Krisis Global Picu Malanutrisi Parah di Kamp Pengungsi

UNHCR pekan ini laporkan krisis dunia menaikkan tingkat kekurangan gizi parah (malanutrisi) di puluhan lokasi pengungsi yang disurvei
Ilustrasi. Seorang anak balita yang menderita malanutrisi meminum air dari botol di sebuah kamp untuk pengungsi internal di Kota Afdera, wilayah Afar, Ethiopia, Afrik. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss - Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR - United Nations High Commissioner for Refugees) pekan ini melaporkan, krisis dunia menaikkan tingkat kekurangan gizi parah (malanutrisi) di puluhan lokasi pengungsi yang disurvei, sebagian besar di Afrika.

Laporan itu tertuang dalam Tinjauan Tahunan 2021 UNHCR Mengenai Kesehatan Masyarakat Dunia, yang dirilis hari Jumat, 29 Juli 2022.

Pejabat UNHCR mengatakan di Jenewa, Swiss, bahwa mereka prihatin dengan temuan yang menunjukkan penurunan besar dalam kondisi gizi para pengungsi. Pemantauan status gizi pengungsi kembali dilanjutkan tahun lalu, setelah sempat terhenti pada 2020 karena pembatasan Covid-19.

Para pejabat mengatakan, sepertiga dari 93 tempat penampungan pengungsi yang disurvei di 12 negara Afrika dan di Bangladesh menunjukkan tingkat malnutrisi yang parah di dunia, ukuran status gizi penduduk, dan 14% lokasi mencatat tingkat malnutrisi yang mengancam jiwa.

Juru Bicara UNHCR, Shabia Mantoo, mengatakan kepada VOA, tingkat kekurangan gizi itu sangat mencemaskan, karena tercatat sebelum perang di Ukraina yang menyebabkan harga pangan dan barang-barang melonjak.

“Ini menjadi keprihatinan utama karena asupan gizi sangat penting untuk membangun masyarakat yang sehat dan tangguh. Penyebab utama penyakit bagi pengungsi masih sama yaitu infeksi saluran pernapasan atas, malaria dan infeksi saluran pernapasan bawah. Juga ada yang mengidap penyakit tidak menular, sekitar 5% dari catatan konsultasi serta layanan kesehatan jiwa,” ungkap Shabia Mantoo.

pengungsi rohingya antre makanan di bangladeshPengungsi Rohingya antre bantuan di kamp pengungsi Cox\'s Bazar, Bangladesh. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Cathal McNaughton)

Kecemasan itu muncul pada waktu yang sangat sulit akibat pandemi Covid-19 dan rekor jumlah orang yang terpaksa mengungsi akibat konflik, kekerasan, dan bencana alam.

Terlepas dari masalah ini UNHCR mengatakan, ada kabar yang menyenangkan, yaitu dimasukkannya pengungsi ke dalam kebijakan kesehatan nasional. Hasil survei dari 46 negara menunjukkan, 76% menyertakan pengungsi dalam rencana kesehatan nasional mereka dan hampir semua pengungsi dapat menggunakan sarana kesehatan dasar.

Hasil lain yang menjanjikan, pada akhir tahun lalu laporan itu mengatakan, 162 negara memasukkan pengungsi dan pencari suaka ke dalam rencana-rencana vaksinasi Covid-19 nasional. (ps/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pengungsi Ukraina Rayakan Paskah dan Mendoakan Perdamaian
Warga Ukraina yang kehilangan tempat tinggal karena perang, berkumpul di gereja-gereja di seluruh Eropa timur peringati hari Paskah Ortodoks
0
Krisis Global Picu Malanutrisi Parah di Kamp Pengungsi
UNHCR pekan ini laporkan krisis dunia menaikkan tingkat kekurangan gizi parah (malanutrisi) di puluhan lokasi pengungsi yang disurvei