Jakarta - Kerumunan besar massa di Ibu Kota Myanmar Nay Pyi Taw berduka saat menghadiri pemakaman seorang wanita muda yang meninggal saat melakukan aksi protes terhadap kudeta militer 1 Februari 2021.
Dilansir dari BBC.com Mya Thwe Thwe Khaing tewas tertembak di bagian kepalanya menjelang ia berusia 20 tahun. Dia merupakan satu dari tiga orang yang tewas karena aksi protes tersebut.
Penggunaan kekuatan yang mematikan, intimidasi dan pelecehan terhadap demonstran damai tidak dapat diterima,
Pada Minggu 21 Februari 2021 ribuan orang berkumpul di jalanan dan memberi penghormatan tiga jari kepada para demonstran. Pihak militer melakukan kudeta terhadap pemerintah pemenang pemilu di awal bulan ini. Mereka juga menahan para pemimpin sipil Myanmar, seperti Aung San Suu Kyi dan sejumlah anggota Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Pihak militer menyatakan, kemenangan NLD di pemilu tahun lalu karena kecurangan. Namun sejauh ini, mereka tidak mampu membuktikan pernyataan tersebut.
Mya Thwe Thwe Khaing adalah pekerja di toserba, yang terluka saat polisi berusaha membubarkan aksi demo di awal bulan ini. Ia sempat menjalani perawatan selama 10 hari sebelum akhirnya meninggal pada Jumat 18 Februari 2021. Ia kini menjadi simbol bagi para demonstran yang memprotes aksi kudeta militer. Peti matinya dibawa ke jalan-jalan dengan mobil jenazah warna hitam dan emas, dikawal oleh ratusan sepeda motor.
Kematian sejumlah ini mengundang reaksi Sekjen PBB Antonio Guterres. "Penggunaan kekuatan yang mematikan, intimidasi dan pelecehan terhadap demonstran damai tidak dapat diterima,” tegasnya. []
Baca juga: