Kulon Progo - Sejumlah perwakilan petani yang berada di wilayah Kapanewon Temon mengadu kepada Bupati Kulon Progo Sutedjo. Mereka mengeluhkan lahan pertanian menjadi rusak akibat adanya proyek kereta api Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Mereka meminta Bupati Sutedjo ikut turun tangan menyelesaikan permasalahan lahan pertanian yang berada di Kalurahan Glagah dan Kalidengen di Kapanewon Temon tersebut. Para petani ini mengaku menderita kerugian Rp 6,5 miliar.
Baca Juga:
Perwakilan petani, Bayu Puspo Putro Pangaribawa, mengatakan, proyek rel bandara tersebut menyebabkan saluran pembuangan air tersendat. Saat hujan turun pada 28 Oktober 2020 lalu, air dari sungai meluap dan merendam lahan pertanian seluas 16,18 hektar.
Total kerugian yang diderita sekitar Rp 6,5 miliar.
Akibatnya, tanaman pertanian seperti cabai, melon, semangka hingga jagung mengalami kerusakan. Petani akhirnya gagal panen. "Petani sudah berupaya menyelamatkan tanamannya, namun karena genangan airnya cukup banyak. Total kerugian yang diderita sekitar Rp 6,5 miliar," kata Bayu, di Kulon Progo, Kamis, 5 November 2020 malam.
Bayu menjelaskan, sebelum adanya proyek tersebut, di saat turun hujan lahan pertanian aman dari genangan air. Namun setelah proyek berjalan yang bertepatan dengan musim hujan, yang terjadi adalah banjir.
Baca Juga:
Menurut Bayu, para petani sebelumnya sudah memperingatkan pengelola yaitu PT Kalista KSO agar dibuatkan gorong-gorong. Namun karena mereka hanya sub kontraktor jadi tidak berani. "Petani sudah sudah bertemu dengan PT tersebut namun belum ada solusi konkret," ujarnya.
Bupati Kulon Progo Sutedjo berjanji akan berupaya mencari solusi untuk membantu petani terdampak. "Kami akan menjembatani komunikasi antara petani dan pelaksana," ujarnya. []