Korea Selatan Akan Cabut Larangan Terhadap TV dan Surat Kabar Korea Utara

Hal itu sebagai bagian dari upayanya mempromosikan saling pengertian antara kedua negara, seperti dikatakan oleh pejabat Korsel
Sebuah toko elektronik di Seoul, Korea Selatan, menampilkan program berita yang menunjukkan surat kabar Korea Utara dengan foto pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang tersenyum, 14 Oktober 2014. (Foto: voaindonesia.com/AP/Ahn Young-joon, File)

TAGAR.id, Seoul, Korsel – Korea Selatan (Korsel) berencana untuk mencabut larangan yang telah berlaku puluhan tahun terhadap akses publik ke televisi (TV), surat kabar dan media lain Korea Utara.

Hal itu sebagai bagian dari upayanya mempromosikan saling pengertian antara kedua negara, seperti dikatakan oleh pejabat Korsel. Langkah ini direncanakan meskipun masih ada permusuhan terkait uji coba rudal Korea Utara (Korut) baru-baru ini.

Terbagi di perbatasan yang paling dijaga ketat di dunia sejak 1948, kedua Korea melarang warga negara mereka untuk mengunjungi wilayah negara lainnya, saling menelepon, berkirim email dan surat. Mereka juga menutup akses ke situs web dan stasiun TV pihak lainnya.

Dalam laporan kebijakan kepada presiden Yoon Suk Yeol pada hari Jumat, 22 Juli 2022, Kementerian Unifikasi mengatakan secara bertahap akan membuka pintu bagi badan penyiaran, media dan publikasi Korut dalam upaya meningkatkan saling pengertian, memulihkan identitas nasional Korea dan mempersiapkan unifikasi pada masa mendatang.

siaran tv korutWarga menonton layar TV yang menunjukkan berita Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui, dalam sebuah program berita di televisi di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, 15 Maret 2019. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Para pejabat kementerian mengatakan Korsel akan mulai mengizinkan akses ke badan penyiaran Korut dalam upaya mendorong Korea Utara untuk mengambil langkah serupa. Kementerian menolak memberikan rincian lebih lanjut, dengan mengatakan rencana itu masih dibahas dengan pihak berwenang terkait di Korsel.

Jeon Young-sun, profesor riset di Konkuk University, Seoul, mengatakan, Korut kemungkinan besar tidak melakukan langkah setimpal karena arus konten media dan budaya Korsel akan menjadi “ancaman sangat besar” terhadap kepemimpinan otoriternya.

Dipimpin oleh tiga generasi dalam keluarga Kim sejak berdiri pada tahun 1948, Korea Utara membatasi dengan ketat akses warganya ke informasi dari luar, meskipun banyak pembelot yang mengatakan mereka menonton berbagai acara TV Korsel yang diselundupkan sewaktu masih tinggal di Korut.

Pada tahun 2014, pasukan Korut melepaskan tembakan ketika para aktivis Korsel meluncurkan balon-balon yang membawa stik USB yang memuat informasi mengenai dunia luar dan selebaran yang mengkritik keluarga Kim. Balon-balon tersebut diluncurkan ke wilayah Korut.

Hubungan antara kedua Korea masih tegang terkait uji coba rudal Korut tahun ini. Yoon, seorang konservatif, telah mengatakan ia akan mengambil sikap lebih keras terhadap provokasi Korut, meskipun ia mengatakan ia memiliki “rencana berani” untuk meningkatkan ekonomi Korut jika negara itu meninggalkan senjata nuklirnya. (uh/ab)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
AS dan Korsel Latihan Udara Tanggapi Peluncuran Rudal Korut
AS Korsel adakan demonstrasi kekuatan udara yang melibatkan 20 jet tempur sebagai unjuk kekuatan militer terbaru kedua negara itu