Jakarta - Kantor Staf Presiden (KSP) menyampaikan antusiasme masyarakat terhadap program Kartu Prakerja yang menyedot minat luar biasa dari masyarakat. Terhitung dalam tempo tujuh bulan, sudah sebanyak 43, 3 juta orang yang mendaftar.
Jumlah ini cukup mengejutkan pihak KSP, mengingat penduduk Indonesia yang berada di rentang usia kerja saat ini jumlahnya mencapai 183 juta.
Catatannya, dari peserta Kartu Prakerja yang pada saat mendaftar berstatus belum bekerja, 30 persen di antaranya berubah status menjadi pekerja (termasuk wirausaha)
"Dari jumlah itu, terjaring 5,6 juta penerima manfaat setelah melalui proses verifikasi dan randomisasi yang dilakukan dalam 11 angkatan," kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono di Jakarta, Selasa, 17 November 2020.
Edy mengatakan, Kartu Prakerja sebagai program baru yang tersebar di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Menurut dia, membludaknya pendaftar menunjukkan besarnya kepercayaan masyarakat pada program pemerintah ini.
Ia menuturkan, peningkatan jumlah pendaftar ini makin tinggi sejalan dengan perbaikan tata kelola Kartu Prakerja. Menurutnya, program ini sempat tersendat pada awal pelaksanaan, namun pengelola melakukan perbaikan setelah mendapat masukkan dari berbagai pihak.
"Kartu Prakerja merupakan program end to end yang dijalankan secara digital dan dari sisi proses sangat efisien," ucap dia.
Edy pun merinci, ada tiga nilai lebih lainnya dari program Kartu Prakerja. Pertama yaitu Kartu Prakerja terbukti mendorong kebekerjaan.
"Catatannya, dari peserta Kartu Prakerja yang pada saat mendaftar berstatus belum bekerja, 30 persen di antaranya berubah status menjadi pekerja (termasuk wirausaha). Data ini didapatkan melalui tiga kali survei," ujar Edy.
Ia menjelaskan, Kartu Prakerja juga mendorong adanya inklusi keuangan, terutama bagi 27 persen atau 672.000 orang yang tidak punya rekening bank atau e-wallet.
Ia menuturkan, hal ini terkait dengan pembayaran insentif yang dilakukan melalui transfer bank atau e-wallet. Ketiga adalah Kartu Prakerja mampu mendorong kewirausahaan.
Ia mengatakan, jumlah ini terus meningkat menjadi 18 persen pada survei kedua dan 25 persen pada survei ketiga.
- Baca juga: Jokowi Tugaskan Pratikno Serahkan UU Cipta Kerja ke NU dan MUI
- Baca juga: PDIP Desak FPI Minta Maaf Viral Doa Jokowi - Megawati Umur Pendek
"Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pertumbuhan peserta yang berwirausaha tidak semata-mata karena dampak COVID-19," ucap Edy.[]