Kriteria 'Nganggur' dapat Gaji dari Jokowi

Dijelaskan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri, ada tiga kategori yang dapat mendapatkan kartu pra-kerja dan akan mendapatkan manfaat fasilitasnya.
Rencana Jokowi yang dihujani kritikan itu, sudah lumrah di beberapa negara. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kampanyenya berjanji akan membagikan kartu pra-kerja untuk penduduk yang berusia produktif. Melalui kartu tersebut akan diberikan intensif, berupa uang bagi pemegang yang belum memiliki pekerjaan alias pengangguran.

Dijelaskan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri, ada tiga kategori yang dapat mendapatkan kartu pra-kerja dan akan mendapatkan manfaat fasilitasnya.

Baca juga: Jokowi, Tiga Kartu Sakti Bangun SDM 2019-2024

"Ya tentu nanti ada lah. Tapi setidaknya mewakili dari tiga kelompok besar," kata Hanif di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Jumat, 19 Juli 2019.

Kelompok pertama, para pencari kerja yaitu mereka yang baru lulus sekolah SMA sederajat maupun perguruan tinggi. Kedua, mereka yang membutuhkan peningkatan keterampilan (upskilling). Ketiga, adalah masyarakat yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) perusahaan.

Ketika nggak kerja kan kehilangan upah. Nah itu dikasih insentif.

Menurut Hanif, di dalam kartu pra-kerja ada beberapa fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Ketiga kategori itu akan mendapat pelatihan skill selama tiga bulan untuk membantu membantu mereka di dunia kerja. 

Baca juga: Tingkatkan Keterampilan dengan Kartu Sakti Prakerja

Sedangkan untuk peningkatan keterampilan dilakukan selama dua bulan, dan bagi pekerja yang menjalani akan mendapat insentif pengganti, karena selama pelatihan tidak diberi upah oleh perusahaan. 

Fasilitas selanjutnya adalah re-skilling bagi para korban PHK. Durasi pelatihannya selama dua bulan lalu diberikan sertifikat dan mendapatkan insentif selama masa pelatihan.

"Ini dinamakan insentif pengganti upah. Walaupun namanya insentif pengganti upah, nanti itu apakah 100% upah, 75% upah, atau 50% upah itu simulasi fiskal. Itu kita tunggu dari Kemenkeu," lanjut Hanif. []

Baca juga: Kartu Sakti Tepat Sasaran, Optimis Indonesia Maju

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.