Lampu Hijau Arema FC Kelola Stadion Gajayana

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang dan Pemerintah Kota Malang bakal memberi lampu hijau Stadion Gajayana dikelola Arema FC.
Perayaan HUT ke-33 Arema FC di Gedung DPRD Kota Malang. Arema FC bakal mendapat kado indah bila diizinkan mengelola Stadion Gajayana, Malang. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang - Rencana pengelolaan Stadion Gajayana, Malang, yang diserahkan kepada Arema FC sepertinya berjalan mulus dan menemui titik terang. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bakal memberikan lampu hijau kepada klub berjuluk Singo Edan ini untuk mengelola stadion.

Arema FC sudah merencanakan mengelola stadion berkapasitas 25 ribu ini. Stadion, rencananya, dikembangkan sport tourism (wisata olahraga, khususnya sepak bola) hingga training ground (tempat latihan). 

Pertemuan untuk pembahasan rencana itu antara manajemen Arema FC dan Pemerintah Kota Malang sudah beberapa kali dilangsungkan. Salah satunya di Balaikota Malang, 2 tahun lalu. 

Saya yakin dengan kreativitas Arema dan manajemen yang luar biasa. Dari Kota Malang ini akan melahirkan juara-juara di berbagai cabang olahraga

Saat itu, ke-2 belah pihak menggelar rapat membahas konsep dalam pengelolaan Gajayana Malang menjadi sport tourism hingga training ground. Namun pertemuan itu buntu dan belum ada kejelasan sampai sekarang.

Berkaca dari itulah, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika akan mencoba melakukan pembicaraan terkait hal tersebut bersama Pemerintah Kota. Dia beralasan Arema layak mengelola stadion yang berlokasi di Kecamatan Klojen, Kota Malang ini.

Tak hanya itu, Arema FC memiliki sejarah penting dengan stadion tersebut. Salah satunya, kata dia, sejak lahirnya Arema dan pertama kali main di kompetisi hingga besar sampai sekarang berawal dari stadion tersebut.

"Sejak awal menjabat, saya sampaikan Arema paling layak untuk mengelola Stadion Gajayana. Arema ini ahlinya dalam bidang olahraga dan saya secara pribadi juga tahu sejarah lahirnya Arema di Stadion Gajayana itu," kata dia dalam keterangannya.

Ini yang menjadikan dia mendorong klub kebanggaan warga Malang Raya itu nantinya diberikan hak penuh terkait pemeliharaan dan pengelolaan stadion tersebut. Dengan catatan, lanjut Made, untuk teknis tetap harus sesuai peraturan yang ada.

"Saya yakin dengan kreativitas Arema dan manajemen yang luar biasa. Dari Kota Malang ini akan melahirkan juara-juara di berbagai cabang olahraga," ujarnya.

PAD Stadion Sangat Minim

Alasan lain, dia menyampaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang dari Stadion Gajayana sangat minim yaitu hanya sebesar Rp 750 miliar. Itu pun belum dipotong pengeluaran terhadap renovasi maupun pemeliharaan stadion.

Menurut dia saat pengelolaan stadion dilakukan Arema, bukan tidak mungkin akan menghidupkan ekonomi dengan adanya penjual baju atau pernak-pernik Arema, kuliner hingga parkir. Dengan demikian, secara otomatis diyakininya pula bisa meningkatkan PAD Kota Malang.

"Minimal, adanya Arema di Stadion Gajayana ini bisa menghidupkan UMKM. Soalnya, magnet Arema ini bisa menarik adanya tenant penjual pernak-pernik Arema hingga kuliner. Efek domino itulah yang sebenarnya ingin diinisiasi DPRD Kota Malang," kata dia.

"Dengan catatan pula, bukan orang luar Malang yang mengelolanya. Orang yang berjualan di sana merupakan asli Malang dan parkir juga harus orang Malang," ujarnya.

Meski dikelola Arema FC bukan berarti klub lain tidak diizinkan menggunakannya. Semua tim atau klub lain bisa menggunakannya. Apalagi di Malang Raya ini ada beberapa klub sepak bola selain Arema FC. Di antaranya yaitu Arema Indonesia, Metro FC, Persikoba Kota Batu dan beberapa klub lainnya.

"Klub sepak bola apa pun bisa menggunakan. Dengan catatan, kita berikan ketentuan dan persyaratan tertentu (untuk menggunakan Stadion Gajayana). Jadi, Arema FC tidak eksklusif, harus profesional dan harus membuka diri," tutur dia. 

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan terkait pengelolaan Stadion Gajayana diserahkan kepada Arema masih dalam tahap proses pengkajian dan menata regulasi. Hal itu dikatakannya karena tidak ingin menimbulkan masalah baru ke depannya.

Dia menjelaskan Gajayana merupakan fasilitas publik sehingga dibutuhkan regulasi khusus. Apalagi, klub sepak bola di Malang tidak hanya Arema FC.

"Masih kami tata regulasinya. Ini kan fasilitas umum. Misalnya nanti ada klub lain seperti Arema Legend atau Persema ingin bermain di stadion itu. Nah, mekanismenya akan kami atur," tuturnya.

Meski begitu, Sutiaji menuturkan pemerintah selalu mendukung Arema FC bisa mengelola Stadion Gajayana secara profesional. Sehingga, dia berharap akan muncul pemain-pemain bertalenta asli Kota Malang yang bisa mengharumkan Indonesia.

"Saya memang berharap, ketika (Stadion Gajayana) bisa dikelola secara profesional akan menjadi tempat pengembangan bibit-bibit pesepak bola dari Kota Malang. Makanya, semua ini (aturan) perlu dirombak," ucapnya. []

Berita terkait
Kesepakatan Buntu, Mario Gomez Tinggalkan Arema FC
Pelatih Arema FC Mario Gomez mundur menjelang digulirkannya kembali Liga 1 2020. Gomez mundur karena tidak sepakat dengan renegosiasi kontrak baru.
Arema FC Songsong Falsafah Jawa di HUT ke-33
Arema FC telah melakukan perjalanan panjang selama 33 tahun berkiprah di kancah sepak bola Indonesia. Arema FC hadapinya dengan falsafah Jawa.
HUT ke-33 Arema Tetap Meriah Tanpa Konvoi di Malang
Manajemen Arema FC melarang Aremania untuk melakukan konvoi diperingatan HUT ke-33. Arema FC juga akan meluncurkan jersey khusus.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.