Korea Utara Mengaku Gagal Hadapi Kesulitan Ekonomi

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menggunakan forum itu untuk mengakui kegagalan ekonomi belakangan ini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara di Kongres Partai Pekerja di Pyongyang. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Pyongyang - Korea Utara telah memulai pertemuan politik besar yang digelar beberapa hari di Ibu Kota Pyongyang. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menggunakan forum itu untuk mengakui kegagalan ekonomi belakangan ini.

Berpidato di hadapan ribuan delegasi yang memadati auditorium di Pyongyang, Kim mengakui negaranya belum mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam rencana ekonomi lima tahunan yang baru saja berakhir.

“Sasaran-sasaran yang kita tetapkan sangat tidak tercapai pada hampir semua bidang,” kata Kim dalam pidato pembukaan pada Kongres ke-delapan Partai Pekerja yang berkuasa, sebut media pemerintah.

Lima tahun terakhir ini, ujar Kim, “merupakan masa yang tidak pernah terjadi sebelumnya” dan “merupakan yang terburuk” bagi Korea Utara. Sebagai tanggapannya, kata Kim, negara harus “memperkokoh kekuatan kita sendiri dan kemampuan kita untuk mandiri.”

Berbagai foto yang diposting kantor berita resmi KCNA memperlihatkan ribuan partisipan duduk berdekatan di ruangan besar, tanpa menerapkan langkah-langkah social distancing. Tidak seorang pun yang tampak mengenakan masker.

Ini adalah kedua kalinya Kim menggelar kongres partai sejak ia mulai menjabat pada Desember 2011. Pertemuan tahun ini, yang diperkirakan akan menetapkan sasaran-sasaran kebijakan Korea Utara untuk lima tahun mendatang, berlangsung di tengah masa paling sulit dalam pemerintahan Kim.

bendera korutBendera nasional Korea Utara dikibarkan di Pyongyang pada perayaan Tahun Baru, 1 Januari 2021. (Foto: voaindonesia.com - KCNA/via REUTERS)

Ekonomi Korea Utara sendiri telah mengalami kemandekan akibat sanksi-sanksi internasional terkait program nuklirnya. Tetapi serangkaian banjir yang menghancurkan belakangan ini serta langkah-langkah ketat terkait virus corona telah memperburuk situasi secara dramatis sedikitnya 8,5% pada tahun 2020, menurut perkiraan yang dilakukan Fitch Solutions.

Salah satu alasan besarnya adalah, Korea Utara menutup perbatasannya dengan China, mitra dagang dan pendukung ekonomi terbesarnya, pada Januari tahun lalu, tidak lama setelah kabar mengenai virus corona muncul. Ini menyebabkan penurunan 80% perdagangan antara kedua negara, sebut Korea International Trade Association (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Tidak Ada Provokasi Korea Utara Jelang Pelantikan Joe Biden
Korea Utara tidak terlihat sedang mempersiapkan provokasi besar pada awal pemerintahan presiden AS terpilih Joe Biden
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.