, Tegalsari dan Kecamatan Muncar.[]

Berita terkait
Deteksi Dini Tsunami, BPBD Banyuwangi Tambah 3 EWS
Selain menambah 3 alat pendeteksi tsunami, BPBD Banyuwangi juga memasang rambu jalur dan tempat aman evakuasi saat terjadi bencana.
Kebakaran Hutan Ancam AS Beberapa Hari ke Depan
Lake Fire atau Kebakaran Hutan dan Lahan di Amerika Serikat (AS) yang telah menghanguskan hingga 11.000 hektare diperkirakan masih akan berlanjut.
Kemarau Basah, Banyuwangi Waspada Kebakaran Hutan
BPBD Banyuwangi menggelar apel gabungan untuk penanganan kebakaran hutan di wilayah Banyuwangi.Tahun lalu 1000 Ha wilayah Gunung Ijen terbakar.
0
Ons Jabeur vs Elena Rybakina Bikin Sejarah di Final Tunggal Putri Wimbledon 2022
Petenis Tunisia, Ons Jabeur, unggulan ke-3 bertemu petenis Kazakhstan, Elena Rybakina, unggulan ke-17, catat sejarah di final Wimbledon 2022