Kunjungi Krakatau Steel, Menperin Apresiasi Pembangunan Pabrik Baru HSM

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengapresiasi perluasan fasilitas produksi yang dilakukan PT Krakatau Steel (PTKS).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto:Tagar/Kemenperin)

Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengapresiasi perluasan fasilitas produksi yang dilakukan PT Krakatau Steel (PTKS) sehingga mampu berkontribusi dalam program substitusi impor sebesar 35 persen pada 2022.

Dengan dioperasikannya pabrik HSM 2, kapasitas produksi HRC Krakatau Steel bertambah 1,5 juta ton per tahun.

"Kami memberikan apresiasi kepada PT Krakatau Steel (PTKS) dengan perluasan fasilitas produksinya yang berkontribusi terhadap program substitusi impor yang dicanangkan pemerintah," tuturnya saat meninjau proyek Hot Strip Mill #2 (HSM 2) Krakatau Steel di Cilegon berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tagar, Kamis, 25 Maret 2021.

Selain itu, menurut Menperin, Krakatau Steel merupakan perusahaan kebanggaan Indonesia yang telah melakukan banyak perubahan dan kemajuan. 

“Transformasi Krakatau Steel berjalan dengan baik, terutama karena sekarang sudah menjadi perusahaan publik. Apalagi dengan dioperasikannya pabrik HSM 2, HRC PTKS menjadi 3,9 juta ton/tahun,” sebutnya

Hasil kunjungan ini, akan disampaikan Menperin kepada Presiden agar beliau bisa langsung hadir untuk memastikan perluasan fasilitas HSM 2 tersebut. 

"Rencananya investasi sebesar USD521 juta ini akan diresmikan oleh Presiden RI pada minggu ketiga April mendatang," ucap Menperin.

"Kapasitas produksi di tahap pertama sebesar 1,5 juta ton Hot Rolled Coil (HRC) per tahun. Untuk tahap selanjutnya ditargetkan meningkat menjadi 4 juta ton HRC/tahun," tambah Menteri Agus.

Kemenperin berharap, produk HRC tersebut dapat mengisi pasar baja nasional, terutama untuk supply chain otomotif dan pengembangan infrastruktur yang semakin didorong agar meningkat. 

"Kami percaya ini akan memberi kontribusi signifikan, khususnya bagi industri otomotif," ungkapnya.

Menperin juga yakin, kinerja yang ditunjukkan Krakatau Steel saat ini dapat menjaga kepercayaan publik dan investor terhadap perusahaan baja kebanggaan Indonesia tersebut. 

"Kami yakin KS dapat berkembang dan menjalankan bisnisnya dengan penuh kredibilitas, sehingga pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk perlindungan kepada perusahaan ini," tandasnya.

Agus GumiwangMenteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto:Tagar/Kemenperin)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menyampaikan, produk utama dari HSM 2 ini adalah produk baja HRC yang didedikasikan untuk memenuhi pasar otomotif dengan spesifikasi kualitas yang tinggi. 

"Dengan dioperasikannya pabrik HSM 2, kapasitas produksi HRC Krakatau Steel bertambah 1,5 juta ton per tahun," pungkasnya.

Adapun produksi eksisting HSM PTKS saat ini mencapai 2,4 juta ton, artinya dengan penambahan 1,5 juta ton dari pabrik HSM 2, kapasitasnya menjadi jadi 3,9 juta ton per tahun. 

"Kami bisa berkontribusi terhadap market HRC lokal sebesar 65%, sisanya didukung oleh industri lainnya di dalam negeri," tandanya.

Pada kunjungan itu, Menperin mengemukakan, pada tahun 2021, sektor industri logam dasar diperkirakan tumbuh 3,54%. Hal ini menunjukkan industri baja merupakan industri high resilience yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan siap untuk kembali meningkatkan kemampuan dan performanya di tahun ini.

“Pada masa pandemi Covid-19, sektor industri logam dasar tetap bertumbuh dengan baik. Pada tahun 2020 industri logam mengalami pertumbuhan positif,” katanya. 

Hal ini didukung dengan nilai realisasi investasi yang tinggi dan neraca perdagangan surplus di industri logam, khususnya untuk logam dasar serta upaya pengendalian impor besi baja nasional.

Agus menambahkan, dalam rangka mendorong industri logam nasional yang berdaya saing tinggi, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif dan kompetitif guna mendongkrak utilisasi serta kemampuan inovatif pada sektor tersebut.

“Untuk menciptakan iklim usaha industri logam yang kondusif di masa pandemi ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian menjalankan beberapa kebijakan bagi industri agar bisa tetap menjalankan kegiatan usahanya sehingga bisa bertahan dalam kondisi sulit ini. Bahkan, diharapkan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional dari ancaman resesi di masa pandemi,” harapnya.

Dalam menetapkan kebijakan tersebut, Kemenperin telah menempatkan industri baja sebagai salah satu partner strategis yang merupakan mother of industry bagi sektor manufaktur. 

"Sebagai komponen utama pembangunan ekonomi nasional, sektor Industri Logam berpotensi memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi melalui added value serta akan menjadi multiplier effect bagi aktivitas sosial ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penghasil devisa dan pada akhirnya akan menjadi faktor pendorong (push factor) bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa,” imbuhnya.

Di masa yang penuh tantangan bagi industri saat ini, Kemenperin terus berupaya menerbitkan berbagai kebijakan yang mendukung eksistensi sektor manufaktur nasional, termasuk industri baja. 

Kebijakan tersebut di antaranya regulasi impor baja berdasarkan supply-demand, fasilitas harga gas bumi bagi sektor industri sebesar USD6 per MMBtu, penerbitan Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri (IOMKI), serta pengaturan tata niaga besi baja.

“Kebijakan-kebijakan tersebut dirumuskan dengan maksud memberikan jaminan dan kesempatan bagi industri nasional, khususnya industri baja, agar dapat bersaing di pasar nasional maupun mancanegara,” tandas Menperin. []

Berita terkait
Kemenperin: Hannover Messe 2021 Digital Edition Bawa Peluang Besar
Kemenperin menilai Partisipasi Indonesia sebagai negara mitra resmi Hannover Messe 2021 penting untuk promosikan kemampuan teknologi industri RI.
Kemenperin Fasilitasi IKM Bersertifikat SNI
Kemenperin berupaya agar pelaku IKM mampu meningkatkan penjualan dengan jangkauan pasar yang lebih luas hingga ke mancanegara.
Kemenperin dan BPOM Jalin Kerjasama Pacu Ekonomi Nasional
Kementerian Perindustrian menjalin kerjasama dengan BPOM. Industri pangan menjadi salah satu sektor dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.