Semarang - Kasus meninggalnya buruh PT. Randugarut Plastik Indonesia (RPI) Semarang terulang kembali. Setelah pada, Selasa 7 Januari 2020 lalu digegerkan dengan meninggalnya Suwarti, selang tiga hari kemudian, Khamim 51, harus meregang nyawa di tempat yang sama.
Khamim merupakan, buruh di PT. RPI yang sehari-hari bekerja sebagai sopir. Kejadian bermula ketika Khamim, merasakan sesak didada ketika hendak mengantarkan pulang karyawan pabrik, pada Kamis 9 Januari 2020, pukul 23.00 WIB.
Duka mendalam bagi buruh PT. RPI dan keluarga besar FSP KEP Jawa Tengah belum usai, dikejutkan lagi dengan kematian berikutnya di RS yang sama.
Kemudian oleh anaknya yang kebetulan mengetahui kejadian tersebut langsung membawa sang ayah ke RSUD Tugurejo dengan menggunakan kendaraan perusahaan. Sesampainya di RS sambil dilakukan tindakan medis.
Khamim masih bisa diajak komunikasi saat itu. Namun 2 jam kemudian, sekitar pukul 01.00 WIB, pada Jumat 10 Desember 2020, Khamim dinyatakan meninggal dunia.
"Duka mendalam bagi buruh PT. RPI dan keluarga besar FSP KEP Jawa Tengah belum usai, dikejutkan lagi dengan kematian berikutnya di RS yang sama," ungkap Zainudin Ketua DPD FSP KEP Jawa Tengah, saat dihubungi Tagar, Sabtu 11 Januari 2020.
Tak berhenti di situ, di hari yang sama pada Jumat pagi, Lailatul Maskanah, 41, buruh PT. RPI yang sedang dalam kondisi mengandung juga mengalami duka mendalam. Saat itu, usai kandungan Maskanah berusia enam bulan. Awalnya, ia merasakan sakit di tempat kerja.
Tanpa pikir panjang pihak perusahaan langsung membawanya ke UGD RSUD Tugurejo. Namun, tragedi yang ditakutkan akhirnya terjadi.
"Anak yang dalam kandungan Maskanah tidak terselamatkan," sesal Zainudin.
Zainudin mempertanyakan kredibilitas RSUD Tugurejo sebagai rumah sakit yang dibawa pengelolaan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Prestasi Piagam penghargaan atas pelayanan terbaik pun disanksikan.
"RSUD Tugurejo ini sebenarnya rumah sakit atau rumah mati. Kurun waktu tidak ada seminggu tiga anggota keluarga besar kami meninggal di situ," ujar Zainudin.
Zainuddin mengatakan, pihaknya akan terus mengawal kasus ini.
"Slogan RS dengan pelayanan prima hanya omong kosong belaka. Bagi kami ini persoalan serius, organisasi tidak akan tinggal diam," ujarnya.
Sementara itu, Humas RSUD Tugurejo Mei Kristiani membenarkan, pada Jumat 10 Januari ada buruh PT. RPI yang meninggal di tempat tersebut. Pihaknya berjanji akan melakukan audit atas kasus tersebut
"Saat ini kami sedang melakukan audit," ujarnya saat dikonfirmasi Tagar, Jumat 10 Januari 2020. []