Korban Terus Berjatuhan, Ibas: Jangan Sampai Failed Nation

Kasus Covid-19 di Indonesia terus melonjak. Langkah pemerintah dianggap gagal menanggulangi jumlah korban, sehingga disebut Failed Nation.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono. (Foto: Tagar/Instagram/Edhie Baskoro)

Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menyatakan Covid-19 makin ‘mengganas’. Keluarga, sahabat dan orang-orang di lingkungannya banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Ia juga mempertanyakan akan sampai kapan bangsa kita akan terus begini. Ia sampai khawatir jika sampai negara ini disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.

“Begini ya, Covid-19 makin ‘mengganas’. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,’’ ujar Ibas dalam keterangan tertulis diterima Tagar, 7 Juli 2021.


Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.


Ibas juga menyampaikan bahwa pemerintah terlihat ‘tidak berdaya’ menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Kurangnya tabung oksigen, misalnya, menurutnya menunjukkan antisipasi yang lemah dari Pemerintah.

“Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” kata Ibas.

Kasus tabung oksigen ini, menurutnya, merupakan preseden buruk. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala gejala yang muncul sebelumnya.

“Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. Lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya. Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis. Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi,” papar legislator dari daerah pilihan Jawa Timur 7 itu.

Selain itu, Ibas juga meminta pemerintah tegas mengambil keputusan soal vaksin. Jika vaksin yang sebelumnya tidak cukup manjur, ia meminta menyegerakan persediaan vaksin yang lebih baik. Kemudian percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrim menurutnya harus menjadi prioritas.

“Banyak yang sudah divaksin tetap terpapar varian baru virus ini. Jika vaksin yang sebelumnya digunakan dianggap kurang bagus, pemerintah tak perlu ragu menghadirkan vaksin yang ‘cespleng’ demi melindungi rakyat. Kemudian lakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrim. Sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya,’’ tutup peraih gelar doktor manajemen bisnis dari Institut Pertanian Bogor itu.


Baca juga

Berita terkait
Kasus Harian Covid-19 di Aceh Turun Penderita Baru 34
Kasus harian Covid-19 di Aceh kian turun, kasus konfirmasi baru bertambah 34, setelah dua hari berturut-turut sebelumnya bertambah 72
Landaikan Kurva Covid-19 Tekan Mobilitas Masyarakat Hingga 50%
Untuk menekan laju pandemi Covid-19 yang saat ini mengalami lonjakan diperlukan setidaknya penurunan mobilitas masyarakat sebesar 30%
Alice Norin Merayakan Negatif Covid-19 dengan Video TikTok
Artis peran Alice Norin akhirnya dinyatakan negatif Covid-19 setelah lebih dari sepekan menjalani isolasi mandiri. Ia merayakannya dengan TikTok.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi