Langit di Desa Sambirejo Mendadak Hitam

30 warga meninggal tak sampai dua jam akibat pabrik pembuat mancis terbakar di Langkat.
Warga melihat lokasi kebakaran pabrik mancis di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat 21 Juni 2019. (Foto: Antara)

Langkat - Siang itu, seperti biasa puluhan ibu bekerja di pabrik pembuatan mancis gas di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Satu dua anak pekerja rumahan itu datang ke sana menemui ibu mereka. Sepulang sekolah bermain di pabrikan sembari menemani sang ibu.

Salah seorang di antaranya Sifah, putri pasangan Sofian dan Yuni Pitriani. Gadis usia 11 tahun itu menurut ayahnya, biasa bermain ke pabrik menemani sang ibu.

Sifah sepulang sekolah setelah dari rumah mereka yang berjarak 500 meter dari pabrik, langsung beranjak menemui ibunya, Yuni.

Menjelang salat Jumat, sekitar pukul 12.00 WIB, terdengar ledakan keras dari rumah milik Sri Maya (47) warga Desa Sambirejo yang disewakan kepada Burhan (37), warga Jalan Bintang Terang, Desa Mulyo Rejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

Suara ledakan itu mengagetkan warga sekitar. Agus dan Selamat yang tak jauh dari lokasi kejadian bertutur begitu mendengar suara ledakan di pabrik bergegas menuju lokasi untuk ikut membantu warga lainnya memadamkan api.

Setengah jam kemudian empat damkar dari Pemko Binjai, disusul damkar Pemkab Langkat sebanyak dua unit bekerja keras memadamkan api. Sekitar pukul 13. 00 WIB api padam.

Setelah api padam, warga sadar betapa banyaknya korban yang meninggal, terpanggang api di ruangan rumah perakitan mancis itu. Rumah itu setiap hari selalu ramai pekerja. Sebanyak 30 orang dicatat meregang nyawa dibakar api. Mereka tak bisa menyelamatkan diri.

Ada empat pekerja yang selamat, itu pun karena mereka sedang ke luar makan siang. Ada sepuluh sepeda motor di rumah ikut terpanggang bersama pekerja di sana.

Salah seorang suami korban, Faizal dengan mata kemerahan saat tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, Medan pada Jumat 21 Juni 2019 sore, sempat melihat di satu ruangan para pekerja, terbakar dengan kondisi mengenaskan, hitam terpanggang.

"Kutengok udah gak bisa dikenali semua jenazah, Bang. Semuanya udah hitam," kata suami korban bernama Marlina atau Imar.

Kesedihan mendalam terlihat di wajah Sofian, saat datang ke Rumah Sakit Bhayangkara. Dia sudah membawa semua dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan pendataan dan identifikasi ciri-ciri istri dan putrinya.

"Ini saya mau melihat dulu, apakah istri bisa diketahui ciri-cirinya atau tidak," katanya dengan raut wajah duka. 

Dari lima anak yang menjadi korban, dua anak atas nama Pinja dan Sasa merupakan anak dari korban Yunita Sari warga Desa Sambirejo, Gang Mirat. Dua lagi atas nama Juna dan Bisma, anak dari korban Desi warga Desa Sambirejo Dusun IV.

Pasca peristiwa tragis itu, seluruh jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, Medan. Di sana dilakukan proses identifikasi para korban. Para keluarga korban pun sudah di sana mencari keberadaan korban yang memang sudah sulit dikenali.

Belum diketahui secara persis apa penyebab kebakaran yang menelan korban mayoritas perempuan itu. Kepala BPBD Langkat Irwan pun belum mengetahuinya, karena kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi.

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto bersama Kapolres Binjai AKBP Nugroho Tri Nuryanto sudah turun ke lokasi kebakaran pada Jumat siang.

Untuk mengetahui penyebab kejadian, polisi sudah membawa empat pekerja yang selamat untuk dimintai keterangan.

Desa Sambirejo, berduka. Sebanyak lima anak-anak dan 25 orang dewasa meninggal dunia tak sampai dua jam. Rumah tempat pembuatan mancis di Jalan TA Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat membuat langit Langkat hitam.[]

Berita terkait
0
Mobil Ekstremis Anti-Islam di Norwegia Ditabrak Setelah Bakar Al Quran
Pemimpin kelompok ekstremis anti-Islam di Norwegia terlibat dalam aksi kejar-kejaran mobil dengan polisi dan akibatkan tabrakan 2 Juli 2022